Rasulullah saw bersabda: “Di bulan Ramadhan ada lima hal yang diberikan kepada ummatku dan tidak diberikan kepada ummat para nabi sebelumku: pertama, setiap memasuki malam di bulan Ramadhan Allah swt memandang mereka dan setiap orang yang dipandang oleh Allah ia tidak akan diazab oleh- Nya; kedua, ketika memasuki sore hari bahu mulut mereka lebih harum dari kasturi di sisi Allah; ketiga, para malaikat memohonkan ampunan untuk mereka setiap hari dan malam; keempat, Allah Azza wa Jalla berfirman kepada surga-Nya: berhiaslah dan persiapkan kamu untuk peristirahatan hamba-hamba-Ku dari kelelahan dan penderitaan dunia, agar mereka berada di rumah kemulian-Ku; kelima, pada akhir malam bulan Ramadhan Allah Azza wa Jalla mengampuni semua dosa-dosa mereka.” Kemudian seorang sahabat bertanya: Apakah malam itu malam Al-Qadar? Beliau menjawab: “Bukan, tidakkah kamu melihat betapa besar pahala orang-orang yang beramal baik.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 91)
Dalam suatu riwayat dikatakan: ketika datang bulan Ramadhan, Rasulullah saw membebaskan tawanan dan memberi setiap yang meminta.
Dalam suatu hadis dikatakan: Allah swt membebaskan beribu-ribu pembebasan dari neraka di akhir hari-hari Ramadhan ketika berbuka; pada malam Jum’at dan hari Jum’at setiap saat Allah membebaskan beribu-ribu manusia dari neraka di antara orang-orang yang seharusnya disiksa; dan pada malam dan hari yang terakhir bulan Ramadhan Allah membebaskan sejumlah manusia dari siksa neraka selama bulan Ramadhan.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: Barangsiapa yang tidak diampuni dosanya di bulan Ramadhan, ia tidak akan diampuni di bulan-bulan berikutnya kecuali ia melakukan kesaksian di Arafah.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Sesungguhnya puasa itu bukan hanya menahan diri dari makan dan minum. Jika kamu berpuasa, hendaknya kamu menjaga lisanmu dari dusta, memejamkan pandanganmu dari yang diharamkan oleh Allah; jangan saling berbantahan, jangan saling menghasud, jangan saling menggunjing, jangan melakukan perpecahan, jangan saling berselisih pendapat (dalam kebohongan bahkan dalam kebenaran), jangan saling memaki, jangan saling mencaci, jangan berlaku zalim, jangan saling mengatakan bodoh, jangan bosan dan lalai untuk berzikir kepada Allah dan shalat.
Bersikaplah diam, sabar, jujur, menghindari orang-orang yang buruk.Jauhi perkataan dusta, permusuhan, buruk sangka, menggunjing, adu-domba. Jadilah kamu orang yang mulia hingga saat-saat hadirnya Shahibuz zaman (sa) sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah sebagai bekal untuk men-jumpai Allah. Kamu harus bersikap damai dan tenang, tunduk dan patuh. Jadilah seorang hamba yang merendahkan diri di hadapan Allah dengan rasa takut dan harap. Wahai orang yang berpuasa, hendaknya kamu mensucikan hatimu dari segala aib, sucikan jiwamu dari segala noda, dan bersihkan tubuhmu dari segala kotoran. Berlepaslah diri kepada Allah dari musuh-musuh-Nya, tuluskan hatimu dalam mencintai-Nya, berpuasalah dari segala larangan-Nya dalam kesunyian dan terang-terangan, takutlah kepada Allah dengan yang sebenarnya dalam kesunyian dan terang-terangan, serahkan dirimu kepada Allah pada hari-hari puasamu, kosongkan hatimu untuk-Nya, dan bagilah dirimu untuk-Nya dalam menjalankan perintah-Nya dan berdoalah pada-Nya. Jika kamu telah menjalankan semua itu, maka kamu adalah orang yang berpuasa karena-Nya dengan puasa yang sebenarnya, dan kamu benar-benar menjalankan apa yang diperintahkan padamu.Tetapi jika sedikit saja kamu menguranginya, maka kamu telah mengurangi puasamu sesuai dengan kadar penguranganmu.”
Imam Ja’far (sa) berkata, ayahku berkata: “Rasulullah saw pernah mendengar seorang perempuan yang memaki pembantunya, lalu Rasulullah saw memanggilnya dengan membawa makanan dan berkata: “Makanlah kamu.” Perempuan itu berkata: Aku puasa ya Rasulallah. Rasulullah saw bersabda: “Bagaimana kamu berpuasa, sementara kamu memaki pembantumu, sesungguhnya puasa itu tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi Allah menjadikan puasa itu juga menahan diri dari selain itu, yaitu dari perbuatan dan ucapan yang keji, alangkah lebih sedikitnya nilai puasamu dan lebih banyak kadar laparmu.”
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak ada dalam puasanya kecuali dahaga; dan betapa banyak orang melakukan shalat malam, tetapi tidak ada dalam shalat malamnya kecuali kelelahan. Alangkah baiknya tidur dan berbukanya budak-budak yang baik.
Rasulullah saw bersabda kepada Jabir bin Abdillah: “Wahai Jabir, bulan ini adalah bulan Ramadhan, barangsiapa yang berpuasa pada siang harinya dan berwirid di malam harinya, menjaga perut dan kemaluannya, serta menjaga lisannya, niscaya ia keluar dari dosa-dosanya seperti ia keluar dari bulan ini.”(kitab Mafatihul jinan, bab 2 pasal 3)
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Sesungguhnya bulanmu ini tidak seperti bulan-bulan yang lain. Jika bulan ini datang kepadamu ia datang dengan membawa keberkahan dan rahmat, jika meninggalkanmu ia meninggalkan dengan membawa dosa-dosamu. Di bulan ini kebaikan dilipatgandakan, dan amal yang baik diterima. Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah dua rakaat di dalamnya, Allah mengampuni dosa-dosanya.”
Kemudian beliau berkata: “Orang yang benar-benar celaka adalah orang yang keluar dari bulan ini, tetapi dosa-dosanya tidak diampuni. Ketika itulah ia menjadi orang yang rugi saat orang-orang yang baik memperoleh keuntungan dari Tuhan Yang Maha Mulia.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 74)
Keutamaan Hari-hari dan Malam-malam Ramadhan
Amalan dan Doa-doa Ramadhan
Audio Doa-Doa Ramadhan
Wassalam
Syamsuri Rifai