Pages

Sunday, December 28, 2008

Bulan Muharram bulan Kebangkitan Islam atau bulan Berduka?

Sebagian kaum muslimin merayakan bulan Muharram sebagai bulan bahagia dan kebangkitan Islam. Sebagian mereka berpesta merayakan datangnya tahun baru Hijriyah, dengan mengajak anak-anak yatim ikut merayakan kebahgiaan dengan menyantuni dan membahagiakan mereka, sebagai tanda syukur dan kebahagiaan.

Dengan pesta dan rasa bahagia itu mereka melupakan pristiwa tragis yang menimpa cucu tercinta Rasulullah saw dan keluarganya. Peristiwa tragis yang tak pernah terjadi dalam sepanjang kehidupan manusia kecuali pada keluarga suci Rasulullah saw. Yakni pembaitaian masal terhadap keluarga suci Rasulullah saw di Karbala, Irak.

Pembantaian itu dilakukan oleh pasukan Yazid bin Muawiyah pada tanggal 10 Muharram 61 H. Saking tragisnya peristiwa itu Al-Husein (as) cucu tercinta Rasulullah saw bukan sekedar dipanah dan ditombak, tetapi lehernya dipegal oleh Syimer (salah seorang pasukan Yazid bin Muawiyah) sehingga kepalanya terpisah dari badannya. Al-Husein (as) disembelih dalam dalam keadaan yang sangat haus tanpa diberi setetes pun air.

Padahal Rasulullah saw melarang kita menyembelih binatang ternak kambing, sapi dan lainnya dalam keadaan haus. Tapi Pasukan Yazid bin Muawiyah sangat tega menyembelih Al-Husein (sa) cucu tercinta Rasulullah saw dalam keadaan yang sangat haus, dan kepalanya sampai terpisah dari badannya, lalu kepala yang berlumuran darah itu dilemparkan ke dalam kemah adik kandung Zainab Al-Kubra dan keluarga. Sehingga Zainab (sa) dan keluarganya menjerit histeris. Keluarga Rasulullah saw yang tersisa saat itu adalah kaum perempuan, anak-anak kecil dan Ali Zainal Abidin putera Al-Husein (sa), yang saat itu sedang sakit demam.

Ali Zainal Abidin (sa) juga diincar untuk dibunuh, tapi Zainah selalu menghalangi dan melindungi keponakannya dari pedang dan tombak pasukan Yazid bin Muawiyah. Sehingga Zainab Al-Kubra digelari srikandi Karbala. Karena dialah berkat pertolongan Allah swt, Ali bin Husein (sa) selamat dan diselamatkan oleh Allah swt dari keterputusan keturunan suci Rasulullah saw. Zainab, Ali bin Husein dan keluarganya menyaksikan pembaitaian terhadap Al-Husein (as) penyembelihan lehernya.

Keluarga Nabi saw yang tersisa saat itu terdiri dari perempuan dan anak-anak kecil. Mereka digiring oleh pasukan Yazid, dari Karbala menuju kota Kufah. Dalam keadaan haus dan lapar mereka digiring, dirantai dan berjalan kaki, menjadi tontonan bagi penduduk kufah yang berbaris di pinggir sepanjang Kufah. Mereka berjalan sambil menundukkan kepala, malu pada sototan mata para penonton yang berbaris di sepanjang jalan Kufah.

Aduhai, betapa peristiwa tragis itu memilukan hati kaum muslimin dan mukminin. Keluarga Nabi saw yang suci dan mulia, dijadikan barang tontonan yang dihinakan.
Aduhai, apa yang akan terjadi sekiranya Rasulullah saw, Fatimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib (sa) ada saat itu dan menyaksikan keluarganya diperlakukan seperti itu.



Cobalah kita bayangkan, sekiranya peristiwa itu terjadi pada ayah kita, saudara dan keluarga dekat kita, dan kita menyaksikannya. Dapat kita melupakan peristiwa tragis itu? Tentu jawabannya tak mungkin bisa melupakannya.

Peristiwa itu tragis itu telah disepakati kejadiannya oleh para ahli sejarah, dan ini tertulis dalam buku-buku sejarah Islam, baik dari kalangan Ahlussunnah maupun Ahlul bait (sa).

Sekaitannya dengan peristiwa tragis itu ada beberapa pertanyaan yang harus kita pertanyakan pada diri kita, antara lain:

Pertama: Pantaskah kita sebagai umat Rasulullah saw, berpesta, berbahagia dan bersyukuran saat keluarga Nabi saw berduka? Bukankah berpesta, berbahagia dan bersyukuran itu adalah peninggalan Yazid bin Muawiyah atas kemenangan pasukannya dan keberhasilannya membantai keluarga Rasulullah saw dan memegal kepala Al-Husein (sa) cucu tercintanya? Bukankah itu kebahagiaan dan syukuran Yazid dan para pengikutnya di atas penderitaan keluarga suci Rasulullah saw? Jejak mana yang layak kita ikuti dan kita teladani, Yazid bin Muawiyah dan pengikutnya atau Al-Husain (sa) dan pengikutnya?

Bukankah Rasululullah saw pernah bersabda:
“Al-Hasan dan Al-Husein puteraku, barangsiapa yang mencintai mereka ia mencintaiku, barangsiapa yang mencintaiku ia dicintai oleh Allah, dan barangsiapa yang dicintai oleh Allah ia akan masuk surga. Barangsiapa yang membenci mereka ia membenciku, barangsiapa yang membenciku ia dibenci oleh Allah, dan barangsiapa yang dibenci oleh ia akan masuk neraka.” (Mustadrak Al-Hakim 3: 166)
Lebih detail hadis ini dan rujukannya, klik di sini

Kedua: Apa yang diperjuangkan oleh Al-Husein (sa) sehingga ia mengorbankan diri dan keluarganya? Apakah kekuasaan material, atau untuk menegakkan kebenaran dan keadilan? Salahkah Al-Husein (sa) mengorbankan diri dan keluarganya? Bukankah Al-Husein (sa) termasuk Ahlul bait Nabi saw yang disucikan oleh Allah swt dari salah dan dosa? Bukankah Allah swt menyatakan secara tegas dalam firman-Nya:

“Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.” (Al-Ahzab/33: 33)
Lebih detail tentang penjelasan ayat ini, Asbabun nuzul dan rujukannya, klik di sini

Ketiga: Mengapa sebagian kaum muslimin tidak berpihak dan tidak perduli pada duka keluarga Rasulullah saw? Mengapa mereka tidak mengikuti jejak dan tapak-tilas keluarga suci Rasulullah saw? Padahal Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul baitku.” (Shahih At-Tirmidzi 2: 219)
Lebih detail tentang hadis ini dan rujukannya, silahkan klik di sini

Rasulullah saw juga bersabda:
“Perumpamaan Ahlul baitku seperti bahtera Nuh, barangsiapa yang menaikinya ia akan selamat, dan barangsiapa yang tertinggal ia akan tenggelam dan celaka.” (Mustadrak Al-Hakim 2: 343)
Lebih detail hadis ini, macam2 redaksi dan rujukannya, klik di sini

Kesimpulan sementara
1. Jika kita menganggap bulan Muharram khususnya tanggal 10 Muharram sebagai bulan kebahagiaan dan syukuran jelas itu peninggalan Yazid bin Muawiyah dan pengikutnya.
2. Jika bulan Muharram dijadikan sebagai bulan kebangkitan Islam dalam arti kemenangan dan kejayaan, jelas anggapan itu berpihak kepada Yazid bin Muawiyah dan pengikutnya.
3. Jika bulan Muharram dianggap sebagai bulan kebangkitan dalam makna bangkit melawan kezaliman dan penindasan terhadap mustadh’afin, itu jelas mengkuti jejak Al-Husain (sa) dan pengikutnya. Dan memang Rasulullah saw tidak pernah mentolerir pada kezaliman, kebatilan dan penindasan.
4. Bulan Muharram adalah bulan berduka dan menangis bagi semua umat Rasulullah saw, tapi bukan air mata cengeng. Duka dan air mata yang membangkitkan semangat untuk melawan kezaliman, kebatilan dan penindasan.

Rasulullah saw pernah bersabda:
Pada hari kiamat nanti akan terdengar suara panggilan: Dimanakah orang-orang yang zalim dan para pendukungnya? Barangsiapa yang membantu mereka walaupun dengan setetes tinta atau sekedar mengikatkan tali kantong mereka, atau meminjamkan penanya kepada mereka, niscaya mereka akan digiring dan dikumpulkan bersama orang-orang yang zalim itu. (Bihârul Anwâr 75: 372)

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775
Group Pecinta Keluarga Bahagia
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Links Peringatan Asyura
Video dan Parade Asyura, musik2 duka Asyura + animasi, foto2 dan lukisan2 kreasi indah:
http://islampraktis.multiply.com
Film Kartun Perang di Karbala (13 seri):
http://ifadah2.multiply.com
Video Peringatan Asyura di berbagai negara: Indonesia, Malaysia, Amerika, Inggris, Jerman, Denmark, Canada, Belanda, Australia, Korea, Iran, dan lainnya:
http://hajinawawi.multiply.com

Saturday, December 27, 2008

Mengapa harus mencintai Ahlul bait Nabi saw? Bagian (1)

Ahlul bait Nabi saw, artinya keluarga istimewa Rasulullah saw. Berbicara keluarga, seperti umumnya keluarga kita, ada yang hanya sebatas biologis minus ideologis, ada yang secara biologis plus ideologis. Ini umumnya keluarga kita. Dalam dataran ini juga terjadi dalam keluarga Rasulullah saw, yang hanya sebatas biologis misalnya Abu Jahal dan Abu Lahab. Yang secara biologis dan ideologis misalnya paman Nabi saw dan keluarganya yang seiman: Abbas, ibnu Abbas, Hamzah, puteri Rasulullah saw selain Fatimah Az-Zahra’ (sa).

Ada model keluarga yang ketiga, yang hanya terdapat dalam keluarga Rasulullah saw yaitu keluarga istiwewa.Yang mengistimewakan mereka adalah Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena pilih-kasih Rasulullah saw terhadap keluarganya, tapi semata-mata karena kehendak Allah swt. Dan memang dalam menentukan sikap Rasulullah saw tidak pernah berdasarkan hawa nafsu tapi semata-mata karena kehendak Allah swt:

“Dia (Rasulullah) tidak pernah berbicara berdasarkan hawa nafsu, tetapi ia semata-mata berdasarkan wahyu diwahyukan kepadanya.” (An-Najm: 3-4)

Keluarga Rasulullah saw yang istimewa inilah yang disebut dengan istilah keluarga nubuwwah, keluarga kenabian. Mereka ini hanya lima orang: Rasulullah saw itu sendiri, Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husein. Lima orang inilah yang oleh Al-Qur’an disebut sebagai “Ahlul bait”, orang-orang yang disucikan oleh Allah swt dari salah dan dosa. Allah swt menyatakan dalam firman-Nya:

“Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.” (Al-Ahzab/33: 33)
Untuk mengetahui lebih detail penjelasan Rasulullah saw dalam hadis-hadisnya tentang siapa yang dimaksud “Ahlul bait” dalam ayat ini dan Asbabun nuzulnya, silahkan klik di sini.

Perbedaan Timbal-balik dakwah para Nabi (as)
Dalam hal timbal-balik dakwah para Nabi (as) dari umatnya ada perbedaan.
Tentang upah dakwah para nabi Allah swt menyatakan:

(ia berkata): "Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) dalam dakwahku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui.” (Hud: 29)

Katakanlah: "Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu". (Saba’: 47)

Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.” (Al-Furqan: 57)

Adapun upah dakwah Rasulullah saw Allah swt menegaskan dalam firman-Nya:

Katakan (hai Muhammad): “Aku tidak meminta upah apapun kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku.” (Surat Asy-Syura: 23)

Dalam ayat ini Allah swt menegaskan bahwa upah yang harus berikan oleh umat Rasulullah saw kepada beliau dalam dakwahnya adalah kecintaan kepada “Keluarga Istimewa” beliau yang dalam surat Al-Ahzab: 33 sebagai “Ahlul bait”.

Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini.

Jadi, mencintai Ahlul bait Nabi saw adalah perintah Allah swt. Tentu di sini ada maksud dan tujuannya yang sangat penting. Kecintaan kepada Ahlul bait Nabi saw dikaitkan secara langsung dengan misi dan dakwah Nabi saw.

Cinta, mengikuti dan menteladani punya kaitan yang tak dapat pisahkan. Orang yang mengikuti tanpa cinta yang sejati, namanya ikut-ikutan yang tak bermakna dalam kehidupan beragama. Seperti buih di atas lautan, bergantung arah angin. Cinta tanpa mengikuti dan menteladani, itu namanya cinta palsu.

Cinta kepada Ahlul bait Nabi saw juga dimaksudkan agar umatnya, pasca Rasulullah saw, merujuk kepada mereka dalam hal-hal keilmuan, supaya kita tidak bingung, ragu-ragu dan tersesat dalam beragama. Dalam keberagamaan khususnya dalam hal-hal yang penting dan prinsip tidak boleh merujuk pada sembarang rujukan.

Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga: Al-Qur’an dan ‘Itrahku, Ahlul baitku.” (Shahih At-Tirmidzi 2: 219). Lebih detail tentang bermacam2 redaksi hadis ini dan rujukannya, klik di sini.

Allah swt mengisyaratkan orang-orang yang mengambil ilmu bukan dari pintu: “Bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya.” (Al-Baqarah: 189)
Ayat ini sangat berkait dengan sabda Rasulullah saw:

“Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin memasuki kota ilmu maka datanglah pada pintunya.” (Mustadrak Al-Hakim 3: 126)

“Barangsiapa yang menghendaki ilmu maka datanglah pada pintunya. Barangsiapa yang datang tidak melalui pintunya maka ia tergolong pencuri dan menjadi bagian dari pasukan iblis.” (Ash-Shawa’iqul Muhriqah, Ibnu Hajar: 183)

Tentang siapa pintu ilmu Rasulullah saw? Dalam bermacam-macam redaksi dan rujukannya, klik di dini.

Wassalam
Syamsuri Rifai

Pesantren Alam Maya
Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis, Doa2 harian dan bulanan:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, Asbabun Nuzul, hadis2 pilihan, keutamaan surat2 Al-Qur’an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Amalan Praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh, serta artikel2 tentangnya:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Jaringan Pendukung:
http://syamsuri149.multiply.com
http://profiles.friendster.com/syamrifai
Mari kita perluas jaringan dan persahabatan:
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775

Mari bergabung di Group Pecinta Keluarga Bahagia:
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Tuesday, December 23, 2008

Masih ada yang perlu eBook (Format MS Word): Doa Jawsyan Kabir dan Doa Kumail?

Berhubungan masih banyak yang kirim email dan berminat dua doa ini dalam format MS Word, dan sebagian mereka tidak berhasil membukanya dalam format PDF, maka bagi yang masih berminat dua doa ini dalam format MS Word, silahkan klik disini:

http://syamsuri149.wordpress.com/ebooks

Mohon dengan hormat kepada para pemesan mengkonfirmasi kami, baik yg sdh terima atau yg belum menerima kiriman eBook agar kami terlepas dari beban janji kami. Dan bagi yg belum menerimanya kami akan mengirimnya kembali.

Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya ternyata masih banyak pemesan yg belum menerima kiriman eBook walaupun pihak kami telah mengirimnya pada semua pemesan. Mungkin itu pihak penyedia email yaitu Yahoo atau Google yg tidak menyampaikannya kepada semua email para pemesan.

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775
Group Pecinta Keluarga Bahagia
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Sunday, December 21, 2008

Khutbah dan Doa Nabi saw saat Menikahkan Puterinya Fatimah Az-Zahra’ (sa)

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
الحمد لله المحمود بنعمته، المعبود بقدرته، المطاع بسلطانه، المرهوب من عذابه وسطواته النافذ أمره في سمائه وأرضه، الذي خلق الخلق بقدرته، وميزهم بأحكامه وأعزهم بدينه، وأكرمهم بنبيه محمد (صلى الله عليه وآله وسلم)، إن الله تبارك اسمه، وتعالت عظمته، جعل المصاهرة سبباً

لاحقاً، وأمراً مفترضاً أوشج به الأرحام، وألزم الأنام، فقال عز من قائل: (وهو الذي خلق من الماء بشراً فجعله نسباً وصهراً وكان ربك قديراً) فأمر الله تعالى يجري إلى قضائه، وقضاؤه يجري إلى قدره، ولكل قضاء قدر، ولكل قدر أجل ولكل أجل كتاب: (يمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب).
ثم إن الله عزوجل أمرني أن أزوج فاطمة بنت خديجة من عليّ بن أبي طالب فاشهدوا أني قد زوجته على أربعمائة مثقال فضة إن رضي بذلك علي بن أبي طالب

“Segala puji bagi Allah yang dipuji dengan segala nikmat-Nya, yang disembah dengan ketentuan-Nya, yang ditaati dengan kekuasaan-Nya, yang ditakuti azab dan kekuasaan-Nya, yang perkara-Nya meliputi langit dan bumi-Nya, yang menciptakan makhluk dengan takdir-Nya, yang mengistimewakan makhluk-Nya dengan hukum-Nya, yang memuliakan mereka dengan agama-Nya, yang menjadikan mereka mulia dengan Nabi-Nya Muhammad saw. Sesungguhnya Allah nama-Nya Maha Mulia, Maha Tinggi dan Maha Agung. Ia telah menjadikan mushaharah (hubungan keluarga karena pernikahan) sebagai sebab penerus generasi manusia, perkara yang menjadi sebab penyambung keluarga dan penerus generasi manusia. Allah yang Maha mulia firman-Nya menyatakan: “Dialah yang menciptakan manusia dari air kemudian menjadikan manusia mempunyai keturunan dan mushaharah, dan Tuhanmu Maha Kuasa.” (Al-Furqan: 54). Perkara Allah swt berlaku dalam ketetapan-Nya, ketetapan-Nya berlaku dalam takdir-Nya, setiap ketetapan mempunyai takdir, setiap takdir mempunyai ajal, dan setiap ajal mempunyai kitab, “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan (apa yang dikehendaki), di sisi-Nya ada Ummul Kitab.” (Ar-Ra’d: 39).

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikan sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah ( dalam nilai perak), dan Ali bin ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw mendoakan keduanya:

جَمَعَ اللهُ شَمْلَكُمَا، وَأَسْعَدَ جَدَّكُمَا، وَبَارِكْ عَلَيْكُمَا، وَأَخْرَجَ مِنْكُمَا كَثِيراً طَيِّبًا
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4).
Riwayat hadis ini bersumber dari Anas bin Malik, salah seorang sahabat Nabi saw.

Doa-Doa Pernikahan
Tiga doa berikut ini dikutip dari kitab Makarimul Akhlaq: 209. Bersumber dari salah seorang cucu Rasulullah saw yaitu Imam Ja'far Ash-Shadiq putera Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein (sa) cucu Rasululah saw. Doanya sebagai berikut:

اًللَّهُمَّ بِأَمَانَتِكَ أَخَذْتُهَا وَبِكَلِمَاتِكَ اِسْتَحْلَلْتُ فَرْجَهَا، فَإِنْ قَضَيْتَ لِي مِنْهَا وَلَدًا فَاجْعَلْهُ مُبَارَكًا سَوِيًّا وَلاَتَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ شَرِيْكًا وَلاَنَصِيْبًا
Allâhumma biamânatika akhattuhâ, wa bikalimâtika istahlaltu farjahâ, fain qadhayta lî minhâ waladan faj`alhu mubârakan syawiyyâ, walâ taj`al lisysyaythâni fîhi syarîkan walâ nashîbâ.

Ya Allah, dengan amanat-Mu kujadikan ia isteriku dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan bagiku kehormatannya. Jika Kau tetapkan bagiku memiliki keturunan darinya, jadikan keturunanku keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي اَلْفَهَا وَوُدَّهَا وَرِضَاهَا بِي، وَاَرْضِنِي بِهَا، وَاجْمَعْ بَيْنَنَا بِأَحْسَنِ اِجْتِمَاعٍ وَاَيْسَرِ ائْتِلاَفٍ فَإِنَّكَ تُحِبُّ الْحَلاَلَ وَتُكْرِهُ الْحَرَامَ
Allâhummarzuqnî alfahâ wa wuddahâ wa ridhâhâ bî, wa ardhinî bihâ, wajma` baynanâ biahsanijjtimâ`in wa aysari'tilâfin, fainnaka tuhibbul halâla wa tukrihul harâm.

Ya Allah, karuniakan padaku kelembutan isteriku, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai aku bersamanya. Himpunkan kami dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا وَاجْعَلْهُ تَقِيًّا ذَكِيًّا لَيْسَ فِي خَلْقِهِ زِيَادَةٌ وَلاَنُقْصَانُ وَاجْعَلْ عَاقِبَتَهُ اِلَى خَيْر
Allâhummarzuqnî waladan, waj`alhu taqiyyan dzakiyyan laysa fî khalqihi ziyâdatun walâ nuqshân, waj`al `âqibatahu ilâ khayrin.

Ya Allah, karuniakan padaku keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan.

Catatan:
Untuk mendoakan orang lain, tinggal mengganti dhamir (kata ganti nama). Bagi yang belum bisa bhs arab, cukuplah merubah kata ganti nama dalam terjemahannya.
misalnya:

Dalam terjemahan doa yang pertama menjadi:
Ya Allah, dengan amanat-Mu (Fulan) telah menjadikan ia isterinya dan dengan kalimat-kalimat-Mu dihalalkan baginya kehormatannya. Jika Engkau tetapkan baginya memiliki keturunan darinya, jadikan keturunan darinya keberkahan dan kemuliaan, dan jangan jadikan setan ikut serta dan mengambil bagian di dalamnya.

Dalam terjemahan doa yang Kedua menjadi:
Ya Allah, karuniakan pada (Fulan) kelembutan isterinya, kasih sayang dan ketulusannya, ridhai ia bersamanya. Himpunkan mereka berdua dalam rumah tangga yang paling baik, penuh kasih sayang dan kebahagiaan, sesungguhnya Engkau mencintai yang halal dan membenci yang haram.

Dalam terjemahan doa yang Ketiga menjadi:
Ya Allah, karuniakan pada (Fulan) keturunan, dan jadikan ia anak yang bertakwa dan cerdas, tidak ada kelebihan dan kekurangan dalam fisiknya, dan jadikan kesudahannya pada kebaikan.

Wassalam
Syamsuri Rifai

Pesantren Alam Maya
Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis, Doa2 harian dan bulanan:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, Asbabun Nuzul, hadis2 pilihan, keutamaan surat2 Al-Qur’an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Amalan Praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh, serta artikel2 tentangnya:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Jaringan Pendukung:
http://syamsuri149.multiply.com
http://profiles.friendster.com/syamrifai
Mari kita perluas jaringan dan persahabatan:
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775

Mari bergabung di Group Pecinta Keluarga Bahagia:
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Saturday, December 20, 2008

Video pilu dan Musik duka bagi para Pecinta Ahlul bait Nabi saw

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram 1430 H. Bulan berduka bagi Ahlul bait Nabi saw, pecinta dan para pengikutnya. Khususnya dari tanggal 1 sampai 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram sebenarnya merupakan puncak duka bagi seluruh umat Rasulullah saw, untuk mengenang peristiwa tragis yang menimpa cucu tercinta Rasulullah saw yaitu Al-Husein (sa) pada 10 Muharram 61 H di Karbala, Irak. Tidak ada seorang pun ahli sejarah muslim yang mengingkari peristiwa tragis tersebut.

Insya Allah pada kesempatan yang lain saya akan menulis dan mempostingnya, tentu akan menggunakan rujukan dari dua sumber: Ahlussunnah dan Ahlul bait (sa).

Bagi yang ingin menyaksikan video2 duka, dan musik2 pilu sekitar Fatimah Az-Zahra’ dan Al-Husein (sa), silahkan klik disini:
http://islampraktis.multiply.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com

Friday, December 19, 2008

eBook (Format MS Word): Doa sesudah Ziarah Asyura’

Doa ini berisi tentang permohonan hajat dunia dan akhirat, perlindungan dari kejahatan manusia, rekayasa dan niat jahatnya. Tentunya doa ini memiliki makna dan nilai khusus karena dibaca dan dipanjatkan kepada Allah swt dalam suasana dan kondisi hati yang sedang sedih dan berduka. Doa ini dikutip dan diterjemahan dari kitab Mafâtihul Jinân, kumpulan doa2 dan amalan2 praktis, penulisnya adalah Syeikh Abbas Al-Qumi seorang ulama besar ahli hadis dan ilmu hadis, sehingga orang-orang awam seperti kita tidak layak meragukan keshahihan hadisnya. Doanya sebagai berikut:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Wahai Yang Memperkenankan doa orang-orang yang kesulitan
Wahai Yang Menghilangkan penderitaan orang-orang yang menderita
Wahai Pelindung orang-orang yang mencari perlindungan
Wahai Penolong orang-orang yang menjerit mencari pertolongan
Wahai Yang Lebih dekat kepadaku dari urat nadiku
Wahai Yang Mendinding antara seseorang dan hatinya
Wahai Dia yang berada dalam pandangan yang mulia dan ufuk yang terang

Wahai Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Berkuasa di arasy-Nya
Wahai Yang Maha Mengetahui setiap mata yang berkhianat dan setiap yang
tersembunyi di dalam hati
Wahai Yang tak tersembunyi ata-Nya setiap yang tersembunyi
Wahai Yang tak terserupakan atas-Nya setiap suara
Wahai Yang tak dipersalahkan oleh setiap kebutuhan

Wahai Yang tak pernah bosan terhadap suara orang-orang yang meminta
Wahai Yang Mengetahui semua kebutuhan
Wahai Yang meliputi semua yang meliputi
Wahai Yang Menghidupkan jiwa sesudah kematian

Wahai Yang Maha sibuk dalam segala keadaan
Wahai Yang Memenuhi setiap kebutuhan
Wahai Yang Menghilangkan setiap duka
Wahai Yang Memberi setiap permohonan
Wahai Yang Memiliki setiap keinginan
Wahai Yang Memenuhi setiap kebutuhan
Wahai Yang tidak membutuhkan segala sesuatu bahkan dibutuhkan oleh semua yang ada di langit dan di bumi.

Aku memohon kepada-Mu dengan hak Muhammad penutup para nabi, dengan hak Ali Amirul mukminin, dengan hak Fatimah puteri Nabi-Mu, dengan hak Al-Hasan dan Al-Husein. Dengan mereka dalam kondisi ini, aku menghadap kepada-Mu, dengan mereka aku bertawasul, dan dengan mereka aku memohon syafaat kepada-Mu.

Dengan hak mereka aku memohon kepada-Mu, bersumpah dan bertekad kepada-Mu.
Dengan kedudukan mereka yang mulia di sisi-Mu, dengan ketentuan yang mereka miliki di sisi-Mu, dengan keutamaan yang Kau anugerahkan pada mereka di atas semua alam semesta.

Dengan nama-Mu yang Kau jadikan menjadi milik mereka, dengan nama-Mu yang Kau istimewakan atas mereka tidak Kau karuniakan pada alam semesta. Dengan nama-Mu yang Kau jelaskan pada mereka dan Kau jelaskan keutamaan mereka di atas keutamaan alam semesta sehingga keutamaan mereka berada di atas keutamaan alam semesta.

Aku memohon kepada-Mu
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
hilangkan dariku segala duka dan derita
penuhi semua yang penting dari urusanku
tunaikan semua hutang-hutangku
selamatkan aku dari kemiskinan
lindungi aku dari kefakiran
kayakan aku sehingga aku tidak meminta-minta kepada manusia

jagalah daku dari orang yang aku takutkan dukanya
peliharalah daku dari orang yang aku khawatirkan kesulitan dan keburukannya
lindungi daku dari orang yang aku takutkan kesedihannya
lindungi daku dari orang yang aku takutkan keburukannya
jagalah daku dari orang yang aku takutkan makarnya
lindungi daku dari orang yang aku takutkan kezalimannya
lindungi daku dari orang yang aku takutkan kedurjanaannya
jagalah daku dari orang yang aku takutkan kekuasaannya
jagalah daku dari orang yang aku takutkan tipu-dayanya
jagalah daku dari orang yang aku takutkan keputusannya
Tolaklah dariku tipudaya para penipudaya dan makar para perekayasa.

Ya Allah
Siapa saja yang bermaksud buruk padaku tahanlah dia,
Siapa saja yang mempedayakanku gagalkan dia;
Lindungi daku dari tipudayanya, makarnya, kejahatannya, dan angan-angan jahatnya. Tahanlah ia dariku sesuai dengan kehendak-Mu, dan aku serahkan diriku pada kehendak-Mu.

Ya Allah, sibukkan ia dariku dengan kefakiran yang tidak Kau paksakan, dengan bala’ yang tidak Kau tutupi, dengan kebutuhan yang tidak Kau sembunyikan, dengan penyakit yang tidak Kau sembuhkan, dengan kehinaan yang tidak kau muliakan, dan dengan kemiskinan yang tidak Kau paksakan.

Ya Allah, pukullah kedua matanya dengan kehinaan, masukkan padanya kefakiran di rumahnya, penyakit dan derita pada tubuhnya. Sehingga ia lupakan aku dengan lupa yang tak ada lagi kesempatan untuk mengingatku. Lupakan ia padaku sebagaimana Kau lupakan ia untuk mengingat-Mu. Timpakan azab pada pendengaran dan pandangannya, lisan dan tangan dan kakinya, jantung dan seluruh organ tubuhnya. Timpakan padanya segala macam penyakit, dan jangan Engkau sembuhkan ia. Sehingga ia benar-benar melupakan aku dan tidak mengingatku.
(Mafatihul Jinan, bab 3, Pasal 7, halaman 459)

Catatan:
Doa ini cukup panjang, selengkapnya sedang diedit ulang, akan dilengkapi dengan tek arab dan bacaan tek latin berikut terjemahan secara lengkap.

Bagi yang berminat, klik disini dan tulis pesan dari sekarang di ruang komentarnya:

Insya Allah sebelum memasuki 01 Muharram 1430 H sudah selesai, dan akan dikirim via email kepada para pemesan. Akan dilengkapi juga dengan Doa Ziarah Asyura’ kepada Imam Husein (sa) yang dilengkapi tek arab, bacaan tek latin dan terjemahan.

Wassalam
Syamsuri Rifai

Pesantren Alam Maya
Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis, Doa2 harian dan bulanan:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, Asbabun Nuzul, hadis2 pilihan, keutamaan surat2 Al-Qur’an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Amalan Praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh, serta artikel2 tentangnya:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Jaringan Pendukung:
http://syamsuri149.multiply.com
http://profiles.friendster.com/syamrifai
Mari kita perluas jaringan dan persahabatan:
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775

Mari bergabung di Group Pecinta Keluarga Bahagia:
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Tuesday, December 16, 2008

eBook: Surat-Surat Al-Qur’an dan Keutamaannya (Bagian1)

eBook: Surat-Surat Al-Qur’an dan Keutamaannya (Bagian1)

Sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis Rasulullah saw Ahlul baitnya (sa) bahwa Al-Qur’an memiliki makna lahir dan makna batin. Sebagian kitab-kitab tafsir mengungkap makna Al-Qur’an dari segi makna lahir, ada juga kitab-kitab tafsir yang mengungkannya dari sisi makna batin. Keutamaan surat-surat Al-Qur’an dan ayat-ayatnya termasuk ke dalam makna batin Al-Qur’an.

Makna batin Al-Qur’an sering nampak dalam pandangan dan pikiran orang awam tidak relevan dengan makna lahir Al-Qur’an yakni terjemahan dan tekstualnya.

Keutamaan surat-surat Al-Qur’an bagian pertama ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Yang berkait dengan kehidupan di dunia ada yang berhubungan dengan hajat, rizki, kesehatan, perlindungan, dan lainnya. Adapun yang berkaitan dengan kehidupan di akhirat, berkait dengan keselamatan dari siksa kubur, keringanan azab, kemudahan hisab amal di mizan (timbangan) amal, dan lainnya.

eBook keutamaan surat-surat Al-Qur’an bagian pertama ini terdiri dari:
1. Surat Al-Fatihah dan Keutamaannya
2. Surat Al-Ikhlash dan Keutamaannya
3. Surat Al-Falaq‏ dan Keutamaannya
4. Surat An-Nas dan Keutamaannya
5. Ayat Kursi dan Keutamaannya
6. Surat Yâsîn dan Keutamaannya

eBook ini Format (MS Word dan RTF), dilengkapi tek arab surat Al-Qur’an, bacaan tek latin dan terjemahan.
eBook ini bisa didownload langsung, caranya klik disini:
http://syamsuri149.wordpress.com/ebooks

Wassalam
Syamsuri Rifai

Tuesday, December 9, 2008

Mutiara Hikmah: Mengapa derita itu tak terasa?

Rasulullah saw bersabda:
“Wahai hamba Allah, kalian seperti pasien yang sedang menderita sakit, dan Tuhan kalian seperti dokternya. Kesembuhan sang pasien tergantung pada apa yang diketahui dan diatur oleh dokternya. Bukan tergantung pada apa yang diinginkan dan diusulkan oleh sang pasien. Karena serahkan urusan kalian kepada Allah, niscaya kalian tergolong pada orang-orang yang beruntung.” (Majmu’ah warâm 2: 117)

Dari sabda Rasulullah saw tersebut kita bisa mengambil beberapa pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita. Tentunya dalam hal ini, supaya lebih efektif, kita perlu membuat beberapa pertanyaan lalu mencari jawabannya yang relevan dengan sabda Rasulullah saw tesebut, dan diharapkan juga Anda menambahkan pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan dari perenungan:
1. Adakah seorang dokter yang mampu memberi jawaban yang pasti terhadap penyakit yang diderita oleh pasiennya? Mengapa kita percaya terhadap hasil diagnose dokter? Padahal ia tidak memberikan jawaban yang pasti. Karena kita menyakini bahwa dokter itu memiliki otoritas keilmuan dalam bidangnya walaupun itu tidak pasti.

2. Mengapa kita merasakan sakit yang diderita oleh organ tubuh kita? Dan mengapa penyakit batin tidak terasa atau tidak begitu terasa? Bukankah fitrah kita sudah sangat menderita akibat bermacam-macam penyakit yang menyiksanya? Bukankah kegelisahan jiwa, goncangan hidup, dan penderitaan batin itu akibat dari penyakit-penyakit yang diderita olehnya? Mengapa kita enggan mendatangi super dokter saat gejala penyakit itu mulai terasa?Mengapa kita membiarkan penyakit itu menjalar ke seluruh organ batin? Sementara jika penyakit fisik dirasakan kita langsung mendatangi dokter.

3. Bagaimana cara menyerahkan urusan kepada Allah swt? Dalam kehidupan ini banyak sekali urusan yang tak terselesaikan oleh kemampuan gerak fisik, pikiran, dan kesempatan waktu. Banyak hal-hal yang berada di luar kemampuan manusia. Misalnya apa yang akan terjadi pada diri kita esok hari dan masa yang akan datang? Apa yang akan dialami dan dilakukan oleh keluarga kita sesudah kita pulang ke alam yang abadi? Apa-apa yang akan dialirkan kepada kita oleh keluarga kita, dan resiko apa yang akan kita derita akibat ulah keluarga kita?
4. Dalam menyerahkan urusan kepada orang lain saja bermacam-macam sebab, faktor dan tingkatan. Ada karena tidak mampu mengurusinya. Ada juga karena tak punya waktu dan kesempatan walaupun mampu melakukannya. Ada juga karena tak percaya diri walaupun sebenarnya mampu melakukannya.

5. Mengapa kita menyerahkan suatu urusan kepada seseorang? Di sini banyak jawabannya. Mungkin karena kepercayaan dan keyakinan bahwa orang tersebut memiliki kemampuan dan dapat dipercaya. Ada yang kepercayaannya penuh, ada juga yang setengah hati, ada juga karena terpaksa.

6. Demikian juga penyerahan urusan kepada Allah swt. Ulama sufi membagi penyerahan urusan kepada Allah swt ke dalam tiga tingkatan: Dengan kepercayaan penuh seperti menyerahnya seorang mayit pada orang yang memandikannya. Ada juga seperti penyerahan seorang bayi pada ibunya, dan ada juga seperti penyerahan urusan seseorang kepada pengacaranya. Model yang manakah penyerahan diri dan urusan kepada Allah swt yang paling efektif pengaruhnya dalam kehidupan kita? Dan mengapa penyerahan diri dan urusan kepada Allah swt tidak dirasakan hasilnya oleh sebagian kita?

Wassalam
Syamsuri Rifai

Pesantren Alam Maya
Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis, Doa2 harian dan bulanan:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, Asbabun Nuzul, hadis2 pilihan, keutamaan surat2 Al-Qur’an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Amalan Praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh, serta artikel2 tentangnya:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Jaringan Pendukung:
http://syamsuri149.multiply.com
http://profiles.friendster.com/syamrifai
Mari kita perluas jaringan dan persahabatan:
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775

Mari bergabung di Group Pecinta Keluarga Bahagia:
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Saturday, December 6, 2008

Info Audio dan Video bagi para Pecinta dan Pengikut Ahlul Bait (sa)

Assalamu'alakum wr.wb

Kepada Yth Bapak/Ibu, Ikhwan dan Akhwat para pecinta dan pengikut Ahlul bait (sa)
Yang ingin menyaksikan dan mendengarkan ceramah Imam Khumaini (ra) dalam video:

1. Ceramah Imam Khumaini (RA) tentang Asyura.
2. Ceramah Imam Khumaini (RA) tentang Imam Ali bin Abi Thalib (as)
3. Ceramah Imam Khumaini (RA) dalam duka atas syahidnya Ayatullah Murtadha Muthahhari (ra).
4. Video perjuangan Hisbullah (3 serial)
5. Video Pasukan Ilahiyyah (2 serial)

Selain itu, kaligrafi tentang Fatimah Az-Zahra (as), Karbala, dan foto2 yang lain. Juga Ziarah Asyura dalam tek arab, bacaan tek latin dan terjemahan.
Insya Allah akan segera di-upload video acara Asyura di aula Imam Khumaini (RA) yang dihadiri oleh beliau.

Yang berminat, klik disini:
http://islampraktis.multiply.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com

Tuesday, December 2, 2008

Pribadi dan Biografi singkat Fatimah Az-Zahra’ (sa)

Nama: Fatimah
Gelar: Az-Zahra’
Julukan: Ummu Aimmah, Sayyidatu nisâil ‘âlamîn, Ummu Abihâ.
Ayah: Muhammad Rasulullah saw
Ibu: Khadijah Al-Kubra
Tempat/Tgl Lahir: Mekkah, hari Jum’at, 20 Jumadits Tsani
Hari/Tgl Wafat: Selasa, 3 Jumadits Tsani 11 H.
Umur: 18 tahun.
Makam: Baqi’, Madinah Al-Munawwarah.
Jumlah putera dan puteri: 2 laki-laki, dan 2 perempuan.
Laki-laki: Al-Hasan dan Al-Husein
Perempuan: Zainab dan Ummu Kaltsum.

Fatimah (sa) adalah salah seorang puteri Rasulullah saw. Ia merupakan wanita yang paling mulia kedudukannya. Kemuliannya diperoleh sejak menjelang kelahirannya, ketika kelahirannya dibidani oleh 4 wanita suci.

Ketika menjelang kelahirannya ibudanda tercintanya Khadijah Al-Khubra (sa) meminta tolong kepada wanita-wanita Qurays tetangganya. Tapi mereka menolaknya sambil mengatakan kepadanya bahwa ia telah mengkhianati mereka mendukung Muhammad. Saat itu ia bingung kepada siapa harus minta tolong untuk melahirkan puteri tercintanya. Saat kebingungan Khadijah (sa) mengatakan: “Aku terkejut luar biasa ketika aku menyaksikan empat wanita yang berwajah cantik dilingkari cahaya, yang sebelumnya aku tidak aku kenal mereka. Mereka mendekatiku, Saat aku dalam keadaan yang cemas, salah seorang dari mereka menyapaku: Aku adalah Sarah ibunda Ishaq; dan yang tiga yang menyertaiku adalah Maryam ibunda Isa, Asiah puteri Muzahim, dan Ummu Kaltsum saudara perempuan Musa. Kami semuanya diperintahkan oleh Allah untuk mengajarkan ilmu kebidanan kami jika anda bersedia. Sambil mengatakan hal itu, mereka duduk di sekitarku dan memberkan pelayanan sampai puteriku Fatimah (sa) lahir.”

Fatimah (sa) berbicara saat dalam Kandungan
Sejak masih dalam kandungan ibundanya Fatimah (sa) sering menghibur dan mengajak bicara ibunya. Rasulullah saw bersabda:
“Jibril datang kepadaku dengan membawa buah apel dari surga, kemudian aku memakannya lalu aku berhubungan dengan Khadijah lalu ia mengandung Fatimah. Khadijah berkata: “Aku hamil dengan kandungan yang ringan. Ketika engkau keluar rumah janin dalam kandunganku ngajak bicara denganku. Ketika aku akan melahirkan janinku aku mengirim utusan pada perempuan-perempuan Quraisy untuk dapat membatu melahirkan janinku, tapi mereka tidak mau datang bahkan mereka berkata: Kami tidak akan datang untuk menolong isteri Muhammad. Maka ketika itulah datanglah empat perempuan yang berwajah cantik dan bercahaya, dan salah dari mereka berkata: Aku adalah ibumu Hawa’; yang satu lagi berkata: Aku adalah Asiyah binti Muzahim; yang lain berkata: Aku adalah Kaltsum saudara perempuan Musa; dan yang lain lagi berkata: Aku adalah Maryam binti Imran ibunda Isa. Kami datang untuk menolong urusanmu ini. Kemudian Khadijah berkata: Maka lahirlah Fatimah dalam kedaan sujud dan jari-jarinya terangkat seperti orang sedang berdoa.” (Dzakhâir Al-‘Uqbâ, halaman 44)

Menjelang usia 5 tahun, Fatimah (sa) ditinggal wafat oleh ibunda tercintanya. Sehingga ia harus menggantikan posisi ibunya, berkhidmat kepada ayahnya, membantu dan menolong Rasululah saw. Sehingga ia mendapat gelar Ummu Abiha (ibu dari ayahnya). Tidak jarang Fatimah (sa) menyaksikan ayahnya disakiti orang-orang kafir Quraisy. Ia menangis saat-saat menyaksikan ayahnya menghadapi ujian yang berat akibat prilaku orang-orang kafir Quraisy. Bahkan tangan Fatimah yang berusia kanak-kanak yang membersihkan kotoran di kepala ayahnya saat melempari Rasulullah saw dengan kotoran.

Fatimah (sa) buah surga dan tidak pernah haid
Aisyah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Ketika aku diperjalankan ke langit, aku dimasukkan ke surga, lalu berhenti di sebuah pohon dari pohon-pohon surga, dan aku tidak melihat yang lebih indah dari pohon yang satu itu, daunnya paling putih, buahnya paling harum. Kemudian aku mendapatkan buahnya lalu aku makan. Buah itu menjadi nuthfah di sulbiku. Setelah aku sampai di bumi aku berhubungan dengan Khadijah kemudian ia mengandung Fatimah. Setelah itu setiap aku rindu bau surga aku mencium bau Fatimah.” (tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang surat Al-Isra’: 1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3: 156)

Gelar Az-Zahra’ bagi Fatimah (sa)
Abban bin Tughlab pernah bertanya kepada Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa): Mengapa Fathimah digelari Az-Zahra'? Ia menjawab: “Karena Fathimah (sa) memacarkan cahaya pada Ali bin Abi Thalib tiga kali di siang hari. Ketika ia melakukan shalat sunnah di pagi hari, dari wajahnya memancar cahaya putih sehingga cahayanya memancar dan menembus ke kamar banyak orang di Madinah dan dinding rumah mereka diliputi cahaya putih. Mereka heran atas kejadian itu, lalu mereka datang kepada Rasulullah saw dan menanyakan apa yang mereka saksikan. Kemudian Nabi saw menyuruh mereka datang ke rumah Fathimah. Lalu mereka mendatanginya, ketika sampai di rumahnya mereka melihat Fathimah sedang shalat di mihrabnya. Mereka melihat cahaya di mihrabnya, cahaya itu memancar dari wajahnya, sehingga mereka tahu bahwa cahaya yang mereka saksikan di rumah mereka adalah cahaya yang terpancar dari wajah Fathimah (sa).

Ketika Fathimah (sa) melakukan shalat sunnah di tengah hari cahaya kuning memancar dari wajahnya, cahaya itu menembus ke kamar rumah orang banyak, sehingga pakaian dan tubuh mereka diliputi oleh cahaya berwarna kuning. Lalu mereka datang kepada Rasulullah saw dan bertanya tentang apa yang mereka saksikan. Nabi saw menyuruh mereka datang ke rumah Fathimah (sa), saat itu mereka melihat dia sedang berdiri dalam shalat sunnah di mihrabnya, cahaya kuning itu memancar dari wajahnya pada dirinya, ayahnya, suaminya dan anak-anaknya, sehingga mereka tahu bahwa cahaya yang mereka saksikan itu adalah berasal dari cahaya wajah Fathimah (sa).

Ketika Fathimah (sa) melakukan shalat sunnah di punghujung siang saat mega merah matahari telah tenggelam wajah Fathimah memancarkan cahaya merah sebagai tanda bahagia dan rasa syukur kepada Allah Azza wa Jalla. Cahaya itu menembus ke kamar orang banyak sehingga dinding rumah mereka memerah. Mereka heran atas kejadian itu. Kemudian mereka datang lagi kepada Rasulullah saw menanyakan kejadian itu. Nabi saw menyuruh mereka datang ke rumah Fathimah (sa). Ketika sampai di rumah Fathimah mereka melihat ia sedang duduk bertasbih dan memuji Allah, mereka melihat cahaya merah memancar dari wajahnya. Sehingga mereka tahu bahwa bahwa cahaya yang mereka saksikan itu berasal dari cahaya wajah Fathimah (sa). Cahaya-cahaya itu selalu memancar di wajahnya, dan cahaya itu diteruskan oleh putera dan keturunannya yang suci hingga hari kiamat.” (Bihârul Anwar 43: 11, hadis ke 2)

Fatimah (sa) digelari penghulu semua perempuan
Fatimah (sa) mendapat gelar penghulu semua perempuan (sayyidatu nisâil ‘alamîn).
Aisyah berkata: Fatimah (sa) datang kepada Nabi saw dengan berjalan seperti jalannya Nabi saw. Kemudian Nabi saw mengucapkan: “Selamat datang duhai puteriku.” Kemudian beliau mempersilahkan duduk di sebelah kanan atau kirinya kemudian beliau berbisik kepadanya lalu Fatimah menangis. Kemudian Nabi saw bersabda kepadanya: “Mengapa kamu menangis?” Kemudian Nabi saw berbisik lagi kepadanya. Lalu ia tertawa dan berkata: Aku tidak pernah merasakan bahagia yang paling dekat dengan kesedihan seperti hari ini. Lalu aku (Aisyah) bertanya kepada Fatimah tentang apa yang dikatakan oleh Nabi saw. Fatimah menjawab: Aku tidak akan menceritakan rahasia Rasulullah saw sehingga beliau wafat. Aku bertanya lagi kepadanya, lalu ia berkata: (Nabi saw berbisik kepadaku): “Jibril berbisik kepadaku (Rasulullah saw), Al-Qur’an akan menampakkan padaku setiap setahun sekali, dan ia akan menampakkan padaku tahun ini dua kali, aku tidak melihatnya kecuali datangnya ajalku, dan engkau adalah orang pertama dari Ahlul baitku yang menyusulku.” Lalu Fatimah menangis. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Tidakkah kamu ridha menjadi penghulu semua perempuan ahli surga atau penghulu semua isteri orang-orang yang beriman?” Kemudian Fatimah tertawa.
(Shahih Bukhari, kitab Awal penciptaan, bab tanda-tanda kenabian dalam Islam;
Musnad Ahmad 6: 282, hadis ke 25874)

Fatimah (sa) menyerupai Nabi saw
Aisyah Ummul mukminin berkata: Aku tidak pernah melihat seorangpun yang paling menyerupai Rasulullah saw dalam sikapnya, berdiri dan duduknya kecuali Fatimah puteri Rasulullah saw. Selanjutnya Aisyah berkata: Jika Fatimah datang kepada Nabi saw, beliau berdiri menyambut kedatangannya, dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya. Demikian juga jika Nabi saw datang kepadanya ia berdiri menyambut kedatangan beliau dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya…” (Shahih At-Tirmidzi 2: 319, bab keutamaan Fathimah; Shahih Bukhari, bab Qiyam Ar-Rajul liakhihi, hadis ke 947; Shahih Muslim, kitab Fadhil Ash-Shahabah, bab Fadhail Fathimah)

Marah Fatimah (sa) Marah Rasulullah saw
Rasulullah saw bersabda:
“Fatimah adalah bagian dari diriku, barangsiapa yang membuatnya marah ia telah membuatku marah.”
(Shahih Bukhari, kitab awal penciptaan, bab manaqib keluarga dekat Rasulullah saw; Kanzul Ummal 6: 220, hadis ke 34222)

Sakit Fatimah (sa) Sakit Rasulullah saw
Rasulullah saw bersabda:
“Fatimah adalah bagian dari diriku, menggoncangkan aku apa saja yang menggoncangkan dia, dan menyakitiku apa saja yang menyakitinya.”
(Shahih Bukhari, kitab Nikah; Shahih Muslim, kitab Fadhil Ash-Shahabah, bab Fadhail Fathimah; Musnad Ahmad bin Hanbal 4: 328, hadis ke 18447)

Sebagian Karamah Fatimah Az-Zahra’ (sa)
Jabir Al-Anshari, salah seorang sahabat Nabi saw berkisah bahwa beberapa hari Rasulullah saw tidak makan sedikit pun makanan sehingga diriku lemas, kemudian beliau mendatangi isteri-isteriku untuk mendapatkan sesuap makanan, tapi tidak mendapatkannya di rumah mereka.

Lalu beliau mendatangi Fatimah (sa) dan berkata: “Wahai puteriku, apakah kamu punya makanan untuk aku? aku lapar. Fatimah (sa) berkata: Demi Allah, demi ayahku dan ibuku, aku tidak punya makanan.

Ketika Rasulullah saw keluar dari rumah Fatimah (sa), ada seorang perempuan mengirimkan dua potong roti dan sepotong daging, lalu Fatimah (sa) mengambilnya dan meletakkannya dalam mangkok yang besar dan menutupinya. Fatimah (sa) berkata: Sungguh makanan ini aku akan utamakan untuk Rasulullah saw daripada diriku dan keluargaku. Padahal mereka juga membutuhkan sesuap makanan.

Fatimah (sa) berkata: Lalu aku mengutus Al-Hasan dan Al-Husein kepada kakeknya Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw datang padaku. Aku berkata: Ya Rasulallah, demi ayahku dan ibuku, Allah telah mengkaruniakan kepada kami sesuatu, lalu aku menyimpannyan untuk kupersembahkan kepadamu.

Fatimah (sa) berkata: Ada seseorang mengantarkan makanan padaku, lalu aku meletakkannya dalam mangkok besar dan aku menutupinya. Saat itu juga dalam mangkok itu penuh dengan roti dan daging. Ketika aku melihatnya aku ta’ajjub. Aku tahu bahwa itu adalah keberkahan dari Allah swt, lalu aku memuji Allah swt dan bershalawat kepada Nabi-Nya.

Rasulullah saw bertanya: “Dari mana makanan ini wahai puteriku?” Fatimah menjawab: Makanan ini datang dari sisi Allah, sesungguhnya Allah mengkaruniakan rizki kepada orang yang dikehendaki-Nya dari arah yang tak terduga. Kemudian Rasulullah saw mengutus seseorang kepada Ali (sa) lalu ia datang. Rasulullah saw, Ali, Fatimah, Al-Hasan, Al-Husein (sa) dan semua isteri Nabi saw makan makanan itu sehingga mereka merasa kenyang, dan makanan itu tetap penuh dalam mangkok itu.

Fatimah (sa) berkata: Lalu aku juga mengantarkan makanan itu pada semua tetanggaku, Allah menjadikan dalam makanan itu keberkahan dan kebaikan yang panjang waktunya. Padahal awalnya makanan dalam mangkok itu hanya dua potong roti dan sepotong daging, selebihnya adalah keberkahan dari Allah swt.

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda kepada Fatimah dan Ali (sa): “Segala puji bagi Allah yang tidak mengeluarkan kalian berdua dari dunia sehingga Allah menjadikan bagimu (Ali) apa yang telah terjadi pada Zakariya, dan menjadikan bagimu wahai Fatimah apa yang telah terjadi pada Maryam. Inilah yang dimaksudkan juga dalam firman Allah swt: “Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrabnya, ia dapati makanan di sisinya.” (Ali-Imran: 37).

Kisah dan riwayat ini terdapat di dalam:
1. Tafsir Al-Kasysyaf, Az-Zamakhsyari, tentang tafsir surat Ali-Imran: 37.
2. Tafsir Ad-Durrul Mantsur, tentang ayat ini.

Ini adalah hanya sebagian dari pribadi Fatimah Az-Zahra (sa) yang bisa kami ungkapkan. Masih banyak lagi tentang keutamaan dan karamahnya tak mungkin diungkapkan dalam tulisan yang sangat singkat ini, karena akan membutuhkan buku yang sangat tebal jika hendak diungkapkan secara lebih detail.

Wassalam
Syamsuri Rifai

Pesantren Alam Maya
Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis, Doa2 harian dan bulanan:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, Asbabun Nuzul, hadis2 pilihan, keutamaan surat2 Al-Qur’an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Amalan Praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh, serta artikel2 tentangnya:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

Jaringan Pendukung:
http://syamsuri149.multiply.com
http://profiles.friendster.com/syamrifai
Mari kita perluas jaringan dan persahabatan:
http://id-id.facebook.com/people/Syamsuri_Rifai/1071108775

Mari bergabung di Group Pecinta Keluarga Bahagia:
http://www.facebook.com/group.php?gid=37020211895

Followers