Pages

Tuesday, June 16, 2009

Adab2 Berdoa dan Syarat2 Diijabahnya Doa

Pengantar
Segala puji bagi Allah Yang Maha Mendengar rintihan para hamba-Nya, Maha Mengijabah doa para pemohon, Maha Kaya dan Maha Perduli terhadap jeritan suara mereka yang sengsara, Maha Dermawan bagi mereka yang membutuhkan, Maha Pengasih terhadap semua makhluk-Nya, dan Maha Penyayang terhadap mereka yang menderita. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Muhammad saw dan keluarganya yang suci (sa).

Doa adalah prisai sekaligus senjata bagi kaum mukminin, yang bentengnya adalah doa dan senjatanya tangisan. Karena meyakini bahwa Rasulullah saw bersabda: “Doa adalah inti ibadah dan tidak ada seorang pun yang akan binasa bersama doa.” Biharul Anwar, 93: 300)

Dengan sabdanya tersebut Rasulullah saw menghimpun semua nilai ketinggian dan keagungan doa serta pengaruhnya ke dalam kehidupan.

Allah swt berfirman: "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat/51: 56).

Ayat ini mengisyaratkan bahwa tujuan kita diwujudkan dan dihidupkan di dunia tiada lain kecuali untuk beribadah kepada Allah swt. Sedangkan doa merupakan inti ibadah.

Allah swt berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku pasti Kuperkenankan doamu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk ke neraka jahannam dalam keadaan hina dina." (Al-Mukmin/40: 60).

Dalam ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa doa adalah ibadah, dan menegaskan sebagai hal yang saling berlawanan: doa dan kesombongan. Yakni:

Pertama: Menggambarkan pribadi seorang hamba yang mengenal Tuhannya, mengenal dirinya sebagai hamba-Nya, dan menjalin hubungan kedekatan dengan Penciptanya.

Kedua: Menggambarkan sikap orang yang sombong, angkuh, keras kepala dank eras hati, ahli maksiat dan durhaka, yang jauh berbeda dengan pengenalan yang dirasakan oleh orang dalam sisi yang pertama.

Dengan makna tersebut menunjukkan bahwa orang yang menghina dan mengecilkan peranan doa dalam kehidupan, maka ia digolongkan pada bagian yang pertama. Orang yang sombong dan tidak mengenal dirinya. Padahal Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mengenal dirinya ia mengenal Tuhannya.”

Makna inilah yang dijelaskan oleh para kekasih Allah swt bahwa ibadah yang paling utama adalah doa. Karena tujuan ibadah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan mengenal hak-hak Allah dan kekuasaan-Nya yang tak akan tertandingi oleh siapapun; untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, karena meyakini bahwa segala kebutuhannya berada di tangan Allah Pemilik malakut langit dan bumi, yang apabila Dia memberi tak akan ada seorang pun yang mampu menghalangi, apabila Dia menahan tak akan ada seorang pun yang mampu memberinya, dan tak ada seorang pun yang kuasa menolak takdir-Nya kecuali Dia.

Tak ada ungkapan yang lebih jelas seperti makna yang diungkapkan di dalam doa. Karena doa menjadi wasilah untuk mengungkapkan rasa sedih dan duka, perasaan yang paling mendalam dan perjalanan batin, di waktu sekarang dan mendatang.

Dalam kondisi dan keadaan seperti itulah wujud ibadah paling nampak dan paling sempurna. Dan dalam kondisi itulah seorang hamba paling dicintai oleh Allah swt. Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Amal yang paling dicintai oleh Allah azza wa jalla adalah doa.”

Jika Islam memperhatikan suatu persoalan tertentu, maka pasti atasnya ditetapkan adab-adab dan syarat-syaratnya, agar manusia dapat memperoleh kesempurnaannya dan memetik hasilnya.

Demikian juga dalam halnya persoalan doa, Islam telah memperkenalkan kepada manusia adab-adabnya, agar mereka memperoleh hasilnya, merasakan kebahagiaan dan kesejukan batin saat menghadap kepada Allah swt sumber mata air kedamaian. Memperoleh keyakinan bahwa Dia Maha Mendengar dan Maha Mengijabah. Beradab dan bertatakrama yang baik dan sopan di hadapan-Nya sebagai seorang hamba yang membutuhkan-Nya, agar mendapat perhatian-Nya.

Islam juga memperkenalkan kepada manusia tentang syarat-syaratnya, agar mereka berdoa dengan doa yang benar, dan doanya berpengaruh pada harapan dan kehidupannya, cepat atau lambat, segera atau tetunda.

Suatu harapan semoga eBook ini dapat mengantarkan kita pada cita-cita dan harapan. Mengkhusukkan hati, mentadharru’kan diri. Mengalirkan kesejukan dan kedamaian ke dalam kehidupan kita dan keluarga kita. Amîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

Hakikat Doa
Allah swt berfirman:

وَ إِذَا سأَلَك عِبَادِى عَنى فَإِنى قَرِيبٌ أُجِيب دَعْوَةَ الدَّاع إِذَا دَعَانِ فَلْيَستَجِيبُوا لى وَلْيُؤْمِنُوا بى لَعَلَّهُمْ يَرْشدُونَ
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengijabah doa orang yang bedoa bila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaknya mereka memenuhi (seruan)Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam bimbingan.” (Al-Baqarah: 186)

Kandungan makna ayat ini diungkapkan dengan ungkapan yang paling indah, struktur bahasa paling lembut. Allah swt menggunakan kata “Aku” tidak menggunakan kata “Dia” dan lainnya. Ini menunjukkan betapa besar perhatian Allah swt terhadap hamba-Nya yang berdoa.

Ungkapan kata “hamba-hamba-Ku” juga menunjukkan pada betapa besarnya perhatian Allah swt terhadap doa. Ayat ini tidak menggunakan kata penghubung dalam jawaban, yakni “Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang-Ku…sesungguhnya Aku adalah dekat”, ditambah menggunakan kata “Sesungguhnya” dan kata “qarib”. Ini menunjukkan bahwa ketika seorang hamba berdoa kepada-Nya, Allah sangat dekat dengannya, tetap dan selalu dekat dengannya.

Dalam hal ijabah, ayat ini menggunakan “fi’il mudhari’” (kata kerja yang menunjukkan waktu sekarang dan mendatang). Ini menunjukan bahwa Allah sedang dan akan mengijabah doa hamba-Nya saat ia berdoa kepada-Nya.

Adapun maksudkan dengan kalimat “Aku mengijabah doa orang yang berdoa kepada-Ku” yang nampak membatasi ijabah-Nya. Maksudnya adalah Allah swt Allah mengijabah doa hamba-Nya jika ia benar-benar berdoa kepada-Nya dengan doa yang sebenarnya. Dan makna inilah yang juga dimaksudkan oleh firman-Nya:

ادْعُونى أَستَجِب لَكمْ
“Berdoalah kepada-Ku, pasti Aku ijabah doamu.” (Al-Mukmin: 60)

Dalam ayat terdapat hal yang sangat penting dan mendalam, menginformasikan kepada kita tentang betapa pentingnya ijabah doa dan betapa besarnya perhatian Allah terhadap doa. Hal ini ditunjukkan oleh pengulangan tujuh kali kata “Aku”, dan ini hanya terjadi dalam ayat ini, tidak dalam ayat-ayat yang lain.

Doa artinya memanggil, memusatkan pandangan yang dipanggil kepada yang memanggil. Adapun kata “As-Sual” artinya bertanya atau memohon, yang tujuannya untuk mendatangkan sesuatu yang bermanfaat atau menghindarkan sesuatu yang berbahaya. Dengan permohonan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemohon setelah ia memusatkan perhatiannya, dan permohonannya menjadi puncak doa.

Sebagaiman telah kami jelaskan dalam pembahasan yang lain, bahwa ubudiyah artinya adalah mamlukiyah, sifat pemilikan. Maksudnya setiap pemilikan menunjukkan pada penghambaan manusia kepada Allah swt. Kepemilikan Allah berbeda dengan kepemilikan selain-Nya. Kepemilikan Allah adalah pemilikan yang mutlak dan sebenarnya, sedangkan kepemilikan selain-Nya bersifat nisbi, tidak sebenarnya.
Karena selain Allah tidak berhak menyandang kepemilikan yang bersifat mutlak. Apa saja yang dimiliki oleh hamba-Nya misalnya: isteri, anak, harta, kedudukan, dan lainnya. Juga dirinya, dan segala organ lahir dan batinnya. Semuanya akan kembali dan harus dikembalikan kepada Pemiliknya yang mutlak, yaitu Allah swt.

Semua ini menunjukkan bahwa tidak ada kepemilikan selain Allah kecuali dengan izin-Nya, bahkan keberadaan hamba itu sendiri adalah milik-Nya. Sekiranya Allah tidak mengizinkan niscaya kita semua tidak akan ada. Hanya Dialah yang menjadikan kita memiliki pendengaran, penglihatan, dan perasaan. Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan menentukan takdirnya.

Dari penjelasan ini menunjukkan kejelasan bahwa Allah swt mendinding di antara sesuatu dan dirinya, antara manusia dan setiap yang menemaninya: isteri, anak, teman, harta, kedudukan, kebenaran, dan lainnya. Sehingga ini menunjukkan bahwa Allah swt lebih dekat kepada kita dari setiap yang dekat dengan kita. Hanya Dialah Yang Maha Dekat, dan kedekatan-Nya bersifat mutlak. Makna inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya:

وَ نحْنُ أَقْرَب إِلَيْهِ مِنكُمْ وَ لَكِن لا تُبْصِرُونَ
“Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat.” (Al-Waqi’ah: 85)

وَ نحْنُ أَقْرَب إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qaaf: 16)

وَ اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يحُولُ بَينَ الْمَرْءِ وَ قَلْبِهِ
“Ketahuilah sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya.” Al-Anfal: 24)

Pemilikan Allah terhadap hamba-Nya adalah pemilikan yang sebenarnya. Pemilikan inilah yang mengharuskan setiap perbuatannya harus sesuai dengan kehendak-Nya tanpa hijab. Ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang mengijabah doa orang yang berdoa kepada-Nya, menghilangkan penderitaannya, memenuhi kebutuhannya, dan lainnya. Karena kemutlakan kepemilikan-Nya, maka ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi semua takdir tanpa dibatasi oleh takdir yang lain, tidak seperti yang dikatakan oleh orang-orang yahudi:

“Sesungguhnya Allah menciptakan sesuatu dan menentukan takdir-Nya, maka sempurnalah perkara-Nya, dan terlepaslah ikatan kendali pengaturan yang baru dari tangan-Nya dengan ketetapan yang Dia tetapkan atasnya, sehingga tidak ada lagi penghapusan, bada’ dan ijabah doa karena persoalannya telah selesai.”

Juga tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian ummat Islam: “Sesungguhnya Allah terlepas sama sekali dari setiap perbuatan hamba-Nya.” Ini adalah pernyataan orang-orangt Qadariyah yang oleh Rasulullah saw dinamakan Majusinya ummat ini. Yakni dalam hadisnya: “Qadariyah adalah majusinya ummat ini.”

Jadi, setiap sesuatu tidak akan pernah terlepas dari kepemilikan Allah, izin dan kehendak-Nya. Karena itu, tidak akan terjadi suatu kejadian tanpa izin dan kehendak-Nya walaupun kita juga harus berusaha dan berikhtiar. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah swt:

يَأَيهَا النَّاس أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلى اللَّهِ وَ اللَّهُ هُوَ الْغَنىُّ الْحَمِيدُ
“Hai manusia, kamu yang butuh kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (Fathir: 15)

Penjelasan itu menunjukkan bahwa setiap sesuatu diliputi oleh hukum, termasuk juga ijabahnya doa. Yakni ditentukan oleh sebab-sebab yang menyebabkan dan mengharuskan doa itu diijabah. Seorang hamba yang berdoa kepada Allah dengan tawadhu’, kerendahan hati, dan khusuk doanya akan menyebabkan ia dekat dengan-Nya dan kedekatan dengan-Nya menyebabkan doanya diijabah oleh-Nya. Inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya: “Aku mengijabah doa orang yang berdoa kepada-Ku.”
(Disarikan dari Tafsir Al-Mizan tentang surat Al-Baqarah: 186)

Dari uraian Allamah Thabathaba’i tentang pembatasan ijabah doa menunjukkan pada Adab-adab berdoa, dan syarat-syarat ijabahnya suatu doa.

Adab-Adab Berdoa
dan Syarat-Syarat Ijabahnya Doa

Pertama: Dalam keadaan suci
Di antara adab-adab berdoa harus dalam keadaan berwudhu’, khususnya ketika berdoa sesudah shalat.

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata kepada Musammi’: “Wahai Musammi’, apa yang menghalangi seseorang ketika ia berada dalam kesengsaraan duniawi untuk berwudhu’ lalu pergi ke masjid, kemudian melakukan shalat dua rakaat, lalu berdoa kepada Allah di dalamnya? Aku mendengar Allah swt berfirman: “Mohonlah pertolongan dengan kesabaran dan shalat.” (Tafsir Al-Ayyasyi 1: 43)

Kedua: Bersedekah, memakai wangi-wangian, dan pergi ke masjid
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika ayahku punya hajat, ia bersedekah dulu, lalu memakai wangi-wangian dan pergi ke masjid.” (Al-Kafi 2: 347)

Ketiga: Melakukan shalat
Sebelum berdoa disunnahkan melakukan shalat hajat dua rakaat:
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang berwudhu’ dan memperbaiki wudhu’nya, kemudian melakukan shalat dua rakaat, dan menyempurnakan ruku’ dan sujudnya; sesudah salam memuji Allah azza wa jalla, membaca shalawat, kemudian memohon hajatnya. Dengan cara inilah ia telah mengharapkan kebaikan dalam keinginannya. Barangsiapa yang mengharap kebaikan dalam keinginannya, maka ia tidak akan disia-siakan.” (Biharul Anwar 93: 314, hadis ke 20)

Keempat: Membaca Basmalah
Sebelum berdoa harus membaca Bismillâhir Rahmânir Rahîm.
Rasulullah saw bersabda:“Tidak akan ditolak suatu doa yang dimulai dengan Bismillâhir Rahmânir Rahîm.” (Biharul Anwar, 93: 313)

Kelima: Memuji Allah swt
Memuji Allah swt artinya mengakui keesaan Allah swt, membuktikan kebergantungan hanya kepada-Nya tidak kepada selain-Nya. Bagi yang hendak memohon hajat kepada Allah swt dalam urusan dunia dan akhirat, ia harus memuji Allah, mensyukuri karunia dan nikmat-Nya sebelum berdoa. Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:

“Segala puji bagi Allah yang menjadikan pujian kepada-Nya kunci bagi zikir-Nya, dan sebab bagi penambahan karunia-Nya.” (Nahjul Balaghah, Khutbah 157)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika salah seorang dari kamu mengharap hajatnya, maka hendaknya ia memuji Allah swt.” (Al-Kafi 2: 352, hadis ke 6)

Allah swt menyiapkan bagi orang yang memuji-Nya karunia yang baik dan limpahan pahala di atas harapan orang-orang yang bermohon.

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menyibukkan diri dengan memuji Allah, Allah akan memberinya di atas harapan orang-orang yang bermohon.” (Syarah Nahjul Balaghah Ibnu Abil Hadid, jld 6: 190)

Selengkapnya, silahkan download gratis eBooknya di bagian halaman Produk Islami/eBook Islami di:

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com

Website tim kami: Produk2 IT, Multimedia, Design, dan lainnya. Download eBook:
http://www.tokoku99.com

Bagi yang tertarik pada Bisnis Online bisa. Insya Allah banyak manfaatnya, rizki dan ilmu. Kita akan dapat panduan eBook utk bisnis online, bhs Ind dan Inggris. Juga beberapa software penunjangnya. Kami sdh merasakan manfaat E-Book dan Software tersebut. Yang berminat gabung disini:
http://pengusahaonline.com/?id=Syamsuri

Video Shalawat Tarhim

Video Asmaul Husna dan Shalawat

Sunday, June 14, 2009

eBook Kumpulan Amalan Praktis dan Doa2 Pilihan

eBook ini bisa didownload gratis. Linknya ada di akhir tulisan ini.

Untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat, tentu kita membutuhkan prangkat materi dan rohani. Untuk perangkat rohani kami menyiapkan eBook yang di dalamnya terdapat Amalan praktis dan Doa-doa pilihan. Insya Allah eBook ini sangat dibutuhkan oleh kita semua untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Amalan dan Doa-doa dalam eBook ini dilengkapi teks arab, bacaan teks latin dan terjemahan. Berikut ini konten eBooknya:

1. Shalat Taubat
2. Doa Taubat
3. Shalat untuk Orang Tua
4. Doa untuk Orang Tua
5. Shalat untuk Anak
6. Doa untuk Anak
7. Shalat Hajat
8. Doa Mujarrab untuk Mencapai Hajat
9. Doa untuk Mendapatkan Keluasan Rizki
10. Doa Untuk Memperoleh Keberkahan Rizki
11. Shalat Hajat untuk perlindungan dari lawan
12. Doa untuk melunakkan hati lawan

Amalan praktis dan doa-doa pilihan tersebut disarikan dari kitab: Mafâtihul Jinân, Makârimul Akhlâq, dan Mujarrbât Imâmiyah.

Bagi Bapak/Ibu dan saudara2 kami yang telah memiliki kelebihan rizki, kami berbahagia sekiranya ikut serta berpartisipasi donasi (infak) untuk pengembangan dakwah kami di internet. Dan bagi yang belum memiliki kelebihan rizki, kami ikhlas untuk mendownload eBook ini sebagai amal kami.

Yang ingin berpartisipasi donasi (infak) berapapun kecilnya akan bermanfaat bagi pengembangan dakwah kami di internet. No. Rekening BCA: 5770097128. KPC Taman Galaxi, Bekasi. Atas nama: Syamsuri Rifai. Konfirmasi ke Hp: 0818976468.

Atas partisipasi Bapak dan Ibu kami ucapkan Jazâkumullâh khayran, semoga Allah swt menggantinya dengan yang terbaik dari sisi-Nya.

Yang berminat eBook ini, download di bagian halaman Produk Islami/eBook Islami, di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai

Thursday, June 11, 2009

Perintah Bertawassul dalam Berdoa

Di Akhir tulisan ini ada Link untuk download gratis Doa Tawassul dengan Asmul Husna, dan Doa Tawassul dengan 14 manusia Suci.

Tawassul berasal dari “wasîlah” (pelantara). Tawassul dalam berdoa bermakna “dengan atau melalui”. Allah swt menyuruh kita bertawassul dalam berdoa, bahkan dalam setiap melakukan amal kebajikan.

Apa dasarnya? Allah swt menyuruh kita membaca “Basmalah” dalam berdoa dan setiap melakukan amal kebajikan. Basmalah yakni mengucapkan Bismillâhir Rahmânir Rahim, artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Dalam membaca Basmalah mengandung makna tawassul dengan tiga nama Allah swt dalam berdoa dan beramal baik, yaitu: Allah, Ar-Rahman dan Rahman. Jadi setiap kita membaca Basmalah dalam berdoa dan beramal kebajikan, berarti kita telah bertawassul dengan tiga Asma-Nya.

PERINTAH TAWASSUL ASMAUL HUSNA
Lebih detail lagi Allah swt menyuruh kita bertawassul dalam berdoa. Allah swt berfirman:
“Allah memiliki Asmaul husna, hendaknya kamu berdoa dengannya.” (Al-A’raf/7: 180)
“Katakanlah, berdoalah kepada Allah atau berdoalah kepada Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu berdoa, Dia mempunyai Asmaul husna.” (Al-Isra’/17: 110).

Rasulullah saw bersabda:
“Allah azza wa jalla memiliki sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa yang berdoa dengannya doanya diijabah.” (At-Tawhid, 195)

TAWASSUL DENGAN PARA WALI DAN KEKASIH ALLAH SWT
Bertawassul para wali dan kekasih, diucapkan dengan kalimat misalnya:

أَللَّهُمَّ إِنِّي اَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ اَنْ تَقْضِيَ حَاجَتِي
Allâhumma innî atawassalu ilayka binabiyyika Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi an taqdhiya hâjatî.
Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu dengan nabi-Mu Muhammad saw agar Engkau memenuhi hajatku.

Atau dengan kalimat berikut ini:

أَللَّهُمَّ إِنِّي اَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِجَاهِ مُحَمَّدٍ وَحُرْمَةِ وَحَقِّهِ اَنْ تَقْضِيَ حَاجَتِي
Allâhumma innî atawassalu ilayka bijâhi Muhammadin wa hurmatihi wa haqqihi an an taqdhiya hâjatî.
Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu dengan kedudukan Muhammad, kemuliaan dan haknya agar Engkau memenuhi hajatku.

TAWASSUL DALAM HADIS NABI SAW
Usman bin Hanif berkata: Pada suatu ada seseorang datang kepada Nabi saw, lalu ia berkata: Doakan aku agar Dia menyembuhkan penyakitku. Maka Rasulullah saw bersabda: “Jika kamu mau, berdoalah; dan jika kamu bersabarlah, ini lebih baik bagimu?” Lalu ia minta agar didoakan. Kemudian Rasulullah saw menyuruhnya agar berwudhu’ dan melakukan shalat dua rakaat, dan berdoa dengan doa ini:

أَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي اَتَوَجَّهُ بِكَ اِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي لِتُقْضَى. أَللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dan menghadap kepada-Mu dengan Nabi-Mu Nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammad, aku menghadap denganmu kepada Tuhanku untuk urusan hajatku agar hajatku dipenuhi. Ya Allah, jadikan dia pemberi syafaat padaku.

Lalu Usman bin Hanif berkata: Demi Allah, kami berpisah denganya dan lama tak jumpa dengannya. Sehingga pada suatu hari ia datang kepada kami dan ia sembuh dari penyakitnya.

Hadis tersebut terdapat di dalam:
1. Sunan Ibnu Majah, jilid 1: 441, hadis ke 1385; cetakan Dar Ihya’ Al-Kutub Al-‘Arabiyyah.
2. Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 4: 134; cetakan Muassasah dar Shadir/Bairut.
3. Mustadrak Al-Hakim, jilid 1: 313; cetakan Haidar Abad/India. Dalam kitab ini disebutkan: Hadis ini shahih berdasarkan persyaratan Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.
4. Jami’ Ash-Shaghir As-Suyuthi: 59. Ia meriwayatkan dari At-Tirmidzi dan Al-Hakim.
5. Tarikh Al-Jami’, jilid 1: 286. Ini merupakan kitab kumpulan dari hadis-hadis shahih yang terhimpun kitab2 shahih selain Shahih Ibnu Majah.

Zaini Dahlan (Mufti Mekkah) mengatakan: Hadis tersebut sanad-sanad shahih berdasarkan kreteria yang ditentukan oleh Bukhari, Ibnu Majah, Al-Hakim dalam Mustadraknya, dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Jami’nya.

Masih banyak lagi dalil-dalil hadis Nabi saw tentang dianjurkannya bertawassul dalam berdoa.

Memang ada sebagian kecil dari ulama dan muslimin yang mengatakan bahwa tawassul itu Bid’ah. Itu tidak berarti Tawassul itu tidak punya dasar dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah . Itu hanya karena berbeda dalam memahami teks-teks Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw.

Tapi persoalannya lebih banyak mana ulama yang menganjurkan Tawassul, dan yang mengatakan Bid’ah? Jawabannya: Mayoritas ulama Ahlussunnah dan ulama Ahlul Bait (sa) menyatakan bahwa Tawassul itu dianjurkan dalam berdoa. Bahkan Al-Qur’an menyuruh kita bertawassul.

Kami punya kitab-kitab khusus tentang Apa itu Bid’ah, dan kritik terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tawassul itu bid’ah. Kitab-kitab itu penuh dengan dalil2 yang mematahkan pendapat tersebut secara nash dan argumen2 logis dan rasional. Mungkin sebagian kitab-kitab itu sudah diterjemahkan ke dalam bhs Indonesia dan beredar di toko-toko.

Download Doa Tawassal dengan Asmaul Husna:
Download Doa Tawassul dengan 14 Manusia Suci:

Wassalam
Syamsuri Rifai

Keutamaan dan Rahasia Ayat Kursi

Di akhir tulisan ini ada Link untuk download Keutamaan dan Rahasia Ayat Kursi secara detail.
Secara lahiriyah ayat Kursi memiliki makna:
Pertama: menjelaskan nama zat Allah swt.
Kedua: menjelaskan nama-nama zat dan perbuatan Allah swt.
Ketiga: menjelaskan kekayaan Allah yang meliputi langit dan bumi.

Keempat: menjelaskan pertolongan Allah dan orang-orang yang diizinkan untuk
memberi syafaat dan pertolongan.
Kelima: menjelaskan ilmu Allah tentang hal-hal yang nampak dan yang rahasia.
Keenam: menjelaskan kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi.
Ketujuh: menjelaskan bahwa Allah tidak berat memelihara langit dan bumi; kemudian ayat ini menjelaskan dua nama Allah yang sifatnya perbuatan.

Dari makna lahiriyahnya saja kita dapat memahami betapa luar biasa kandungan makna ayat kursi.

Apalagi makna dari sisi batiniyahnya, tentu ayat Kursi memiliki keistimewaan yang luar biasa. Sebagian Ulama irfani (sufi besar) dari kalangan mazhab Ahlul bait (sa) mengungkapkan sebagian rahasia kandungan batiniah ayat Kursi. Yakni dari sisi yang jika kita membacanya dan berhenti di selah-selah bacaan dalam sepuluh waqaf.

Jika kita membaca ayat Kursi dengan mengikuti kaidah: Menghitung dengan jari-jemari kita, dimulai dengan menggenggam kelingking kanan dan diakhiri di ibu jari kiri, insya Allah kita akan memperoleh keistimewaan tertentu, antara lain:

Selengkapnya…download Gratis eBooknya Format MS Word:

Wassalam
Syamsuri Rifai

Tuesday, June 9, 2009

Keutamaan dan Amalan Malam Jum’at, Download Gratis

Di akhir tulisan ini ada Link2 download eBook Gratis.

Sebagaimana dimaklumi oleh umumnya umat Islam bahwa malam Jum’at juga harinya memiliki keutamaan yang paling istimewa. Tentu di dalam memiliki amalan-amalan yang paling utama. Itupun sebagian saja yang telah diketahui oleh umumnya kaum muslimin.

Jika kita ingin mengetahui lebih lengkap dan detail tentangnya, kita mesti melacak hadis-hadis Nabi saw khususnya yang bersumber dari Ahlul baitnya (sa). Saya telah mensarikan tentangnya dari kitab standard kumpulan amalan dan doa. Silahkan miliki eBooknya.

SEKILAS TENTANG KEUTAMAAN MALAM JUM’AT
DAN HARI JUM’AT
Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka.”

Dalam hadis yang mu’tabar, beliau juga berkata: “Sesungguhnya orang mukmin yang memohon hajatnya kepada Allah, Dia menunda hajat yang dimohonnya hingga hari Jum’at agar ia memperoleh keutamaan yang istimewa (dilipatgandakan karena keutamaan hari Jum’at).”

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Sesungguhnya Allah swt memilih Jum’at, lalu menjadikan harinya sebagai hari raya, dan memilih malamnya menjadi malam hari raya. Di antara keutamaannya adalah, orang yang momohon hajatnya kepada Allah Azza wa Jalla pada hari Jum’at Allah mengijabahnya, suatu bangsa yang pantas menerima azab lalu mereka memohon pada malam dan hari Jum’at Allah menyelamatkan mereka darinya, tidak ada sesuatu pun yang Allah tentukan dan utamakan kecuali Ia menentukannya pada malam Jum’at. Karena itu, malam Jum’at adalah malam yang paling utama, dan harinya adalah hari yang paling utama.”

Dalam hadis yang lain juga disebutkan: “Allah swt memerintahkan kepada Malaikat agar menyeru pada setiap malam Jum’at dari bawah Arasy dari awal malam hingga akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku memberikan kesembuhan, tidak seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan men derita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menghi-langkannya dan menampakkan jalannya, tidak ada seorang pun hamba yang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat terus-menerus berseru hingga terbit fajar.”

Amalan Malam Jum’at
Pada malam Jum'at banyak sekali keutamaan, karena itu kita dianjurkan mengistimewakan malam Jum'at. Di antara amalan yang utama di malam yang utama:

Memperbanyak membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Karena dalam hadis dikatakan bahwa malam Jum’at adalan malam yang mulia dan harinya adalah hari cahaya. Dalam hadis dikatakan, paling sedikitnya membaca shalawat 100 kali, lebih banyak lebih utama.
Disarikan dari Kitab Mafâtihul Jinân

Lebih lengkap dan detail tentang keutamaan Malam Jum’at dan hari Jum’at, juga amalannya, silahkan download gratis eBooknya.

Download Gratis Keutamaan malam Jum’at dan hari Jum’at, Amalan malam Jum’at dan hari Jum’at:
Doa2nya dilengkapi teks arab, bacaan teks latin dan terjemahan.

Download Gratis doa Sayfush Shaghir:

Download Gratis Doa Jawsyan Kabir

Download Gratis Doa Kumail

Wassalam
Syamsuri Rifai

Produk2 Tehnologi Informasi dan Multimedia:

Followers