Pages

Sunday, December 13, 2009

Primbon untuk Dapat Keturunan

Tidak jarang pasangan suami-isteri yang merindukan keturunan. Tapi belum dikaruniai keturunan walaupun mereka sudah lama bersuami-isteri.Usaha telah mereka lakukan. Pada dokter dan pengobatan alternatif telah mereka jalani. Tapi belum juga mereka dianugrahi keturunan.

Islam memberikan solusi bagi mereka yang mendambakan keturunan. Manusia harus berusaha Allah swt yang menentukan. Dalam keseharian kita tidak jarang kita temui Allah swt memberikan karunia di luar dugaan kemampuan kita. Solusi inilah yang kita harapkan dari-Nya. Tentu dasarnya adalah keyakinan dan tawakkal kepada Allah swt. Insya Allah, Dia akan memberikan harapan kita di luar dugaan kemampuan kita. Ini sudah banyak yang membuktikan. Kiat-kiatnya sebagai berikut:

Kiat Pertama
Sebelum melakukan hubungan suami-isteri di malam hari, hendaknya membaca doa berikut dalam kondisi sujud sesudah shalat Isya’:

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. رَبِّ لاَ تَذُرْنِي فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ
Rabbi hablî mildunka dzurriyatan thayyibah, innaka samî’ud du’â’. Rabbi lâ tadzurnî fardâ wa Anta khayrul wâritsîn.

Ya Rabbi, karuniakan padaku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Maha Mendengar doa. Ya Rabbi, jangan biarkan aku sendirian tanpa keturunan, sedangkan Engkau sebaik-baik pemberi warisan.

Amalan ini bersumber dari Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa). Harist An-Nadhri mengatakan: Aku termasuk keturunan Nabi saw, sehingga rugilah bila aku tak punya keturunan. Lalu aku bertanya kepada beliau. Beliau mengajarkan doa ini, lalu aku mengamalkannya sehingga aku memiliki dua anak yang kemudian aku namai: Ali dan Hisein. (Mustadrak Al-Wasail 2: 616)

Kiat Kedua
Mendawamkan (merutinkan) doa berikut ini sebanyak 70 kali setiap hari atau malam:

رَبِّ لاَ تَذُرْنِي فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ، وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً يَرِثُنِي فِي حَيَاتِي وَيَسْتَغْفِرُ لِي بَعْدَ مَوْتِي، وَاجْعَلْهُ خَلْفًا سَوِيًّا، وَلاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَان فِيْهِ نَصِيْبًا. اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Rabbi lâ tadzurnî fardâ wa Anta khayrul wâritsîn. Waj’allî milladunka waliyyâ yaritsunî fî hayâtî wa yastaghfirulî ba’da mawtî, waj’alhu khalfan sawiyyâ, wa lâ taj’al lisy syaithâni fîhi nashîbâ. Allâhumma inni astaghfiruka wa atûbu ilayka, innaka Antal ghafûrur rahîm.

Ya Rabbi, jangan biarkan aku sendirian tanpa keturunan, sedangkan Engkau sebaik-baik pemberi warisan. Ya Allah, jadikan bagiku kekasih dan penolong yang menjadi pewarisku dalam hidupku, dan memohonkan ampunan untukku sesudah kematianku. Jadikan ia penerusku yang mulia, jangan jadikan setan ambil bagian di dalamnya. Ya Allah, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Kiat ini bersumber dari Imam Ali Zainal Abidin (sa). Beliau berkata kepada sebagian sahabatnya: “Barangsiapa yang mengharapkan keturunan, maka hendaknya membaca doa tersebut (70 kali), Allah akan mengkaruniakan padanya apa yang diinginkan: harta, anak, kebaikan dunia dan akhirat. Karena Allah swt berfirman: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12). (Al-Wasail 15: 106)

Kiat Ketiga
Membaca secara istiqomah Istighfar sebanyak 100 kali setiap hari dan malam.

Kiat ini bersumber dari Imam Muhammad Al-Baqir (sa). Al-Abrasy Al-Kulaini mengadu kepada beliau tentang dirinya yang tak punya keturunan. Lalu beliau berkata: “Beristighfarlah kepada Allah setiap hari dan setiap malam seratus kali, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, menjadikan untukmu kebun-kebun dan menjadikan untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12). (Al-Wasail 15: 107)

Kiat Keempat
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Jika kamu ingin punya keturunan, berwudhu’lah secara sempurna, kemudian lakukan shalat (hajat) dua rakaat secara baik. Setelah shalat sujudlah sambil membaca Istighfar sebanyak 71 kali, kemudian membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي وَلَدًا لأُسَمِّيْهِ بِاسْمِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
Allâhummarzuqnî waladan liusammîhi bismi Nabiyyika Muhammadin shallallâhu `alayhi wa âlihi.

Ya Allah, karuniakan padaku anak, agar aku dapat menamainya dengan nama Nabi-Mu Muhammad saw.

Allah akan memperkenankan keinginanmu, dan kamu jangan ragu dalam hal itu.
Aku perintahkan kamu bersuci (berwudhu’) karena Allah swt berfirman: “Dia mencintai orang-orang yang bersuci.” (Al-Baqarah: 222).

Aku perintahkan kamu melakukan shalat, karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika Dia melihatnya dalam keadaan sujud dan rukuk.

Aku perintahkan kamu beristighfar karena Allah swt berfirman: “Berisighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu..” (Nuh: 10-11). Dan Allah swt berfirman kepada Nabi-Nya: “Jika kamu memohonkan ampunan untuk mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan mengampuni mereka.” Karena itulah aku perintahkan kamu (baca istighfar) lebih dari tujuh puluh kali.” (Makarimul Akhlaq: 339)

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Peluang Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Monday, December 7, 2009

Primbon Pertanian

Kiat ini dikutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah. Kitab kumpulan amalan dan doa-doa yang telah ditajrib (dieksperimen) oleh banyak orang. Semoga kiat ini dapat membantu para petani dan saudara kita yang bergerak di bidang Argo Bisnis. Semoga dengan kiat ini pertanian kita diselamatkan dari hama, subur, melimpah dan penuh berkah.

Kiat ini sudah banyak yang membuktikan. Teman-teman di Jawa Timur juga telah membuktikannya. Alhamdulillah berkat kiat ini mereka berhasil, dan pertanian mereka terjaga dari hama saat pertanian yang lain terkena hama. Tentu kiat ini harus diiringi dengan keyakinan yang kuat terhadap pertolongan Allah swt Yang Maha Dermawan, dan disertai niat yang baik dan ikhlas karena Allah swt

Kiat dan Doa ini diajarkan oleh salah seorang kekasih Allah dari keturunan Rasulullah saw, yaitu Imam Muhammad Al-Baqir (sa). Imam Muhammad Al-Baqir adalah putera Ali zainal Abidin bin Husein (sa).

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Jika kamu hendak bertani atau menanam suatu tanaman, maka hendaknya kamu mengambil segenggam bibit dengan tanganmu sendiri. Kemudian menghadap ke kiblat sambil membaca ayat Al-Qur’an surat Al-Waqi’ah: 64, yang artinya:
أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
A antum tazra`ûnahu am nahnuz zâri`ûn.
"Apakah kamu yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?"

Kemudian membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَرْثًا مُبَارَكًا، وَارْزُقْنَا فِيْهِ السَّلاَمَةَ وَالتَّمَامَ، وَاجْعَلْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا، وَلاَ تَحْرِمْنِي خَيْرَ مَا أَبْتَغِي، وَلاَ تَفُتَّنِي بِمَا مَتَّعْتَنِي بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
Allâhummaj`alhu hartsan mubârakan, warzuqnâ fîhis salâmata wat-tamam, waj`alhu habban mutarâkibâ, walâ tahrimnî khayra mâ abtaghî, walâ tafuttanî bimâ matta`tanî bihaqqi Muhammadin wa âlihith thayyibînath thâhirîn.

Ya Allah, jadikan bibit ini membuahkan hasil pertanian yang penuh berkah, karuniakan pada kami dalam pertanian ini keselamatan dan kesempurnaan. Jadikan bibit ini keberhasilan yang melimpah. Jangan halangi aku dari kebaikan yang aku harapkan, dan jangan binasakan aku dengan karunia yang Kau anugrahkan padaku, dengan hak Muhammad dan keluarganya yang baik dan suci.

Kemudian taburlah atau tanamlah bibit yang ada dalam genggaman tanganmu itu, insya Allah tanamanmu akan berhasil.” (Mujarrabat Imamiyah: 24)

Catatan: Ketika mengambil bibit hendaknya dimulai dengan membaca Basmalah dan shalawat, usahakan dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil.

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Peluang Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Senyum Karunia Ilahi yang Hilang

Senyum adalah karunia Allah swt yang diberikan kepada semua hamba-Nya. Senyum dapat mengubah banyak hal. Dengan senyum, sedih jadi bahagia, benci jadi rindu, orang biasa jadi simpatik, suasana beku jadi cair. Ini hanyalah sebagian saja dari sekian banyak dampak senyum.

Di banyak masyarakat yang memiliki tradisi menebar senyum, angka perceraian, perkelaian, pembunuhan, dan sejenisnya jauh lebih rendah ketimbang masyarakat yang miskin senyum. Ini salah satu bukti konstribusi senyum terhadap pertumbuhan masyarakat dan kesehatannya tidaklah kecil.

Sayang, tradisi senyum terjadi penyusutan di mana-mana. Entah di kota maupun di desa, di kota metropolitan maupun di kota kecil, di perkantoran maupun di masyarakat. Pecahnya persahabatan, runtuhnya persaudaraan di masyarakat, permusuhan, tim yang tidak bisa bekerja hanyalah bagian dari bukti degradasi yang diakibatkan oleh menyusutnya kualitas dan kuantitas senyum.

Di tempat kerja, kita menyaksikan hubungan antar manusia yang kaku dan kering. Di dunia politik dan manajemen publik, kita sering menemukan konflik, hujat menghujat, saling menyalahkan terjadi hampir di setiap komunitas agama, antar mazhab agama bahkan dalam satu mazhab, yang hampir-hampir menjadi sekat-sekat pemisah yang membahayakan.

Di dunia keluarga, kita menyaksikan meningkatnya angka perceraian, retaknya hubungan persaudaraan. Berdasarkan penelitian di Amerika bahwa semakin tingginya kemampuan pendapatan wanita, semakin tinggi pula tingkat perceraian. Maaf, menurut saya, ini bukan disebabkan oleh sisi negatif wanita, tetapi lebih dikarenakan kurangnya penanaman nilai-nilai moral dan akhlak yang subtansial bagi kaum wanita.

Padahal kita menyakini bahwa lembaga keluarga merupakan benteng terakhir dari masyarakat. Cepat atau lambat, jika lembaga keluarga goyah maka akan merambah pada keruntuhan masyarakat dan negara. Karena itu semakin jelaslah kandungan hadis Rasulullah saw:

“Wanita adalah tiang negara. Jika baik wanitanya maka baiklah Negara tersebut. Jika buruk mental wanita maka buruklah negara itu.”

Di era globalisasi ini kita sangat merasakan menyusutnya kualitas dan kuantitas senyum. Biasanya semakin tinggi kedudukan dan jabatan seseorang semakin miskin senyumnya. Semakin meningkat kekayaan seseorang semakin tinggi “jaga imagenya” dan semakin berkurang kualitas dan kuantitas senyumnya.

Tidak jarang terjadi pada diri seseorang, dulu ketika miskin dan belum punya jabatan ia mudah menebar senyum setiap berjumpa tetangga dan sahabatnya. Tapi sesudah punya jabatan dan kekayaan ia berubah: miskin senyum, sikapnya kaku dan tidak bersahabat. Bahkan kadang-kadang sikapnya tidak bersahabat saat berjumpa dengan teman-teman lamanya yang masih miskin.

Bercermin pada lingkungan sosial kota besar, spirit penuh senyum inilah yang merosot di mana-mana, sekaligus menebar spirit negatif di mana-mana.

Bayangkan sebuah komunitas yang amat mudah berbagi senyum. Bertemu setiap orang dimulai dengan senyum. Ada maupun tidak ada pemberian, senyum tetap hadir. Semua kegiatan dimulai dan diakhiri dengan senyum. Alangkah indah dan damainya lingkungan yang seperti ini.

Permusuhan akan sirnah, hujat menghujat akan punah, dan pembunuhan akan berakhir. Keakraban akan tercipta, persaudaraan akan terjalin, kedamaian akan tersebar, dan keberkahan akan mengalir. Yang tua menyangi yang muda, yang muda menghormati yang tua, yang kaya menyantuni yang miskin, yang punya jabatan mengayomi yang lemah.

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Senyum seorang mukmin kepada saudaranya adalah suatu kebaikan, menghilangkan pandangan yang tak sedap juga kebaikan. Tidak ada ibadah kepada Allah yang nilainya seperti membahagiakan seorang mukmin.” (Al-Wasail 12: 120)

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Peluang Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Friday, December 4, 2009

Video Al-Ghadir, Perang Khandaq dan Khaibar

Assalamu’alaikum wr.wb
Kepada Bapak dan Ibu yang ingin menyaksikan video Khutbah Nabi saw di hari Al-Ghadir, dan kepahlawanan Imam Ali bin Abi Thalib (sa) dalam perang Khandaq dan perang Khaibar, dapat kita saksikan di:
http://amalia-99.blogspot.com




Pesan Imam Ali bin Abi Thalib (sa) untuk Penguasa

Setiap pemimpin akan dihadapkan pada dua kepentingan: kepentingan rakyat kecil dan kepentingan kaum elit. Lalu bagaimana cara mengatasi dua kepentingan tersebut? Mari kita perhatikan isi surat Imam Ali bin Abi Thalib (sa) kepada Malik Asytar An-Nakha’i. Malik Asytar adalah seorang gubernur di Mesir dan panglima perang pada masa kekhalifahannya.

Berikut ini salah satu bagian dari isi suratnya:
“Jadikan kesukaanmu yang sangat pada sesuatu yang paling dekat dengan kebenaran, paling luas dalam keadilan, dan paling meliputi kepuasaan bagi rakyat kecil. Sebab, kemarahan rakyat kecil mampu mengalahkan kepuasan kaum elit. Adapun kemarahan kaum elit dapat diabaikan dengan adanya kepuasan rakyat kecil.

Rakyat yang berasal dari kaum elit adalah paling berat membebani pemimpin Negara dalam masa kemakmuran; paling sedikit bantuannya di masa kesulitan; paling membenci keadilan; paling banyak tuntutannya, tapi paling sedikit rasa terima kasihnya bila diberi; paling lambat menerima alas an bila ditolak; dan paling sedikit kesabarannya bila berhadapan dengan bencana.

Adapun rakyat kecil, merekalah yang menjadi tiang agama dan kekuatan kaum muslimin. Karena itu, curahkan perhatianmu kepada mereka, dan arahkan kecenderunganmu kepada mereka.

Yang harus paling kaujauhkan dan kaubenci adalah orang yang paling bersemangat dalam mencari-cari kekurangan orang lain. Padahal setiap orang pasti memiliki kekurangan yang menjadi kewajiban seorang pemimpin negara untuk menutupinya. Maka janganlah kamu membongkar apa yang tak tampak bagimu, sedangkan kewajibanmu ialah membersihkan apa yang sudah jelas tampak bagimu. Dan Allah-lah yang akan memutuskan hal itu. Maka rahasiakanlah rahasia orang lain sedapat mungkin, niscaya Allah juga menutupi rahasia dirimu yang kau tidak ingin diketahui oleh rakyatmu.” (Nahjul Balaghah)

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:

Wassalam
Syamsuri Rifai

Info Peluang Usaha dan Bisnis Teskara Group

Akibat Buruk Sangka terhadap Allah swt

Setiap prilaku buruk manusia tentu ada sebab dan akibanya: Kedengkian, permusuhan, kebakhilan, pengecut, dan kerakusan. Demikian juga sebaliknya, sifat positif: Kasih-sayang, persaudaraan, kedemawanan, keberanian, dan kesucian, tentu akan berbeda sebab dan akibatnya.

Mengapa manusia berburuk sangka terhadap Allah swt? Mari kita perhatikan pandangan Imam Ali bin Abi Thalib (sa) tentang dari manakah muara sifat “Buruk sangka terhadap Allah swt?”

Mari kita perhatikan isi surat Imam Ali bin Abi Thalib (sa) kepada Malik Asytar An-Nakha’i. Ia adalah seorang gubernur Mesir dan panglima perang pada masa kekhalifahannya. Berikut ini bagian dari isi suratnya:

“Lepaskan ikatan kedengkian dalam hati rakyat kecil terhadapmu, dan hindari setiap penyebab permusuhan mereka. Tutuplah pandanganmu dari hal yang tak patut bagimu, dan jangan tergesa-gesa mempercayai pembawa fitnah, sebab orang seperti itu adalah penipu meskipun ia berpura-pura sebagai penasehat yang tulus.

Jangan meminta saran dari orang yang bakhil dalam persoalan kedermawanan, karena ia pasti akan mengalihkanmu dari kebajikan, dan mempertakutimu dengan kemiskinan. Janganlah bermusyawarah dengan orang yang pengecut yang hanya akan melemahkan tekadmu. Atau dengan orang yang rakus, karena ia akan mendorongmu untuk memperoleh sesuatu walaupun harus menggunakan cara yang zalim. Semua sifat itu: kebakhilan, kepengecutan, dan kerakusan, hanya bersumber pada diri mereka yang berprangka buruk terhadap Allah swt.” (Nahjul Balaghah)

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:

Wassalam
Syamsuri Rifai

Info Peluang Usaha dan Bisnis Teskara Group

Wednesday, December 2, 2009

Mari Kita Renungkan Doa Rasulullah saw di Peristiwa Al-Ghadir

Peristiwa Al-Ghadir terjadi pada 18 Dzul-Hijjah 10 H
Doa Rasulullah saw dalam peristiwa ini sungguh membahagiakan sekaligus mengerikan bagi kita semua kaum muslimin.

Al-Ghadir adalah peristiwa yang paling besar dalam sejarah kehidupan Nabi saw. Dalam peristiwa ini Rasulullah saw khutbahnya yang terakhir di Ghadir Khum, dalam haji wada’. Ghadir Khum adalah suatu tempat antara Mekkah dan Madinah, dekat Juhfah sekitar 200 km dari Mekkah.

Peristiwa Al-Ghadir terjadi pada tanggal 18 Dzul-Hijjah 10 H, wikipedia
Peristiwa ini terjadi kira-kira 70 hari sebelum Rasulullah saw wafat. Rasulullah saw wafat tanggal 28 Shafar 11 H (Dalam buku 560 hadis dari 14 Manusia suci, oleh Fatih Guven).

Memang, peristiwa besar ini asing di kalangan umumnya kaum muslimin. Mengapa? Padahal peristiwa ini paling besar dalam sejarah hidup Nabi saw, dihadiri oleh 90 ribu sahabat Nabi saw. Ada juga ahli sejarah yang mengatakan dihadiri: 114.000 sahabat; ada juga yang mengatakan: 120.000 sahabat; dan ada yang mengatakan dihadiri oleh: 124.000 sahabat.

Jadi, tidak ada satu pun khutbah dan hadis Nabi saw dalam waktu yang sama didengar langsung oleh sejumlah besar sahabat Nabi saw seperti dalam peristiwa Al-Ghadir. Karenanya para ahli hadis mengatakan: Tidak ada satu pun hadis Nabi saw yang kemutawatirannya melebihi kemutawatiran hadis Al-Ghadir. Adapun mengapa peristiwa dan hadis Al-Ghadir asing di kalangan umumnya kaum muslimin, itu persoalan lain. Kita mesti bertanya secara kritis dan objektif.

HADIS DAN DOA RASULULLAH SAW
Hadis dan doa ini disampaikan oleh Rasulullah saw dalam khutbahnya yang terakhir di Ghadir Khum. Hadis ini dikenal sebagai hadis Al-Ghadir. Berikut ini hadis dan doa Rasulullah saw:

من كنت مولاه فعـلي مولاه، اللهمّ وال من والاه وعاد من عاداه
“Barangsiapa yang menjadikan aku sebagai pemimpinnya, maka Ali (bin Abi Thalib) adalah pemimpinnya. Ya Allah, cintai orang yang mencintainya, dan musuhi orang yang memusuhinya.” Hadis ini terdapat di dalam:
1. Shahih Muslim 4:1873, Dar Fikr, Bairut.
2. Shahih Tirmidzi 5: 297, hadis ke 3797.
3. Sunan Ibnu Majah 1: 45, hadis ke 121.
4. Musnad Ahmad 5: 501, hadis ke18838, hlm 498, hadis ke:18815, cet Bairut.

Sungguh betapa mengerikan hidup kita jika kita dimusuhi oleh Allah dan Rasul-Nya, dan betapa bahagianya hidup kita jika dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Redaksi hadis Al-Ghadir bermacam-macam. Yang ingin mengetahui lebih detail tentang hadis Al-Ghadir dan kaitannya dengan tafsir surat Al-Maidah: 67, berikut pendapat para ulama, klik di sini:
http://tafsirtematis.wordpress.com

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Peluang Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Followers