Di antara masalah ekonomi yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan dosa adalah:
1. Kekayaan dan harta
2. Kefakiran dan kemiskinan
Harta dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk ibadah dan ketaatan kepada Allah, membantu hamba-hamba-Nya yang membutuhkan, dan perjuangan di jalan Allah swt. Sebagaimana hal ini telah dicontohkan oleh Sayyidah Khadijah (ra) isteri tercinta Rasulullah saw, sahabat-sahabat terdekatnya dan kaum mukminin yang dermawan. Tapi juga sebaliknya, harta dapat menjadi penyebab yang ampuh untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa dan kehinaan. Harta juga dapat melupakan manusia pada Tuhannya, menggoncang hidupnya dan menzalimi orang lain.
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang malapetaka yang disebabkan oleh dunia dan harta, juga tentang keberkahan dan kebahagiaan harta yang berada dalam kendali oleh orang-orang mukmin dan bertakwa.
Harta penyebab kezaliman
Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena ia memandang dirinya kaya.” (Al-‘Alaq 96: 6-7)
“Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan pada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap mereka ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancurnya.” (17: 16)
“Apakah mereka tidak mengambil pelajaran betapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawahh mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” (6: 6)
Harta sebagai ujian
Pengakuan Nabi Sulaiman (as):
“Ini adalah sebagian dari karunia Tuhanku sebagai ujian bagiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya).” (An-Naml/27: 40)
Kesombongan Qarun:
“Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmuku sendiri.” (Al-Qashash/28: 78). Ketika Nabi Musa (as) meminta Qarun agar mengeluarkan zakat hartanya sebagai perintah Allah swt, Qarun menentangnya, maka Allah swt murka padanya:
“Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Sehingga tidak ada satupun golongan yang dapat menolongnya dari azab Allah selain-Nya, dan ia bukan termasuk orang-orang yang memberi pertolongan.” (Al-Qashash/28: 81)
Janji Allah: harta sebagai karunia dan keberkahan
Allah swt berfirman:
“Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka.” (Al-A’raf/7: 96)
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) di kediaman mereka ada dua kebon di sebelah kanan dan kiri. (dikatakan kepada mereka) makan dan minumlah rizki dari Tuhanmu, dan bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” (Saba’/34: 15)
Janji Allah bagi orang-orang yang tertindas
“Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, dan hendak menjadikan dari mereka pemimpin dan menjadikannya pewaris bumi.” (Al-Qashash/28: 5)
Kemiskinan dan dosa
Sebagaimana kekayaan, kefakiran dapat mengantarkan manusia menjadi orang yang tawadhu’, rendah hati dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Kaya. Juga sebaliknya, kemiskinan dapat mengantarkan manusia pada puncak dosa yaitu kekufuran, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang masyhur:
“Kefakiran mendekatkan pada kekufuran.”
Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
“Kefakiran adalah kematian yang paling besar.” (Nahjul Balaghah, hikmah 163)
“Sesungguhnya kefakiran itu dapat mengurangi agama, membingungkan akal dan mengajak pada kebencian.” (Nahjul Balaghah, hikmah 319)
“Kuburan lebih baik dari pada kefakiran.” (Fahras Al-Ghurar, bab kefakiran)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) juga berkata:
“Sekiranya kefakiran itu berwujud, niscaya aku akan membunuhnya.”
Perintah menyelamatkan diri dari kefakiran
Rasulullah saw bersabda:
“Terlaknatlah orang yang menyandarkan seluruh kebutuhannya pada manusia.” (Furu’ Al-Kafi, jld 5, hlm 72)
Tentang pentingnya kebutuhan-kebutuhan yang pokok sebagai sarana untuk melaksanakan ibadah dan kewajiban, Rasulullah saw menyebutkan dalam sebagian doanya:
“Ya Allah, alirkan keberkahan ke dalam roti kami, jangan pisahkan antara kami dan roti, sekiranya tidak ada roti niscaya kami tidak dapat melakukan shalat, puasa dan menunaikan kewajiban-kewajiban dari Tuhan kami.” (Furu’ Al-Kafi, jld 5, hlm 73)
Tek arab ayat Al-Qur’an dan hadis dapat dicopi dari Milis “Keluarga Bahagia” dan milis “Shalat-doa” berikut ini.
1. Kekayaan dan harta
2. Kefakiran dan kemiskinan
Harta dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk ibadah dan ketaatan kepada Allah, membantu hamba-hamba-Nya yang membutuhkan, dan perjuangan di jalan Allah swt. Sebagaimana hal ini telah dicontohkan oleh Sayyidah Khadijah (ra) isteri tercinta Rasulullah saw, sahabat-sahabat terdekatnya dan kaum mukminin yang dermawan. Tapi juga sebaliknya, harta dapat menjadi penyebab yang ampuh untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa dan kehinaan. Harta juga dapat melupakan manusia pada Tuhannya, menggoncang hidupnya dan menzalimi orang lain.
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisahkan tentang malapetaka yang disebabkan oleh dunia dan harta, juga tentang keberkahan dan kebahagiaan harta yang berada dalam kendali oleh orang-orang mukmin dan bertakwa.
Harta penyebab kezaliman
Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena ia memandang dirinya kaya.” (Al-‘Alaq 96: 6-7)
“Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan pada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap mereka ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancurnya.” (17: 16)
“Apakah mereka tidak mengambil pelajaran betapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawahh mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” (6: 6)
Harta sebagai ujian
Pengakuan Nabi Sulaiman (as):
“Ini adalah sebagian dari karunia Tuhanku sebagai ujian bagiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya).” (An-Naml/27: 40)
Kesombongan Qarun:
“Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmuku sendiri.” (Al-Qashash/28: 78). Ketika Nabi Musa (as) meminta Qarun agar mengeluarkan zakat hartanya sebagai perintah Allah swt, Qarun menentangnya, maka Allah swt murka padanya:
“Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Sehingga tidak ada satupun golongan yang dapat menolongnya dari azab Allah selain-Nya, dan ia bukan termasuk orang-orang yang memberi pertolongan.” (Al-Qashash/28: 81)
Janji Allah: harta sebagai karunia dan keberkahan
Allah swt berfirman:
“Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka.” (Al-A’raf/7: 96)
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) di kediaman mereka ada dua kebon di sebelah kanan dan kiri. (dikatakan kepada mereka) makan dan minumlah rizki dari Tuhanmu, dan bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” (Saba’/34: 15)
Janji Allah bagi orang-orang yang tertindas
“Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, dan hendak menjadikan dari mereka pemimpin dan menjadikannya pewaris bumi.” (Al-Qashash/28: 5)
Kemiskinan dan dosa
Sebagaimana kekayaan, kefakiran dapat mengantarkan manusia menjadi orang yang tawadhu’, rendah hati dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Kaya. Juga sebaliknya, kemiskinan dapat mengantarkan manusia pada puncak dosa yaitu kekufuran, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang masyhur:
“Kefakiran mendekatkan pada kekufuran.”
Imam Ali bin Abi Thalib (sa):
“Kefakiran adalah kematian yang paling besar.” (Nahjul Balaghah, hikmah 163)
“Sesungguhnya kefakiran itu dapat mengurangi agama, membingungkan akal dan mengajak pada kebencian.” (Nahjul Balaghah, hikmah 319)
“Kuburan lebih baik dari pada kefakiran.” (Fahras Al-Ghurar, bab kefakiran)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) juga berkata:
“Sekiranya kefakiran itu berwujud, niscaya aku akan membunuhnya.”
Perintah menyelamatkan diri dari kefakiran
Rasulullah saw bersabda:
“Terlaknatlah orang yang menyandarkan seluruh kebutuhannya pada manusia.” (Furu’ Al-Kafi, jld 5, hlm 72)
Tentang pentingnya kebutuhan-kebutuhan yang pokok sebagai sarana untuk melaksanakan ibadah dan kewajiban, Rasulullah saw menyebutkan dalam sebagian doanya:
“Ya Allah, alirkan keberkahan ke dalam roti kami, jangan pisahkan antara kami dan roti, sekiranya tidak ada roti niscaya kami tidak dapat melakukan shalat, puasa dan menunaikan kewajiban-kewajiban dari Tuhan kami.” (Furu’ Al-Kafi, jld 5, hlm 73)
Tek arab ayat Al-Qur’an dan hadis dapat dicopi dari Milis “Keluarga Bahagia” dan milis “Shalat-doa” berikut ini.
Wassalam
Syamsuri Rifai
Artikel2 Islami, Amalan Praktis dan doa-doa pilihan, klik di sini:
http://shalatdoa.blogspot.com
http://syamsuri149.wordpress.com
Milis artikel2 Islami, shalat2 sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa pilihan serta eBooknya, klik di sini:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
Yang berminat shalat hajat yang diajarkan oleh Rasulullah saw khusus utk penyembuhan, dan rumus2 yang lain, juga doa2 yang bersifat khusus, klik di milis :
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami
Yang berminat infor periklanan dan bisnis online, klik di sini :
http://infor-indo.blogspot.com
http://pengusahaonline.com/?id=Syamsuri
No comments:
Post a Comment