Pages

Wednesday, October 8, 2008

Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?

Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita.

Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias sia-sia.

Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam firman-Nya:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِب عَنكمُ الرِّجْس أَهْلَ الْبَيْتِ وَ يُطهِّرَكمْ تَطهِيراً
“Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.” (Al-Ahzab/33: 33)

Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya:

قُل لا أَسئَلُكمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلا الْمَوَدَّةَ فى الْقُرْبى
“Katakan hai Muhammad: ‘Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku’.” (Surat Asy-Syura: 23)

Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia.

Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya.

Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu membuahkan malapetaka di keluarga bahkan di dunia. Lagi-lagi menurut kaum sufi, sebenarnya umumnya manusia salah mempersepsikan kebahagiaan. Fitrahnya mencari kebahagiaan, fisiknya mengejar keuangan. Di sini terjadi kejaran yang tak seimbang dan tak searah, sehingga di sinilah penyebab munculnya kegelisahan dan malapetaka.

Sebenarnya Allah dan Rasul-Nya sangat ingin kita hidup bahagia di dunia dan akhirat. Karena itu Dia perintahkan mencintai kesucian. Dan cinta tak akan bermakna jika tidak mengikuti tapak-tilasnya. Rasulullah saw adalah tokoh sosok kesucian, dan Ahlul baitnya adalah sosok kesucian yang harus diikuti tapak-tilasnya pasca beliau.

Lebih detail tentang Ababun Nuzul dua ayat tersebut berikut penafsiran ulama, silahkan klik halaman Asbabun Nuzul disini:
http://tafsirtematis.wordpress.com

Sebagian umat Islam juga sering terkejut bahkan mengkerutkan wajahnya ketika mendengar kata “Syiah”. Jadi apa atau siapa sebenarnya syiah itu? Syiah artinya pengikut. Sebagian kelompok umat Islam menisbatkan dirinya sebagai pengikut (syiah) Ahlul bait Nabi saw. Dalam Al-Qur’an kata “syiah” dalam segala bentuknya, yang bermakna pengikut kebenaran atau kebatilan, disebutkan 11 kali, dalam surat: Al-Qashash, Ash-Shaffat, Al-Hijr, Maryam, An-Nur, Al-An’am, Saba’, Al-Qamar, dan Ar-Rum. Antara lainnya:

وَ إِنَّ مِن شِيعَتِهِ لابْرَهِيمَ
“Sesungguhnya termasuk pengikutnya (Nuh) adalah Ibrahim.”(Ash-Shaffat: 83)

فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَينِ يَقْتَتِلانِ هَذَا مِن شِيعَتِهِ وَ هَذَا مِنْ عَدُوِّهِ
“Lalu didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi yang satu pengikutnya (Musa) dan yang satu lagi musuhnya (kaum Fir’un).” (Al-Qashash: 15).

وَ لَقَدْ أَهْلَكْنَا أَشيَاعَكُمْ فَهَلْ مِن مُّدَّكرٍ
“Sesungguhnya telah Kami binasakan para pengikut kalian. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Al-Qamar: 51)

Dari paparan ayat-ayat tersebut dapatlah kita menjawab pertanyaan: Mengapa kita harus mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Yang digarisbawahi sebelum membuat kesimpulan: Nabi saw tidak dapat dipisahkan dari Ahlul baitnya. Karena hal ini banyak disebutkan dalam hadis-hadisnya. Ingin tahu hadis-hadisnya, silahkan juga klik disini di halaman hadis-hadis pilihan:
http://tafsirtematis.wordpress.com

Wassalam
Syamsuri Rifai

Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis dan Doa2 harian dan bulanan secara lengkap:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, keutamaan surat2 Al-Qur'an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Adab2 dan doa2 haji dan umroh:
http://almushthafa.blogspot.com
Milis:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami
Syam Multiply: http://syamsuri149.multiply.com
Syam Friendster: http://profiles.friendster.com/syamrifai

No comments:

Followers