Sebagaimana diyakini oleh semua muslimin dan mukminin, bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan pengampunan, bulan penuh berkah, bulan dibebaskannya orang-orang yang tersiksa dan sengsara.
Di bulan Ramadhan Allah swt menciptakan situasi dan kondisi yang paling istimewa yang keistimewaannya tak akan pernah tak dijumpai di bulan-bulan yang lain, yaitu: membuka pintu taubat yang paripurna, mengalirkan keberkahan yang istimewa, menurunkan karunia yang paling melimpah, memberi perlindungan, membebaskan orang-orang yang sengsara, dan sejenisnya.
Semua hal tersebut kita semua menyakini. Tapi, mengapa hal ini belum dirasakan oleh sebagian kita? Jawabannya tentu variatif walapun penyebab utamanya sama. Yakni kita mesti memperkuat keyakinan sebagai penyebab utama. Ini disepakati oleh pakar muslim maupun non-muslim, dalam nash-nash Islam maupun buku-buku motivasi.
Sebagai pengantar, saya akan kutipkan hasil penelitian para ahli Fisika Kuantum:
Pierre Franckh (Jerman) menyebutkan dalam bukunya “Law of Resonance”:
Melalui gelombang elektrik dan magnet yang dipancarkan oleh hati, keyakinan kita mengalami perubahan timbal-balik dengan dunia nyata.
Penelitian yang dilakukan oleh HearthMath Institute menunjukkan seberapa besar energi yang dipancarkan itu.
• Daya sinar elektrik dari hati (EKG) mencapai hingga 60 kali lebih kuat daripada sinyal elektrik yang dihasilkan oleh otak (EEG)
• Medan magnit dari hati bahkan 5.000 kali lebih kuat daripada yang ditimbulkan oleh otak.
Jadi, berdasarkan penelitian ini kita memancarkan jauh lebih banyak energi melalui hati ketimbang dari otak kita. Dan di hati tempat bersemayamnya keyakinan. Bahkan Allah swt menyatakan bumi dan semua isinya tak akan mampu menerima kehadiran-Nya kecuali hati seorang mukmin, yakni hati orang yang punya keyakinan.
Di sinilah letak peranan utama hati yang memancarkan energi keyakinan pada alam, dan disitulah ada sesuatu yang kita butuhkan.
Sekarang, kita bisa bayangkan jika di bulan Ramadhan semua orang mukmin dan kekasih Allah swt memancarkan energi gelombang yg istimewa ke alam eksternal, maka tentu kondisi alam berbeda dengan di bulan-bulan yang lain. Sekarang tinggallah kita menciptakan gelombang resonansi, agar bisa bergabung dengan para kafilah rohani.
Memang, mengkondisikan hati dan pikiran tidak semudah yang kita bicarakan. Karena itu butuh latihan dan kiat-kiat. Untuk melatih hati dan pikiran kita, cobalah kita lakukan langkah-langkah berikut:
Pertama: Usahakan berada dalam kondisi suci dari hadas.
Kedua: Usahakan dan biasakan bersedekah/berinfak sesuai kemampuan dengan niat yang ikhlas, khususnya saat memberikan.
Ketiga: Lakukan khalwat/’uzlah/meditasi setiap hari setidaknya antara 10 menit hingga satu jam. Tujuannnya merenungi dan mengevaluasi diri. Kiat ini sangat efektif untuk memperkuat energi golombang resonansi kita
Keempat: Membaca istighfar sebanyak 71 kali, kemudian akhiri dengan membaca tasbih sembilan kali. Lakukan kiat ini dengan khusuk dan fokus sehingga benar-benar dapat dirasakan gelombang resonansinya.
Kelima: Setelah benar-benar hati kita khusuk dan fokus, maka bacalah salah satu Asmaul Husna sesuai dengan hajat dan kebutuhan kita. Misalnya untuk taubat: Ya Ghaffâr dan Ya Tawwâb. Perlindungan: Ya Jabbâr dan Ya Qahhâr. Untuk ilmu: Ya’Alim ya Khabîr. Untuk Rizki: Ya Fattâh, ya Wahhâb, ya Razzâq, ya Mughnî.
Keenam: Pilih doa-doa di bulan Ramadhan sesuai dengan hajat dan kebutuhan kita. Doa-doa di bulan Ramadhan titik tekan maknanya bermacam-macam: Taubat, perlindungan, hajat, rizki, dan lainnya.
Petunjuk Imam Ali bin Abi Thalib (sa)
Untuk menjawab pengaduan orang yang ingin punya keturunan, Imam Ali bin Abi Thalib (sa) menyatakan: “Jika kamu ingin punya keturunan, berwudhu’lah secara sempurna, kemudian lakukan shalat dua rakaat secara baik. Setelah shalat sujudlah sambil membaca Istighfar sebanyak 71 kali, kemudian membaca doa …
Selanjutnya beliau berkata:
“Allah pasti memperkenankan keinginanmu, dan kamu jangan ragu dalam hal ini. Aku menyuruh kamu bersuci karena Allah swt berfirman: “Dia mencintai orang-orang yang bersuci.” (Al-Baqarah: 222); aku perintahkan kamu melakukan shalat, karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika Dia melihatnya dalam keadaan sujud dan ruku’; aku perintahkan kamu beristighfar karena Allah swt berfirman: “Berisighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu..” (Nuh: 10-11); dan Allah swt berfirman kepada Nabi-Nya: “Jika kamu beristighfar untuk mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan mengampuni mereka,” karena itu aku perintahkan kamu melebihi tujuh puluh kali.” (Mafatihul Jinan)
Wassalam
Syamsuri Rifai
4 comments:
syukron ust, atas sharing ilmunya semoga kesejahteraan dan kebahagian selalu bersama antum sekeluarga dan para pecinta Ahlulbayt di manapun berada.
ijin copas di facebook Pak Ustadz.. pastinya bareng sama sourcenya ya
Nasihatnya sungguh Indah terima kasih Pak Ustadz.
Nasehat yang indah.. semoga saya bisa memanfaatkan dengan baik.. aamiin
Semoga ustadz dan keluarga senantiasa dianugerahkan kebahagiaan dan kesejahteraan, terkumpul bersama Rasul dan Ahlbaytnya. aamiin
Post a Comment