Muhammad bin Muslim bertanya kepada Imam Muhammad Al-Baqir
(sa) tentang tanda-tanda malam Al-Qadar? Beliau menjawab: “Malam itu harum
baunya, jika di musim dingin malam itu terasa hangat, jika di musim panas terasa
sejuk, dan baunya harum.” (Al-Faqih 2: 159)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Malam Al-Qadar terjadi
pada setiap tahun, dan harinya seperti malamnya.” (Al-Wasail 10: 359)
MALAM AL-QADAR DAN PENGAMPUNAN DOSA
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang menghidupkan malam Al-Qadar dengan ibadah dan mengharapkan ampunan, ia diampuni dosa-dosanya yang lalu.” Rasulullah saw menghidupakan malam itu dan tidak menutupnya. (Al-Wasail 10: 358)
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang menghidupkan malam Al-Qadar dengan ibadah dan mengharapkan ampunan, ia diampuni dosa-dosanya yang lalu.” Rasulullah saw menghidupakan malam itu dan tidak menutupnya. (Al-Wasail 10: 358)
Keutamaan Malam Al-Qadar
Malam Al-Qadar adalah malam yang paling utama, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam turunnya Ruhul Qur’an, malam penetapan takdir tahunan peristiwa alam dan kehidupan manusia. Malam puncak pengampunan dosa, puncak curahan rahmat, karunia dan keberkahan.
Malam Al-Qadar adalah malam yang paling utama, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam turunnya Ruhul Qur’an, malam penetapan takdir tahunan peristiwa alam dan kehidupan manusia. Malam puncak pengampunan dosa, puncak curahan rahmat, karunia dan keberkahan.
Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata: “Barangsiapa yang mandi
sunnah pada malam Al-Qadar dan menghidupkannya hingga terbit fajar, ia akan
keluar dari dosa-dosanya.” (Al-Wasail 10: 358)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Barangsiapa yang
menghidupkan malam Al-Qadar, ia akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak
bintang di langit, seberat gunung dan seluas samudera.”
(Al-Mustadrak 7: 457)
(Al-Mustadrak 7: 457)
Shaleh bin Muhammad pernah mengirim surat kepada Imam Abu Muhammad (sa), yang
isinya bertanya tentang mandi sunnah di bulan Ramadhan. Kemudian beliau membalas
suratnya: “Jika kamu mampu, hendaknya mandi sunnah pada malam ke 19, ke 21 dan
ke 23, maka lakukan. Karena malam-malam itu diharapkan datangnya malam
Al-Qadar. Jika kamu tidak mampu menghidupkan malam-malam itu, maka jangan
lewatkan untuk menghidupkan malam ke 23 dengan shalat 100 rakaat, pada setiap
rakaat setelah Fatihan membaca surat Al-Ikhlash (11 kali).” (Al-Wasail 10: 358)
Salam wa
Rahmah
Syamsuri
Rifai
No comments:
Post a Comment