Pages

Showing posts with label Internet. Show all posts
Showing posts with label Internet. Show all posts

Tuesday, November 17, 2009

Free Download: Amalan Praktis dan Doa2 Pilihan

1. Doa Malam Arafah
2. Ta’qib Shalat Umum dan Khusus
3. Keutamaan dan Amalan di Bulan Haji (Dzul Qa`idah)
4. 25 Wasiat Etika Hubungan suami-isteri
5. Doa Cepat Diijabah

6. Doa Mujir (Doa Perlindungan dan Rejeki)
7. Buku Baru: Kumpulan Shalat, Zikir dan Doa
8. Doa sebelum dan sesudah baca Al-Qur’an
9. Munajat Orang-Orang yang Sengsara
10. Doa Ziarah Nabi saw di Madinah
11. Doa Ziarah Nabi saw pada hari Sabtu
12. Amalan dan Doa2 Malam Nishfu Sya’ban
13. Keutamaan bulan Sya’ban
14. Ismul A’zham sebagai Wasilah untuk Mencapai Hajat
15. Shalat hajat, doa hajat dan Rizki
16. Doa Kumail
17. Doa Jawsyan Kabir
18. Khasiat Doa Sayfush Shaghir
19. Keajaiban Doa Ummu Dawud
20. Doa Ummu Dawud
21. Amalan dan Doa khusus bulan Rajab
22. Amalan dan Doa umum bulan Rajab
23. Keutamaan bln Rajab dan Jawaban
24. Adab2 Berdoa dan Syarat2 Diijabahnya doa
25. Kumpulan Amalan Praktis dan Doa2 Pilihan
26. Keutamaan dan Rahasia Ayat Kursi
27. Keutamaan dan Amalan Malam Jum’at
28. Dan doa-doa lainnya

Yang berminat silahkan download gratis di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html


Doa untuk Lumpuhkan Kekuatan Lawan

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berakata: Sesungguhnya orang yang membaca doa ini tujuh kali setiap hari sebelum matahari terbit, dan meniup ke enam arah, ia akan terjaga dari kejahatan musuh-musuhnya dan tidak terkena bahayanya, dan mereka tidak akan mampu menundukkannya:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

اَللَّهُمَّ سَخِّرْلِي اَعْدَآئِي كَمَاسَخَّرْتَ الرِّيْحَ لِسُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُوْدَ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ، وَلَيِّنْهُمْ لِي كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُوْدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَذَلِّلْهُمْ لِي كَمَاذَلَّلْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَاقْهَرْهُمْ لِى كَمَا قَهَرْتَ اَبَاجَهْلٍ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ بِحَقِّ كهيعص حمعسق صُمُّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَيَرْجِعُوْنَ، صُمُّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَيُبْصِرُوْنَ، صُمُّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لاَيَعْقِلُوْنَ، فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَصَلَى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ بِحُرْمَةِ كهيعص حمعسق وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Allâhumma sakhkhirlî a‘dâî kamâ sakhkhartar rîha li-Sulaymânabni Dâwûda ‘alayhimas salâm, wa layyinhumlî kamâ layyantal hadîda li-Dâwûda ‘alayhis salâm, wa dzallilhumlî kamâ dzalalta Fir`awna li-Mûsâ ‘alayhis salâm, waqharhumlî kamâ qaharta Abâ Jahlin li-Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi bihaqqi kâf-hâ-yâ-‘âyn-shâd hâ-mîm-‘âyn-sîn-qâf; shummum bukmun ‘umyun fahum lâ yarji‘ûn, shummum bukmun ‘umyun fahum lâ yubshirûn, shummum bukmun ‘umyun fahum lâ ya‘qilûn, fasayakfîkahumullâhu wa Huwas Samî‘ul ‘Alîm wa shallallâhu ‘alâ khayri khalqihi Muhammadin wa âlihi ajma‘în. Bismillâhir Rahmânir Rahîm bihurmati Kâf-hâ-yâ-`ayn-shâd hâ-mîm-`ayn-sîn-qâf wa lâ hawla walâ quwwata illâ billahil ‘Aliyyil ‘Azhîm.

Ya Allah, tundukkan padaku musuh-musuhku sebagaimana Kau tundukkan angin pada Sulaiman bin Dawud (as), lunakkan mereka padaku sebagaimana Kau lunakkan besi pada Dawud (as), hinakan mereka di hadapanku sebagaimana Kau hinakan Fir’aun di hadapan Musa (as), dan kalahkan mereka bagiku sebagaimana Kau kalahkan Abu Jahal bagi Muhammad saw dengan hak:
Kâf-hâ-yâ-`âyn-shâd Hâ-mîm-`âyn-sîn-qâf
shummum bukmun ‘umyun fahum lâ yarji‘ûn (mereka tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak akan kembali)
shummum bukmun ‘umyun fahum lâ yubshirûn (mereka tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak akan melihat)
shummum bukmun ‘umyun fahum lâ ya‘qilûn (mereka tuli, bisu dan buta sehingga mereka tidak mampu berpikir)
Sehingga Allah melindungi kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepada makhluk yang terbaik Muhammad dan seluruh keluarganya. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan kemuliaan Kâf-hâ-yâ-`âyn-shâd Hâ-mîm-`âyn-sîn-qâf, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
(Mujarrabat Imamiyah: 106)

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Friday, November 13, 2009

Primbon Cinta

Janganlah bersedih dan berduka! Karena hilangnya kehangatan cinta suami-istri, atau karena belum punya pasangan hidup, atau karena diputus cintanya.

Dalam hal ini Islam memberi solusi yang terbaik. Jangan pergi ke dukun atau ke orang pinter, karena Islam melarangnya.

Tidak jarang karena kesibukan suami atau istri, kehangatan cinta menjadi tergantu. Bahkan kadang-kadang berujung pada percekcokan dan perceraian. Jangan bersedih dan jangan khawatir, Islam akan memberi solusi yang terbaik. Kunci utamanya satu: keyakinan yang kuat dan niat yang baik.

Pasang niat yang baik, tanamkan keyakinan yang kuat dalam hati, tawakkal kepada Allah swt. Kemudian lakukan secara istiqamah kiat-kiat berikut ini:

Bacalah Ayat Kursi dengan menghadap ke kiblat, selama tujuh hari. Setiap hari 21 kali, saat terbit fajar, sebelum berbicara dengan siapapun. Sebutkan nama lengkap orang yang diharapkan cintanya di antara dua ‘ayn pada kalimat: Yasyfa’u ….’indahu. Kemudian lanjutkan dan sempurnakan bacaan ayat kursi.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللهُ لاَ اِلَهَ إِلاَّ هُوُ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ. لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ. لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ. مَن ذَاالَّذِي يَشْفَعُ .... عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ. وَلاَ يُخِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِن عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَآءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ. وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا. وَهُو الْعَلِيُّ الْعَظِيْم

Allâhu lâilâha illâ Huwa. Al-Hayyul Qayyûm. Lâ ta’khudzuhu sinatuw wa lâ naum. Lahû mâ fis samâwâti wa mâ fil ardhi. Man dzal ladzî yasyfa`u …. `indahu illâ biidznih. Ya`lamu mâ bayna aydîhim. Wa mâ khalfahum wa lâ yuhîthûna bisyay-in(m) min `ilmihi illâ bimâsyâ’. Wasi`a kursiyyuhus samâwâti wal ardhi. Wa lâ yu’duhû hifzhuhumâ. Wa Huwal `Aliyyul `Azhîm.

Cara doa ini diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa). Telah terbukti keampuhannya dengan syarat untuk mencari ridha Allah swt, bukan untuk kemaksiatan dan dosa. (Mujarrabat Imamiyah: 98). Disebutkan juga dalam kitab Manhâjul ‘Arifîn.


Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di halaman Islami di:
http://www.tokoku99.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Thursday, November 5, 2009

25 Wasiat Nabi saw tentang Etika Hubungan suami-isteri

Hubungan suami-isteri tidak hanya berdampak psikologis pada suami dan isteri, tetapi juga akan berdampak pada mental anak. Jika hubungan tersebut membuahkan keturunan. Karena itu, begitu pentingnya hal ini Rasulullah saw berwasiat kepada manantunya Imam Ali bin Abi Thalib (sa).

LARANGAN
Misalnya, Rasulullah saw melarang melakukan hubungan suami-isteri:
1. Pada awal bulan, tengah bulan, dan akhir bulan, karena hal itu mempercepat datangnya penyakit gila, kusta, dan kerusakan syaraf padanya dan keturunannya.
2. Sambil membayangkan perempuan lain. Karena jika membuahkan dikaruniai anak dapat menyebabkan ia memiliki mental seperti wanita itu dan memiliki gangguan psikologis.
3. Pada akhir bulan Hijriyah. Karena jika hubungan itu membuahkan anak dapat menyebabkan ia bermintal suka bekerjasama dan menolong orang yang zalim, dan menjadi perusak persatuan kaum muslimin. Akhir bulan Hijriyah (tgl 29 atau 30 hijriyah) dalam fiqih yg bersumber dari Ahlul bait Nabi saw disebut sebagai hari Mahaq, makruh hukumnya melangsungkan akad nikah.

ANJURAN
Misalnya Rasulullah saw menganjurkan melakukan hubungan suami-isteri:
1. Pada malam Kamis, karena jika membuahkan anak dapat menyebabkan ia menjadi ahli orang yang ‘alim.
2. Pada malam Jum’at. Karena jika membuahkan janin dapat menyebabkan ia kelak menjadi orang yang orator.
3. Pada hari Jum’at bakdah Ashar. Karena (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang mudah terkenal dan termasyhur dan ‘alim.
4. Pada malam Jum’at bakdah ‘Isya’. Jika membuahkan keturunan dapat menyebabkan ia kelak menjadi generasi yang saleh, yang meneruskan orang tuanya.

Selengkapnya, silahkan download di:

Doa untuk Mengatasi Kesulitan

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اِلَهِي اَنْتَ الَّذِي قُلْتَ: (قُلِ ادْعُو الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُوْنِهِ فَلاَ يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلاَ تَحْوِيْلاً) فَيَا مَنْ يَمْلِكُ كَشْفَ الضُّرِّ عَنَّا وَتَحْوِيْلَهُ اِكْشِفْ مَابِي

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Ilahî Antal ladzî qulta: Qulid’ul ladzîna za’amtum min dûnihî falâ yamlikûna kasyfadh dhurri ‘annakum walâ tahwîlâ. Fayâ may yamliku kasyfadh dhurri ‘annâ wa tahwîlahû iksyif mâbî.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Ilahi, Engkaulah yang menyatakan: “Katakan (hai Muhammad) panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, mereka tak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula memindahkannya.” (Al-Isra': 56) Wahai Yang Maha Kuasa menghilangkan bahaya dari kami dan memindahkannya, hilangkan bahaya dariku. (Mujarrabat Imamiyah: 115)

Caranya: Doa ini dibaca dalam kondisi sunyi dan dalam keadaan sujud, dibaca berulang-ulang sampai maknanya meresap ke dalam hati.

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wednesday, October 28, 2009

Kiat-Kiat memaknai Haji ke dalam Kehidupan

Semua ibadah di dalam Islam memiliki tujuan untuk menciptakan perubahan yang positif dalam kehidupanan manusia. Misalnya shalat memiliki tujuan sebagaimana yang dikumandangkan di TVRI setiap bakdah adzan Maghrib, yaitu Aqimish shalâta, innash shalâta tanhâ ‘anil fakhsyâi wal-munkar: “Dirikan shalat sesungguhnya shalat itu dapat mencegah yang yang keji dan yang mungkar.” (Al-Ankabut: 45).

Tentu timbul pertanyaan: Mengapa shalat tidak merubah kehidupan sebagian kita?
Jawabannya: Karena kita tidak khusuk, tidak melakukan adab-adabnya, dan tidak memahami rahasia-rahasia shalat. Sehingga shalat kita jadikan sebagai ibadah wajib rutinitas, yang tidak memiliki makna dalam kehidupan kita.

Puasa memiliki tujuan agar orang-orang yang beriman menjadi orang-orang yang takwa.
Takwa berasal dari kata “Wiqayah” yang artinya menjaga. Jadi, takwa adalah menjaga dan mengaktualisasikan serta menciptakan keseimbangan potensi diri: potensi pikir, potensi syahwat, dan potensi marah. Dengan puasa dimaksudkan agar kita dapat merasakan penderitaan dan kesengsaraan orang lain.

Tidaklah dapat dipungkiri bahwa suasana puasa di bulan cukup memberi perubahan kehidupan ruhani kita. Ramadhan dapat mengalirkan suasana dan nuansa baru dalam kehidupan kita dan itu bisa kita rasakan di bulan Ramadhan. Menjelang Idul Fitri, suasana itu semakin meningkat persiapan2 ruhaniah. Yang mampu membantu yang lemah, yang kaya mengeluarkan zakat dan sedekah untuk yang fakir dan miskin. Selain itu, terjadi peningkatan yang segnifikan keinginan untuk bersilaturrahmi. Dan keinginan ini diwujudkan di malam dan hari Idul Fitri. Tapi sayang, suasana ini hilang bersama berlalunya bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Zakat memiliki tujuan yang fitri dan manusiawi, mensucikan diri dan harta. Dengan kesucian diri dan harta, manusia dapat menjadi orang yang dermawan, membantu yang membutuhkan dan meringankan penderitaan saudaranya.

Mengapa tujuan-tujuan ibadah belum terwujud dalam kehidupan sebagian kita? Mungkin di antara penyebab-penyebabnya kita belum memaknai tujuan ibadah. Mengapa demikian? Semua ini dikarena methode penyampaian materi dengan sistem pengajaran, bukan dengan methode pendidikan dan motivasi.

Sekiranya pengenalan itu disampaikan dengan methode pendidikan, dan methode training motivasi, saya yakin methode ini akan berpengaruh lebih segnifikan ke dalam kehidupan kita. Sebagaimana materi2 training motivasi yang banyak dilakukan oleh lembaga2 motivasi, yang telah berhasil merubah mental para pesertanya.

Dan ini tak kalah pentingnya dalam hal memaknai ibadah haji. Mengapa ibadah haji tidak merubah mental sebagian kita? Mungkin jawabannya karena kebanyakan kita masih memfokuskan pada pelatihan manasik haji dengan methode pengajaran. Tidak menggunakan methode pendidikan dan motivasi.

Sekiranya materi haji, adab-adabnya dan rahasianya disampaikan dengan methode pendidikan dan training motivasi, kemudian materi2 tertentu dilakukan pada even2 penting dalam ibadah haji misalnya di Madinah, Arafah, Mina, dan lainnya, saya yakin ibadah haji itu akan berpengaruh secara segnifikan pada jema’ah haji. Dan insya Allah pengaruh haji itu tidak hanya dirasakan oleh jema’ah, tetapi juga oleh kita bahkan bangsa dan negara. Karena tujuan haji lebih luas dan mencakup tujuan shalat, puasa dan zakat.
Kapankah kita akan memulai methode ini, methode training motivasi? Yakni, menjadikan materi-materi ibadah haji ke dalam materi training motovasi. Dalam methode ini tidak membedakan antara mereka yang cerdas IQnya dan yang tidak cerdas. Karena methode ini tidak melatih pikiran, tetapi melatih dan membimbing ruhani, yang sekarang dikenal dengan melatih “otak kanan”. Mengapa methode ini tidak segera dimulai? Pahahal methode ini telah terbukti keunggulan dan kesuksesannya.

Bukankah belakangan ini kita saksikan banyak lembaga kemersial dan perusahan membuktikan methode ini, untuk merubah mental para karyawannya, yang akhirnya juga menguntungkan secara materi. Methode ini telah diakui keunggulannya di dunia Islam dan dunia barat.

Haji memiliki tujuan yang jauh lebih utama dari tujuan lembaga2 komersial. Jika lembaga-lembaga komerrsial, ukuran kesuksesaannya merubah mental para karyawannya selain keuntungan material, tentu haji memiliki tujuan yang jauh lebih mulia dari semua ini. Jika lembaga-lembaga komersial bisa mencapai tujuannya, mengapa lembaga2 haji belum mencapai tujuan utama haji? Mari kita diskusikan, kita sharing ilmu dan informasi untuk tujuan yang utama dan mulia ini.

Di antara rahasia-rahasia haji adalah:
Pertama: Ka’bah sebagai power energi Kesucian
Kedua: Ka’bah pusat energi Kemerdekaan
Ketiga: Ka’bah Pusat energi Kebangkitan Manusia
Keempat: Ka’bah dan Perlindungan
Perlu kita ketahui bahwa rahasia haji ini termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadis.

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com




Spiritual Haji: Dalam dialog seorang ulama Ahli hadis dengan Keluarga Nabi saw.

Mengapa ibadah haji tidak bermakna dalam kehidupan pribadi, sosial dan kemasyarakatan, bahkan dalam kenegaraan dan kebangsaan? Mari kita simak dan mengambil pelajaran dari dialog dua tokoh besar. Dialog yang terjadi antara Imam Ali Zainal Abidin (sa) dengan Az-Zuhri di Padang Arafah. Az-Zuhri adalah seorang ulama terkemuka dalam ilmu hadis. Imam Ali Zainal Abidin adalah keluarga Nabi saw yaitu putera Al-Husein cucu Rasulullah saw. Dialog ini saya terjemahkan dari kitab Bihârul Anwar dan kitab Al-Mustadrak. Berikut ini dialognya:

Ali Zainal Abidin (sa) bertanya: Wahai Az-Zuhri, dapatkah kamu menghitung manusia yang ada di sini?
Az-Zuhri menjawab: Aku dapat memperkirakan satu setengah juta, mereka semuanya adalah jema'ah haji, mereka datang kepada Allah dengan harta mereka, mereka berdoa dengan suara yang gemuruh.
Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Zuhri, suara gemuruh siapakah yang paling banyak itu dan suara siapa yang paling sedikit?
Az-Zuhri: Semua itu suara gumuruh jema'ah haji.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah kamu mendengar gemuruh suara yang paling sedikit? Wahai Zuhri, dekatkan wajahmu padaku.
Az-Zuhri: Aku dekatkan wajahku kepadanya. Lalu ia mengusapkan tangannya pada wajahku.
Ali Zainal Abidin (sa): Sekarang lihatlah mereka.
Az-Zuhri: Aku memandangi semua manusia, dan aku melihat mereka semuanya adalah kera, aku tidak melihat mereka itu manusia kecuali satu dari setiap sepuluh ribu manusia.
Ali Zainal Abidin (sa): wahai Zuhri, mendekatlah padaku.
Az-Zuhri: Aku mendekat lagi kepadanya. Ia mengusapkan tangannya pada wajahku.
Ali Zainal Abidin (sa): Lihatlah mereka.
Az-Zuhri: Aku memandangi mereka lagi, dan kulihat mereka semuannya babi.
Ali Zainal Abidin (sa): mendekatlah kepadaku.
Az-Zuhri: Aku mendekat lagi kepadanya. Kemudian ia mengusapkan lagi tangannya pada wajahku.
Az-Zuhri: Saat itulah, kulihat mereka semuanya binatang buas, hanya sedikit yang berwujud manusia.
Az-Zuhri: Demi ibuku dan ayahku wahai putera Rasulillah, aku telah dibingungkan oleh tanda-tanda kemuliaanmu dan taajjub dengan keajaibanmu.
Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Zuhri, telah kamu saksikan gumuruh dari sekian banyak makhluk itu sedikit yang dari golongan manusia.
Ali Zainal Abidin (sa): Sekarang usapkan tanganmu pada wajahmu.
Az-Zuhri: setelah kuusapkan tanganku pada wajahku, pandangan mataku kembali seperti semula, dan kulihat mereka semuanya manusia.

Ali Zainal Abidin (sa) berkata: "Barangsiapa yang melakukan haji dan mencintai kami Ahlul bait Nabi saw, merubah permusuhannya pada kami, merubah pembinasaan pada dirinya dengan ketaatan kepada kami, kemudian ia hadir ke tempat wuquf ini dengan pasrah pada amanat dan perjanjian kami yang Allah abadikan di Hajar Aswad, maka itulah bagian yang terkecil dari jema'ah haji yang telah kamu lihat. Wahai Zuhri, telah bercerita kepadaku ayahku dari kakekku Rasulullah saw, beliau bersabda: "Tidak akan bermakna haji orang-orang munafik, dan haji orang-orang yang memusuhi Muhammad dan keluarga Muhammad."
(Al-Bihar jld 96, bab 47, hlm 257; Al-Mustadrak 10: 39)

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Spiritual dan Rahasia Haji: Dalam dialog seorang sufi besar dengan Keluarga Nabi saw.

Dialog ini terjadi antara Imam Ali Zainal Abidin (sa) dengan Asy-Syibli. Asy-Syibli adalah seorang ulama sufi besar dan terkenal hingga sekarang, khususnya di kalangan para sufi. Imam Ali Zainal Abidin (sa) adalah putera Al-Husein cucu Rasulullah saw. Dialog ini saya terjemahkan dari kitab Al-Mustadrak. Berikut ini dialognya:

Saat pulang ke Madinah usai menunaikan ibadah haji, Asy-Syibli datang kepada gurunya Ali Zainal Abidin (ra) untuk menyampaikan pengalamannya selama menunaikan ibadah haji. Dalam pertemuan itu terjadilah dialog antara seorang guru dengan muridnya.

Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Syibli, Anda sudah menunaikan ibadah haji?
Asy-Syibli: Ya, sudah yabna Rasulillah (wahai putra Rasulillah)
Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah berhenti miqat, kemudian menanggalkan semua pakaian terjahit yang dilarang bagi orang yang menunaikan ibadah haji, kemudian Anda mandi sunnah untuk memakai baju ihram?
Asy-Syibli: Ya, semua sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah ketika berhenti di miqat Anda menguatkan niat, dan menanggalkan semua pakaian maksiat kemudian menggantinya dengan pakaian ketaatan?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat Anda menanggalkan pakaian yang terlarang itu apakah Anda sudah menghilangkan perasaan riya', munafik, dan semua subhat (yang diragukan hukumnya).
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mandi sunnah dan membersihkan diri sebelum memakai pakaian ihram, apakah Anda juga berniat membersihkan diri dari segala macam noda-noda dosa?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum berhenti miqat, belum menanggalkan pakaian yang yang terjahit, dan belum mandi membersihkan diri.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mandi, berihram dan mengucapkan niat untuk memasuki ibadah haji, apakah Anda sudah menguatkan niat dan tekad hendak membersihkan diri dan mensusikannya dengan pancaran cahaya taubat dengan niat yang tulus karena Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah pada saat memakai baju ihram Anda berniat untuk menjauhkan diri dari segala yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (ra): Apakah ketika berada dalam ibadah haji yang terikat dengan ketentuan-ketentuan haji, Anda telah melepaskan diri dari segala ikatan duniawi dan hanya mengikatkan diri dengan Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum membersihkan diri, belum berihram, dan belum mengikat diri Anda dalam menunaikan ibadah haji.
Ali Zainal Abidin (sa): Bukankah Anda telah memasuki miqat, shalat ihram dua rakaat, kemudian mengucapkan talbiyah?
Asy-Syibli: Ya, semua itu sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika memasuki miqat apakah Anda berniat akan melakukan ziarah untuk mencari ridha Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat melaksanakan shalat ihram dua rakaat, apakah Anda berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan tekad akan memperbanyak shalat sunnah yang sangat tinggi nilainya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memasuki miqat, belum mengucapkan talbiyah, dan belum menunaikan shalat ihram dua rakaat.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda telah memasuki Masjidil Haram, memandang Ka'bah dan melakukan shalat disana?
Asy-Syibli: Ya, semua sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat memasuki Masjidil Haram, apakah Anda bertekad untuk mengharamkan diri Anda dari mengunjing orang-orang islam?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika sampai di kota Mekkah, apakah Anda menguatkan keyakinan bahwa hanya Allah-lah tujuan hidup?
Asy-Syibli: Tidak

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memasuki Masjidil Haram, belum memandang Ka'bah, dan belum melakukan shalat di dekat Ka'bah.
Asy-Syibli:

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah melakukan thawaf, dan sudah menyentuh sudut-sudut Ka'bah?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukan thawaf.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika thawaf, apakah Anda berniat untuk lari menuju ridha Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum melakukan thawaf, dan belum menyentuh sudut-sudut Ka'bah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah berjabatan tangan dengan hajar Aswad, dan melakukan shalat sunnah di dekat Maqam Ibrahim?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Mendengar jawaban Asy-Syibli, Ali Zainal Abidin (ra) menangis dan memandangnya seraya berkata:
"Ya sungguh benar, barangsiapa yang berjabatan tangan dengan Hajar Aswad, ia telah berjabatan tangan dengan Allah. Karena itu, ingatlah baik-baik wahai manusia, janganlah sekali-kali kalian berbuat sesuatu yang menghinakan martabatmu, jangan menjatuhkan kehormatanmu dengan perbuatan durhaka dan maksiat kepada Allah Azza wa Jalla, jangan melakukan apa saja yang diharamkan oleh Allah swt sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang bergelimang dosa.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berdiri di Maqam Ibrahim, apakah Anda menguatkan tekad untuk berdiri di jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah swt, dan bertekad untuk meninggalkan semua maksiat?
Asy-Syibli: Tidak, saat itu tekad tersebut belum kusebutkan dalam niatku.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melakukan shalat dua rakaat di dekat Maqam Ibrahim, apakah Anda berniat untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim (sa), dalam shalat ibadahnya, dan kegigihannya dalam menentang bisikansetan.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum berjabatan tangan dengan Hajar Aswad, belum berdiri di Maqam Ibrahim, dan belum melakukan shalat di dekat Maqam Ibrahim.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah memperhatikan sumur air Zamzam dan minum airnya?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika memperhatikan sumur itu, apakah Anda mencurahkan semua perhatian untuk mematuhi semua perintah Allah. Dan apakah saat itu Anda berniat untuk memejamkan mata dari segala kemaksiatan.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memperhatikan sumur air Zamzam dan belum minum air Zamzam.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah saat itu Anda mencurahkan semua harapan untuk memperoleh rahmat Allah, dan bergetar tubuhmu karena takut akan siksaan-Nya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah pergi ke Mina?
Asy-Syibli: Ya, tentu sudah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah saat itu Anda telah sunggu-sungguh bertekad agar semua manusia aman dari gangguan lidah, hati dan tangan Anda sendiri?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum pergi ke Mina.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah wuquf di padang Arafah? Sudahkah Anda mendaki Jabal Rahmah? Apakah Anda sudah mengunjungi lembah Namirah dan berdoa di di bukit-bukit Shakharat?
Asy-Syibli: Ya, semuanya sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di Padang Arafah, apakah Anda benar-benar menghayati makrifat akan keagungan Allah? Dan apakah Anda menyadari hakekat ilmu yang dapat mengantarkan diri Anda kepada-Nya? Apakah saat itu Anda menyadari dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha Mengetahui segala perbuatan, perasaan dan suara nurani?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika mendaki Jabal Rahmah, apakah Anda tulus ikhlas mengharapkan rahmat Allah untuk setiap mukmin, dan mengharapkan bimbingan untuk setiap muslim?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di lembah Namirah apakah Anda punya tekad untuk tidak menyuruh orang lain berbuat baik sebelum terlebih dahulu Anda menyuruh diri Anda berbuat baik? Apakah Anda bertekad tidak melarang orang lain berbuat maksiat sebelum Anda mencegah diri Anda dari perbuatan tersebut?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda berada di bukit-bukit itu, apakah Anda benar-benar menyadari bahwa tempat itu merupakan saksi atas segala kepatuhan kepada Allah swt. Dan Tahukah Anda bahwa bukit-bukit itu bersama para malaikat mencatatnya atas perintah Allah Penguasa tujuh langit dan bumi?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu Anda belum berwuquf di Arafah, belum mendaki Jabal Rahmah, belum mengunjungi lembah Namirah dan belum berdoa di tempat-tempat itu.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda melewati dua bukit Al-Alamain dan menunaikan shalat dua rakaat sebelumnya? Apakah setelah itu Anda melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah, mengambil batu di sana, kemudian berjalan melewati Masy'aril Haram?
Asy-Syibli: Ya, semuanya sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda melakukan shalat dua rakaat, apakah Anda meniatkan shalat itu sebagai shalat Syukur, shalat untuk menyampaikan rasa terima kasih pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, dengan harapan agar tersingkir dari semua kesulitan dan mendapat kemudahan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melewati dua bukit itu dengan meluruskan pandangan, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, apakah Anda benar-benar bertekad tidak akan berpaling pada agama lain, tetap teguh dalam agama Islam, agama yang hak yang diridhai oleh Allah swt? Benarkah Anda memperkuat tekad untuk tidak bergeser sedikitpun, baik dalam hati, ucapan, gerakan maupun perbuatan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di Muzdalifah dan mengambil batu di sana, apakah Anda benar-benar bertekah untuk melempar jauh-jauh segala perbuatan maksiat dari diri Anda, dan berniat untuk mengejar ilmu dan amal yang diridhai oleh Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat Anda melewati Masy'aril Haram, apakah Anda bertekad untuk menjadikan diri Anda sebagai keteladan kesucian agama Islam seperti orang-orang yang bertakwa kepada Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum melewati Al-Alamain, belum melakukan shalat dua rakaat, belum berjalan menuju Muzdalifah, belum mengambil batu di tempat itu, dan belum melewati Masy'aril Haram.

Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Syibli, apakah Anda telah sampai di Mina, telah melempar Jumrah, telah mencukur rambut, telah menyembelih binatang kurban, telah menunaikan shalat di masjid Khaif; kemudian kembali ke Mekkah dan melakukan thawaf ifadhah?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (ra): Setelah tiba di Mina, apakah Anda menyadari bahwa Anda telah sampai pada tujuan, dan bahwa Allah telah memenuhi semua hajat Anda?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat melempar Jumrah, apakah Anda bertekad untuk melempar musuh Anda yang sebenarnya yaitu iblis dan memeranginya dengan cara menyempurnakan ibadah haji yang mulia itu?
Asy-Syibli: Tidak

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mencukur rambut, apakah Anda bertekad untuk mencukur semua kehinaan diri Anda sehingga diri Anda menjadi suci seperti baru lahir perut ibu Anda?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melakukan shalat di masjid Khaif, apakah Anda benar-benar bertekad untuk tidak merasa takut kepada siapaun kecuali kepada Allah swt dan dosa-dosa yang telah Anda lakukan.
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda menyembelih binatang kurban, apakah Anda bertekad untuk memotong belenggu kerakusan diri Anda dan menghayati kehidupan yang suci dari segala noda dan dosa? Dan apakah Anda juga bertekad untuk mengikuti jejak nabi Ibrahim (sa) yang rela melaksanakan perintah Allah sekalipun harus memotong leher puteranya yang dicintai?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda kembali ke Mekkah untuk melakukan thawaf ifadhah, apakah Anda berniat untuk tidak mengharapkan pemberian dari siapapun kecuali dari karunia Allah, tetap patuh kepada-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum mencapai Mina, belum melempar Jumrah, belum mencukur rambut, belum menyembelih kurban, belum melaksanakan manasik, belum melaksanakan shalat di masjid Khaif, belum melakukan thawaf ifadhah, dan belum mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena itu, kembalilah ke Mekkah, sebab Anda sesungguhnya belum menunaikan ibadah haji.

Mendengar penjelasan Ali Zainal Abidin (sa), Asy-Syibli menangis dan menyesali kekurangannya yang telah dilakukan dalam ibadah haji. Sejak itu ia berusaha keras memperdalam ilmu Islam agar pada tahun berikutnya ia dapat menunaikan ibadah haji secara sempurna. (Al-Mustadrak 10: 166)

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com




Tuesday, October 27, 2009

Mengapa Gagal dan Stress?

Orang yang salah berpikir tentu ia akan salah langkah. Salah langkah tentu ia akan gagal. Mengapa kegagalan menyebabkan kita stress, kecewa, dan putus asa ? Karena kita telah dikuasai oleh pikiran negatif. Sehingga hilanglah semangat, tekad dan keyakinan.

Padahal tak ada seorang pun yang bisa membantah bahwa keyakinan adalah kunci utama kesuksesan dalam segala bidang usaha dan cita-cita.

Jika kita ingin sukses, kita harus memiliki keyakinan yang kuat, semangat yang smart. Memiliki ilmu dan langkah-langkah jitu untuk mencapai harapan yang dicita-citakan.

Keyakinan dan semangat juga belum cukup. Sebagai seorang mukmin kita harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa doa punya pengaruh yang sangat kuat untuk mengantarkan kita ke pintu gerbang kesuksesan. Telah diakui oleh para pakar motivasi bahwa doa dapat mengalirkan energi yang dahsyat sehingga kita memiliki kekuatan dan semangat yang benar-benar baru untuk menggapai harapan, dan sekaligus melumpuhkan pengaruh-pengaruh energi negatif yang menghalangi kesuksesan.

Allah swt menyatakan dalam firman-Nya :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah (mengoptimalkan potensi diri), niscaya Dia akan mengkaruniakan solusi baginya, dan memberikan kepadanya rejeki yang tak terduga-duga.” (Ath-Thalaq/65: 2-3)

Takwa artinya menjaga, menciptakan keseimbangan dan mengoptimalkan tiga potensi diri. Yaitu potensi: pikir, syahwat (daya tarik), dan marah (daya tolak). Di sinilah kunci kesuksesan manusia dalam segala bidang.

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:

Wassalam
Syamsuri Rifai

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group




Kiat Hilangkan Stress dan Gapai Sukses

Sebagai pengantar untuk memasuki kiat-kiat ini, saya akan kutipkan hasil penelitian para ahli Fisika Kuantum:
Pierre Franckh (Jerman) menyebutkan dalam bukunya “Law of Resonance”:
Melalui gelombang elektrik dan magnet yang dipancarkan oleh hati, keyakinan kita mengalami perubahan timbal-balik dengan dunia nyata.

Penelitian yang dilakukan oleh HearthMath Institute menunjukkan seberapa besar energi yang dipancarkan itu.
• Daya sinar elektrik dari hati (EKG) mencapai hingga 60 kali lebih kuat daripada sinyal elektrik yang dihasilkan oleh otak (EEG)
• Medan magnit dari hati bahkan 5.000 kali lebih kuat daripada yang ditimbulkan oleh otak.

Islam mengajarkan kepada kita kiat-kiat yang ampuh untuk menghilangkan stress, menciptakan suasana baru dalam pikiran dan hati kita. Sehingga kita memiliki energi dan kekuatan yang baru untuk mencapai sukses. Kiat-kiat itu antara lain:

Pertama: Usahakan berada dalam kondisi suci dari hadas.
Kedua: Usahakan dan biasakan bersedekah/berinfak sesuai kemampuan dengan niat yang ikhlas, khususnya saat memberikan.
Ketiga: Lakukan khalwat/’uzlah/meditasi setiap hari setidaknya antara 10 menit hingga satu jam. Tujuannnya merenungi dan mengevaluasi diri. Kiat ini sangat efektif untuk memperkuat energi golombang resonansi kita
Keempat: Lakukan shalat Istighfar. Caranya klik disini
Membaca istighfar sebanyak 71 kali, kemudian akhiri dengan membaca tasbih sembilan kali. Lakukan kiat ini dengan khusuk dan fokus sehingga benar-benar dapat dirasakan gelombang resonansinya.
Kelima: Setelah benar-benar hati kita khusuk dan fokus, maka bacalah salah satu Asmaul Husna sesuai dengan hajat dan kebutuhan kita. Misalnya untuk taubat: Ya Ghaffâr dan Ya Tawwâb. Perlindungan: Ya Jabbâr dan Ya Qahhâr. Untuk ilmu: Ya’Alim ya Khabîr. Untuk Rizki: Ya Fattâh, ya Wahhâb, ya Razzâq, ya Mughnî.
Keenam: Kemudian bacalah doa sesuai dengan hajat Anda. Atau berdoalah dengan bahasa kita sendiri dalam kondisi sujud dan khusuk.

Petunjuk dari Imam Ali bin Abi Thalib (sa)
Untuk menjawab pengaduan orang yang ingin punya keturunan, Imam Ali bin Abi Thalib (sa) menyatakan: “Jika kamu ingin punya keturunan, berwudhu’lah secara sempurna, kemudian lakukan shalat dua rakaat secara baik. Setelah shalat sujudlah sambil membaca Istighfar sebanyak 71 kali, kemudian membaca doa …

Selanjutnya beliau berkata:
“Allah pasti memperkenankan keinginanmu, dan kamu jangan ragu dalam hal ini. Aku menyuruh kamu bersuci karena Allah swt berfirman: “Dia mencintai orang-orang yang bersuci.” (Al-Baqarah: 222); aku perintahkan kamu melakukan shalat, karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika Dia melihatnya dalam keadaan sujud dan ruku’; aku perintahkan kamu beristighfar karena Allah swt berfirman: “Berisighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu..” (Nuh: 10-11); dan Allah swt berfirman kepada Nabi-Nya: “Jika kamu beristighfar untuk mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan mengampuni mereka,” karena itu aku perintahkan kamu melebihi tujuh puluh kali.” (Mafatihul Jinan)




Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:

Wassalam
Syamsuri Rifai

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group


Thursday, October 22, 2009

Munajat Para Pensyukur Nikmat

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillahir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya


اِلهي اَذْهَلَني عَنْ اِقامَةِ شُكْرِكَ تَتابُعُ طَوْلِكَ، وَاَعْجَزَني عَنْ اِحْصاءِ ثَنائِكَ فَيْضُ فَضْلِكَ، وَشَغَلَني عَنْ ذِكْرِ مَحامِدِكَ تَرادُفُ عَوائِدِكَ، وَاَعْياني عَنْ نَشْرِ عَوارِفِكَ تَوالي اَياديكَ
Ilâhî ad-halanî ‘an iqâmati syukrika tatâbu’u thawlika, wa a’jzanî ‘an ihshâi tsanâika faydhu fadhlika, wa syaghalanî ‘an dzikri mahâmidika tarâdufu ‘awâidika, wa a’yânî ‘an nasyri ‘awârifika tawâlî ayâdîka.

Tuhanku
Runtunan karunia-Mu telah melengahkan aku
untuk benar-benar bersyukur pada-Mu
Limpahan anugerah-Mu telah melemahkan aku
untuk menghitung pujian atas-Mu
Iringan ganjaran-Mu telah menyibukkan aku
untuk menyebut kemuliaan-Mu
Rangkaian bantuan-Mu telah melalaikan aku
untuk memperbanyak pujian pada-Mu

وَهذا مَقامُ مَنِ اعْتَرَفَ بِسُبُوغِ النَّعْماءِ وَقابَلَها بِالتَّقْصيرِ، وَشَهِدَ عَلى نَفْسِهِ بِالاِْهْمالِ وَالتَّضْييعِ، وَاَنْتَ الرَّؤوفُ الرَّحيمُ الْبَّرُ الْكَريمُ، الَّذي لا يُخَيِّبُ قاصِديهِ وَلا يَطْرُدُ عَنْ فِنائِهِ امِليهِ
Wa hâdzâ maqâmu mani’tarafa bisbûghin na’mâi wa qâbilihâ bit-taqshîr, wa syahida ‘alâ nafsihi bil-ihmâli wat-tadhfsihi bil-ihmâli wat-tadhyî’, wa Antar raûfur rahîm al-barrul karîm, alladzî lâ yukhayyibu qâshidîhi wa lâ yathrudu ‘an finâihi âmilihi.

Inilah tempat orang yang mengakui limpahan nikmat
tetapi membalasnya tanpa terima kasih
yang menyaksikan kelalaian dan kealpaan dirinya
Padahal Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Mahabaik dan Maha Pemurah
Yang tak kan mengecewakan pencari-Nya
Yang tak kan mengusir dari sisi-Nya pendamba-Nya

بِساحَتِكَ تَحُطُّ رِحالُ الرّاجينَ، وَبِعَرْصَتِكَ تَقِفُ امالُ الْمُسْتَرْفِدينَ، فَلا تُقابِلْ امالَنا بِالتَّخْييبِ وَالاِْياسِ، وَلا تُلْبِسْنا سِرْبالَ الْقُنُوطِ وَالاِْبْلاسِ
Bisâhatka tahuththu rihâlur râjîn, wa bi’arshatika taqifu âmâlul mustarfidîn, falâ tuqâbil âmâlanâ bit-takhyîbi wal-iyâsi, walâ tulbisnâ sirbâlal qunûthi wal-iblâsi.

Di halaman-Mu singgah kafilah pengharap
Di serambi-Mu berhenti dambaan para pencari karunia
Janganlah membalas harapan kami dengan kekecewaan dan kepu¬tusasaan
Janganlah menutup kami dengan jubah keprihatinan dan keraguan

اِلهي تَصاغَرَ عِنْدَ تَعاظُمِ الائِكَ شُكْري وَتَضاءَلَ في جَنْبِ اِكْرامِكَ اِيّايَ ثَنائي وَنَشْري، جَلَّلَتْني نِعَمُكَ مِنْ اَنْوارِ الاْيمانِ حُلَلاً، وَضَرَبَتْ عَلَيَّ لَطائِفُ بِرّكَ مِنَ الْعِزِّ كِلَلاً، وَقَلَّدَتْني مِنَنُكَ قَلائِدَ لا تُحَلُّ، وَطَوَّقَتْني اَطْواقاً لا تُفَلُّ
Ilâhî tashâghara ‘inda ta’âzhumil aika syukrî wa tadhâala fî janbi ikrâmika iyyâya tsânâî wa nasyrî, jallatnî ni’amuka min anwâril îmâni hulalâ, wa dharabat ‘alayya lathâifu birrika minal ‘izzi kilalâ, wa qalladatnî minanuka qalâida lâ tahullu, wa thawwaqatnî athwâqan lâ tufallu.

Ilahi
Besarnya nikmat-Mu mengecilkan rasa syukurku
Memudar, di samping limpahan anugerah-Mu, puji dan san¬jungku
Karunia-Mu yang berupa cahaya iman menutupku dengan pakaian kebesaran
Curahan anugerah-Mu membungkusku dengan busana kemuliaan
Pemberian-Mu merangkaikan padaku kalung yang tak terpecahkan
dan melingkari leherku dengan untaian yang tak teruraikan

فَآلاؤُكَ جَمَّةٌ ضَعُفَ لِساني عَنْ اِحْصائِها، وَنَعْماؤُكَ كَثيرَةٌ قَصُرَ فَهْمي عَنْ اِدْراكِها فَضْلاً عَنِ اسْتِقْصائِها، فَكَيْفَ لي بِتَحْصيلِ الشُّكْرِ وَشُكْري اِيّاكَ يَفْتَقِرُ اِلى شُكْر، فَكُلَّما قُلْتُ لَكَ الْحَمْدُ وَجَبَ لِذلِكَ اَنْ اَقُولَ لَكَ الْحَمْدُ
Fa-alâuka jammatun dha’ufa lisânî ‘an ihshâihâ, wa na’mâuka katsîratn qashura ‘an idrâkihâ fadhlan ‘anistiqshâihâ. Fakayfalî bitahshîlisy syukri wa syukrî iyyâka yaftaqiru ilâ syukrin, fakullamâ qultu lakal hamdu wajaba lidzâlika an aqûla lakal hamdu.

Anugerah-Mu tak terhingga
sehingga kelu lidahku menyebutkannya
Karunia-Mu tak berbilang
sehingga lumpuh akalku memahaminya
apatah lagi menentukan luasnya

Bagaimana mungkin aku berhasil mensyukuri-Mu
karena rasa syukurku pads-Mu memerlukan syukur lagi
Setiap kali aku dapat mengucapkan: Bagi-Mu pujian
saat itu juga aku terdorong mengucapkan: Bagi-Mu pujian

اِلهي فَكَما غَذَّيْتَنا بِلُطْفِكَ وَرَبَّيْتَنا بِصُنْعِكَ فَتَمِّمْ عَلَيْنا سَوابِـغَ النِّعَمِ وَادْفَعْ عَنّا مَكارِهَ النِّقَمِ، وَآتِنا مِنْ حُظُوظِ الدّارَيْنِ اَرْفَعَها وَاَجَلَّها عاجِلاً وَآجِلاً، وَلَكَ الْحَمْدُ عَلى حُسْنِ بَلائِكَ وَسُبُوغِ نَعْمائِكَ حَمْداً يُوافِقُ رِضاكَ، وَيَمتَرِى الْعَظيمَ مِنْ بِرِّكَ وَنَداكَ، يا عَظيمُ يا كَريمُ بِرَحْمَتِكَ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ

Ilâhî fakamâ ghadzdzaytanâ biluthfika wa rabbaytanâ bishun’ika fatammim ‘alaynâ sawâbighan ni’ami, wadfa’ ‘annâ makârihan niqami, wa âtinâ min huzhûzhid dârayni arfa’ahâ ‘âjilan wa âjilan. Lakal hamdu ‘alâ husni balâika wa subûghi na’mâika hamdan yuwâfiqu ridhâka, wa yamtaril ‘azhîma min birrika wa nadâka, yâ ‘azhîmu yâ karîm, birahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Ilahi
Sebagaimana Engkau makmurkan kami dengan karunia-Mu
dan memelihara kami dengan pemberian-Mu
Sempurnakan bagi kami limpahan nikmat-Mu
Tolakkan dari kami kejelekan azab-Mu
Berikan pada kami, di dunia dan akhirat,
yang paling tinggi dan paling mulia lambat atau segera

Bagi-Mu pujian atas keindahan ujian-Mu dan limpahan kenikmatan-Mu
Bagi-Mu pujian yang selaras dengan ridha-Mu
yang sepadan dengan kebesaran kebajikan-Mu
Wahai Yang Maha Agung, Wahai Yang Maha Pemurah Dengan rakhmat-Mu
Ya Arhamar-Rahimin, Wahai Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi

Munajat ini adalah munajat ke 6 dari l5 munajat Imam Ali Zainal Abidin (sa), salah seorang cucu Rasulullah saw. (kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Wednesday, October 21, 2009

Kiat Mencapai sukses dengan client bisnis dan Doanya

Sering terjadi di antara kita keinginan untuk mempengaruhi calon mitra usaha, client bisnis atau orang lain yang kita punya hajat darinya, agar rencana kita berhasil. Bermacam-macam cara dilakukan oleh manusia, ada yang ke dukun, ada yang ke “orang pinter”. Tentu bagi seorang muslim cara ini dilarang.

Sebenarnya mempengaruhi orang lain ada dua macam: ada yang baik dan postif dan ada yang buruk dan negatif. Mempengaruhi orang lain sebenarnya berada dalam dimensi psikologis dan juga kadang-kadang dalam dimensi logis. Kadang-kadang juga kedua-keduanya sejalan, dan ada kalanya keduanya tidak sejalan. Ada yang hanya memfokuskan pada dimensi logis, dan berusaha keras mempengaruhi orang lain dengan cara ini, tapi tidak jarang mereka gagal mencapai tujuannya. Ada juga yang memfokuskan pada dimensi psikologis dan berusaha keras dengan cara ini, tapi juga gagal. Ada juga yang menggabung keduanya dan berusaha keras tapi juga gagal.

Ada juga dengan cara lain, ini umumnya dilakukan muslimin, yaitu dengan doa yang dipahami dengan keyakinan yang setengah hati. Dengan cara ini juga gagal. Lalu apa sebenarnya rahasia sukses dan gagal di balik semua ini?

Pada kesempatan ini saya tidak ingin membahasnya secara detail, insya Allah pada kesempatan yang lain. Kita meyakini bahwa diri kita, potensi di dalam diri kita memiliki kaitan yang erat dengan potensi orang lain, juga dengan potensi dan bermacam unsur yang ada di luar diri kita termasuk juga alam, maka di sini jelas kesuksesan dan kegagalan berkait dengan semua itu, yang pada akhirnya berkait dan berujung pada ilmu dan kehendak Allah swt.

Tentu kita harus meyakini bahwa ilmu dan kehendak Allah swt tidak bersifat memaksa kita harus sukses atau gagal. Lalu dimanakah letak variable utama sukes atau gagal? Untuk mengetahui rahasia ini kita membutuhkan keyakinan yang kuat, dan merasakan langsung kesuksesan atau kegagalan dari apa yang kita inginkan.

Tidak jarang di antara kita yang gagal sebelum melangkah dan melakukan. Dalam dunia motivasi, baik di barat atau di kalangan muslimin, menyatakan bahwa keyakinan menjadi kunci utama dalam kesuksesan.

Contoh: ketika seseorang dihadapkan pada hanya dua pilihan yang beresiko berat, misalnya di depannya ada jurang yang berbahaya dan di belakangnya ada singa yang akan menerkamnya. Lalu dengan keyakinan yang kuat ia melompat jurang itu dan selamat. Inilah yang dalam motivasi disebut kerja “otak kanan”, dan di dalam Islam sebagai pertolongan Allah swt yang istimewa saat manusia berada dalam kondisi yang sangat terdesak dan full keyakinan.

Ala kulli hal, Allah swt telah mengkaruniakan pada manusia potensi untuk menganalisa, dan potensi untuk merasakan. Allah swt telah meletakkan potensi dan bermacam2 unsur di alam ini, semuanya bekerja dan bergerak dengan sistem yang Allah swt buat dan tetapkan. Yang satu dengan yang lain saling berkait, secara fisik dan non-fisik. Dan manusia diberi kemampuan oleh-Nya untuk memilih. Doa adalah salah satu penyebab yang merubah atau menggantikan sebab di dalam sistem alam fisik dan non-fisik, yang dalam akidah dikenal dengan takdir. Misalnya api yang secara hukum alam membakar, doa dapat mendatangkan penyebab lain untuk menggantikan posisi unsur pembakar dengan unsur pendingin seperti kasus Nabi Ibrahim (as); dalam dunia elektronik dengan hasil pikirannya manusia telah mampu merubah penyebab panas dan dingin. Di sinilah letak perbedaan kerja “otak kanan” dan “otak kiri”, atau hati dan pikiran.

Contoh yang lain: Pernah terjadi zaman Rasulullah saw. Matahari hampir terbenam sementara karena lelahnya perjalanan dalam suatu peperangan Rasulullah saw tertidur di pangkuan Imam Ali bin Abi Thalib (sa) dan ia belum shalat Ashar. Beliau tidak mau mengganggu tidur Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw terbangun beliau bertanya: Kamu sudah shalat ashar? Beliau menjawab: Belum. Berkat doa Rasulullah saw, matahari itu kembali ke awal waktu Ashar.

Dua kasus tersebut yakni kasus api di zaman Nabi Ibrahim (as) dan kasus kembalinya matahari dimanakan mukjizat, yang pada hakikatnya adalah doa mereka yang diijabah oleh Allah swt. Jadi, doa yang diijabah dapat merubah sistem alamiah. Lalu apakah bisa hal yang hampir serupa dengan dua kasus tersebut terjadi pada orang2 mukmin? Adakah doa yang diajarkan oleh Islam untuk merubah sikap orang lain agar hajat kita tercapai darinya? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu pembuktian, dan coba praktekkan doa berikut ini dengan tata cara yang telah ditentukan dan full keyakinan:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ اَمَرَهُمْ اَبُوْهُمْ مَاكَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللهِ مِنْ شَيْءٍ اِلاَّ حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوْبَ قَضَاهَا، وَاِنَّهُ لَذُوعِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُوْنَ
Bismillahir Rahmanir Rahim
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad

Wa lammâ dakhalû min haytsu amarahum abûhum mâ kâna yughnî `anhum minallâhi min syay-in illâ hâjatan fî nafsi ya`qûba qadhâhâ, wa innahû ladzû `ilmin limâ `allamnâhu wa lâkinna aktsaran nâsi lâ ya`lamûn.

“Ketika mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tidaklah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya`qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Yusuf: 68).

Caranya: Sebelum Anda memasuki ruangan kantor atau rumah calon client bisnis atau mitra bisnis atau orang yang kita punya hajat darinya, bacalah ayat tersebut sebanyak 14 (empat belas) kali. (Dikutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah).


Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Sunday, October 11, 2009

Keutamaan dan Amalan di Bulan Haji (Dzul Qa`idah)

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan haji, Dzul-Qaidah. Tanggal 01 Dzul-Qaidah1430 H bertepatan dengan 20 Oktober 2009.

Bulan ini sangat istimewa bagi yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Juga yang ingin menghadiahkan amalan ini pada kerabat dan sahabat yang akan berangkat ke tanah suci untuk memenuhi panggilan Ilahi.

Amalan ini tidak hanya dianjurkan bagi yang akan melakukan ibadah haji tahun ini, tetapi juga bagi kita yang tidak melakukan ibadah haji. Khusus bagi yang belum melakukan ibadah haji diharapkan dengan amalan ini Allah swt memberi kemampuan kepadanya untuk ibadah haji di tahun-tahun berikutnya.

Bulan Dzul Qa`idah adalah awal bulan haji yang kemuliaannya disebutkan oleh Allah swt di dalam kitab-Nya yang mulia.

Sayyid Ibnu Thawus meriwayatakan bahwa bulan Dzul Qa`idah adalah bulan diijabahnya doa, khususnya bagi orang yang sedang kesulitan.

Tentang keutamaan bulan Dzul-Qaidah, Rasullullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah di dalamnya, maka taubatnya diterima, dosa-dosanya diampuni, musuh-musuhnya ridha pada hari Kiamat, matinya dalam keadaan beriman, agamanya tidak dicabut darinya, kuburnya diluaskan dan diterangkan, kedua orang tuanya diridhai dan dosa mereka diampuni oleh Allah, rizkinya diluaskan, sakrakatul mautnya dikasihi oleh Malaikat dan ruhnya dicabut dari jasadnya dengan mudah.”

DI ANTARA DOA DI BULAN INI
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Pengampun, ampuni dosa-dosaku dan dosa-dosa kaum mukminin dan mukminat, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Wahai Yang Mengampuni dosa-dosa, ampuni dosaku. Wahai Yang Memperkenankan setiap doa, perkenankan doaku. Wahai Yang Mendengar semua seruan, dengarlah seruanku, kasihanilah daku, dan ampunilah kejelekan-kejelekanku, wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.

Secara detail amalan dan doa-doa di bulan yang mulia ini, silahkan download gratis di:
http://www.tokoku99.com

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info usaha dan Bisnis online di Google AdSense dan lainnya
Tekara Group

Monday, October 5, 2009

Doa untuk Mencapai Hajat

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اِلَهِي كَيْفَ اَدْعُوكَ وَاَنَا اَنَا، وَكَيْفَ اَقْطَعُ رَجَآئِي مِنْكَ وَاَنْتَ اَنْتَ. اِلَهِي اِذَا لَمْ اَسْئَلْكَ فَتُعْطِيْنِي فَمَنْ ذَاالَّذِي اَسْئَلُهُ فَيُعْطِيْنِي؟ اِلَهِي اِذَا لَمْ اَدْعُكَ فَتَسْتَجِيْبُ لِي فَمَنْ ذَا الَّذِي اَدْعُوهُ فَيَسْتَجِيْبُ لِي؟ اِلَهِي اِذَا لَمْ اَتَضَرَّعْ اِلَيْكَ فَتَرْحَمُنِي فَمَنْ ذَاالَّذِي اَتَضَرَّعُ اِلَيْهِ فَيَرْحَمُنِي؟ اِلَهِي فَكَمَا فَلَقْتَ الْبَحْرَ لِمُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَنَجَّيْتَهُ اَسْئَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تُنَجِّيَنِي مِمَّا اَنَا فِيْهِ، وَتُفَرِّجَ عَنِّي فَرَجًا عَاجِلاً غَيْرَ آجِلٍ بِفَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Ilâhî kayfa ad’ûka wa ana ana, wa kayfa aqtha’u rajâî minka wa Anta Anta. Ilâhî idzâ lam as-alka fatu’thînî faman dzal ladzî as-aluhu fatu’thînî? Ilâhî idzâ lam ad’ûka fatastajîbulî faman dzal ladzî ad’ûhu fayastajîbulî? Ilâhî idzâ lam adharra’ ilayka fatarhamunî faman dzal ladzî adharra’u ilayhi fayarhamunî? Ilâhî fakamâ falaqtal bahra li-Mûsâ `alayhis salâm wa najjaytahu as-aluka an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa an tunajjinî mimmâ ana fîhî, wa tufarrija `annî farajan `âjilan ghayra âjilin bifadhlika wa rahmatika yâ Arhamar râhimîn.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya


Ilahi, Bagaimana aku berdoa pada-Mu sementara aku adalah aku, bagaimana aku putus asa dari-Mu sementara Engkau adalah Engkau. Ilahi, jika aku tidak memohon pada-Mu yang kemudian memberiku, kepada siapa lagi aku harus memohon yang kemudian memberiku? Ilahi, jika aku tidak berdoa pada-Mu yang kemudian mengijabah doaku, kepada siapa lagi aku harus berdoa yang kemudian memperkenankan doaku? Ilahi, jika aku tidak merendahkan diri pada-Mu yang kemudian menyayangiku, kepada siapa lagi aku harus merendahkan diri yang kemudian menyayangiku? Ilahi, sebagaimana Engkau telah membelah lautan untuk Nabi Musa (as) dan Kau selamatkan ia, aku memohon pada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, selamatkan aku dari apa yang aku takutkan, dan bahagiakan aku dengan kebahagiaan yang segera dan tidak tertunda-tunda dengan karunia dan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
(Mujarrabat Imamiyah, hlm 114).

Doa ini diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin (sa), salah seorang cucu Rasulullah saw yaitu putera Al-Husein bin Fatimah binti Rasulilllah saw.

Doa ini diriwayatkan oleh Maqatil bin Sulaiman dari Imam Ali Zainal Abidin (sa). Ia mengatakan: Barangsiapa yang membaca doa ini seratus kali dan doanya tidak diijabah, maka laknatlah Maqatil.

Ini menunjukan bahwa Maqatil bin Sulaiman telah membuktikannya, dan saking yakinnya ia berani mengatakan seperti itu.

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan teks bacaan latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Shalat Hajat untuk Memperoleh Kemudahan Rizki

Diriwayatkan dari Imam Zainal Abidin (sa): Pada suatu hari ia menjumpai seseorang sedang duduk di depan pintu orang lain, lalu beliau berkata kepadanya: Mengapa kamu duduk di depan pintu manusia yang hidupnya suka berfoya-foya dan angkuh, celakalah kamu. Lalu beliau berkata: Bangunlah! Akan kuantarkan kamu ke pintu yang lebih baik darinya, kepada Pemelihara Yang Maha Agung. Kemudian Imam Zainal Abidin (sa) memegang tangannya lalu mengantarkannya sampai ke masjid Nabi saw. Lalu beliau berkata kepadanya: Menghadaplah ke kiblat, lalukan shalat dua rakaat, kemudian angkatlah tanganmu kepada Allah ‘Azza wa Jalla, pujilah Allah, bacalah shalawat; kemudian berdoalah dengan akhir surat Al-Hasyr, enam ayat dari awal surat Al-Hadid, dan dua ayat surat Ali-Imran, kemudian mohonlah kepada Allah swt apa yang kamu inginkan. Sungguh tidaklah kamu meminta sesuatu kepada-Nya kecuali Dia akan memberimu.

Cara melakukannya:
• Lakukan shalat dua rakaat dengan niat untuk mencapai hajat. Setiap rakaat setelah membaca Fatihah, membaca salah satu surat Al-Qur’an.
• Setelah salam membaca zikir pujian kepada Allah, dan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya.
• Kemudian berdoa dengan membaca akhir surat Al-Hasyr, enam ayat dari awal Surat Al-Hadid, dan dua ayat Surat Ali-Imran, yaitu:

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْءَانَ عَلى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُّتَصدِّعاً مِّنْ خَشيَةِ اللَّهِ وَ تِلْك الأَمْثَلُ نَضرِبهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ. هُوَ اللَّهُ الَّذِى لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلِمُ الْغَيْبِ وَ الشهَدَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ. هُوَ اللَّهُ الَّذِى لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِك الْقُدُّوس السلاَمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكبرُ سبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشرِكونَ. هُوَ اللَّهُ الْخَلِقُ الْبَارِئُ الْمُصوِّرُ لَهُ الأَسمَاءُ الْحُسنى يُسبِّحُ لَهُ مَا فى السمَاوَتِ وَ الأَرْضِ وَ هُوَ الْعَزِيزُ الحَْكِيمُ
Law anzalnâ hâdzal qur’âna ‘a-lâ jabalin laraytuhû khâsyi’an mutashaddi’an min khasy-yatil-lâh, wa tilkal amtsâlu nadhribuhâ linnâsi la’allahum yatafakka-rûn. Huwallâhul ladzî lâilâha illâ Huwa, ‘آlimul ghaybi wasy syahâdah, Huwar Rahmânur Rahîm. Huwallâhul ladzî lâ ilâha illâ Huwal Malikul Qud-dûsus Salâmul Mu’minul Muhaymin(u), Al-’Azîzul Jabbârul Mutakabbir, Subhânallâhi ‘ammâ yusyrikûn(a). Huwallâhul Khâliqul Bâriul Mushawwiru, lahul asmâul husnâ, yusabbihu lahû mâ fis samâwâti wal ardhi, wa Huwal ‘Azîzul Hakîm.

Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Memberi kesejahteraan, Yang Maha Memberi keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Memiliki semua keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa, Dialah Yang Memiliki nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Al-Hasyr/59: 21-24).

بِسمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ‏
سبَّحَ للَّهِ مَا فى السمَوَتِ وَ الأَرْضِ وَ هُوَ الْعَزِيزُ الحَْكِيمُ‏. لَهُ مُلْك السمَوَتِ وَ الأَرْضِ يحْىِ وَ يُمِيت وَ هُوَ عَلى كلّ‏ِ شىْ‏ءٍ قَدِيرٌ. هُوَ الأَوَّلُ وَ الاَخِرُ وَ الظهِرُ وَ الْبَاطِنُ وَ هُوَ بِكلّ‏ِ شىْ‏ءٍ عَلِيمٌ‏. هُوَ الَّذِى خَلَقَ السمَوَتِ وَ الأَرْض فى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثمَّ استَوَى عَلى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فى الأَرْضِ وَ مَا يخْرُجُ مِنهَا وَ مَا يَنزِلُ مِنَ السمَاءِ وَ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَ هُوَ مَعَكمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ. لَّهُ مُلْك السمَوَتِ وَ الأَرْضِ وَ إِلى اللَّهِ تُرْجَعُ الأُمُورُ. يُولِجُ الَّيْلَ فى النهَارِ وَ يُولِجُ النهَارَ فى الَّيْلِ وَ هُوَ عَلِيمُ بِذَاتِ الصدُورِ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm, sabbaha lillâhi mâ fis samâwâti wal ardh(i), wa Huwal ‘Azîzul Hakîm(u). Lahû mulkus samâ-wâti wal ardh(i), yuhyî wa yumît(u), wa Huwa ‘alâ kulli syay-in qadîr(u). Huwal Awwa-lu wal آkhiru wazh-Zhâhiru wal Bâthin(u), wa Huwa bikulli syay-in ‘alîm(u). Huwal ladzî khalaqas samâwâti wal ardha fî sittati ayyâm(in) tsummastawâ ‘alal ‘arsy(i), ya’lamu mâ yaliju fil ardhi wamâ yakhruju minhâ wamâ yanzilu minas samâi wa mâ ya’ruju fîhâ, wa Huwa ma’akum aynamâ kuntum, wallâhu bimâ ta’malûna bashîr(u). Lahû mulkus samâwâti wal ardh(i), wa ilallâhi turja’ul umûr(u). Yûlijul layla fin nahâri wa yûlijun nahâra fil layl(i), wa Huwa ‘Alîmun bidzâtish shudûr.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semua yang berada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dilalah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. Milik Dialah langit dan bumi, Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Milik Dialah kerajaan langit dan bumi. Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (Al-Hadid/57: 1-6).

قُلِ اللَّهُمَّ مَلِك الْمُلْكِ تُؤْتى الْمُلْك مَن تَشاءُ وَ تَنزِعُ الْمُلْك مِمَّن تَشاءُ وَ تُعِزُّ مَن تَشاءُ وَ تُذِلُّ مَن تَشاءُ بِيَدِك الْخَيرُ إِنَّك عَلى كلّ‏ِ شىْ‏ءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ الَّيْلَ فى النَّهَارِ وَ تُولِجُ النَّهَارَ فى الَّيْلِ وَ تُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ تُخْرِجُ الْمَيِّت مِنَ الْحَىّ‏ِ وَ تَرْزُقُ مَن تَشاءُ بِغَيرِ حِسابٍ‏
Qulillâhumma mâlikal mulki tu’til mulka man tasyâ’ wa tun-zi’ul mulka mimman tasyâ’, wa tu’izzu man tasyâ’ wa tudzillu man tasyâ’ biyadikal khayr(u), innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr (un). Tûlijul layla fin nahâri wa tûlijun nahâra fil layl(i), wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijul mayyita minal hayy(i), wa tarzuqu man tasyâu bighayri hisâb.

Katakanlah: Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab, tanpa perhitungan. (Ali-Imran/3: 26-27).

Catatan: Jika Anda ingin lebih khusuk, maka setelah membaca ayat-ayat Al-Qur’an tersebut sujudlah dan mohonlah kepada Allah Yang Maha Dermawan dengan menggunakan bahasa Anda.

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Followers