Pages

Showing posts with label umroh. Show all posts
Showing posts with label umroh. Show all posts

Monday, August 17, 2015

Adab dan Doa Selama Wuquf di Padang Arafah

Pertama: Membaca doa-doa yang ma’tsur yaitu doa-doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa), antara lain:

اَللَّهُمَّ اِنِّي عَبْدُكَ فَلاَ تَجْعَلْنِي مِنْ اَخْيَبِ وَفْدِكَ، وَارْحَمْ مَسِيْرِي اِلَيْكَ مِنَ الْفَجِّ الْعَمِيْقِ. اَللَّهُمَّ رَبَّ الْمَشَاعِرِ كُلِّهَا فُكَّ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ، وَاَوْسِعْ عَلَيَّ مِنْ رِزْقِكَ الْحَلاَلِ، وَادْرَأْ عَنِّي شَرَّ فَسَقَةِ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ. اَللَّهُمَّ لاَ تَمْكُرْبِي وَلاَتَخْدَعْنِي وَلاَ تَسْتَدْرِجْنِي. اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ بِحَوْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ وَمِنْكَ وَفَضْلِكَ يَا اَسْمَعَ السَّامِعِيْنَ يَا اَبْصَرَ النَّاظِرِيْنَ يَا اَسْرَعَ الْحَاسِبِيْنَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تَرْزُقَنِي خَيْرَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ

Allâhumma inni ‘abduka falâ taj‘alnî min akhyabi wafdika, warham masîrî ilayka minal fajjil ‘amîq. Allâhumma Rabbal masyâ‘iri kullihâ fukka raqabatî minan nari, wa awsi‘ ‘alayya min rizqikalhalâli, wadra’ ‘annî syarra fasaqatil jinni wal insi. Allâhumma lâ tamkurbî walâ takhda‘nî walâ tastadrijnî. Allâhumma innî as-aluka bihawlika wa jûdika wa karamika wa mannika wa fadhlika yâ asma‘as sâmi‘ina yâ absharan nâzhirîna yâ asra‘al hâsibîna yâ arhamar râhimîna, an tushalliya ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa an tarzuqanî khayrad dun-ya wal âkhirah.

Friday, August 14, 2015

Doa di Raudhah, Masjid Nabawi

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ اِنَّ هذِهِ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ جَنَّتِكَ، وَشُعْبَةٌ مِنْ شُعَبِ رَحْمَتِكَ الَّتِيْ ذَكرَهَا رَسُوْلُكَ، وَاَبَانَ عَنْ فَضْلِهَا وَشَرَفِ التَّعَبُّدِ لَكَ فِيْهَا، فَقَدْ بَلَّغْتَنِيْهَا فِي سَلاَمَةِ نَفْسِيْ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Sunday, August 9, 2015

Doa Malam Arafah

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وآل محمد


اَللّهُمَّ يَا شَاهِدَ كُلِّ نَجْوى، وَمَوْضِعَ كُلِّ شَكْوى، وَعالِمَ كُلِّ خَفِيَّة، وَمُنْتَهى كُلِّ حَاجَة، يا مُبْتَدِئًاً بِالنِّعَمِ عَلَى الْعِبادِ، ياكَريمَ الْعَفْوِ، يَا حَسَنَ التَّجاوُزِ، يَا جَوَادُ يَا مَنْ لا يُوَارِي مِنْهُ لَيْلٌ دَاجٍ، وَلاَ بَحْرٌ عَجَّاجٌ، وَلاَ سَمَآءٌ ذَاتُ اَبْرَاجٍ، وَلاَ ظُلَـمٌ ذَاتُ ارْتِتَاجٍ، يَا مَنِ الظُّلْمَةُ عِنْدَهُ ضِيَآءٌ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Tuesday, August 4, 2015

Doa Thawaf Putaran Pertama - Ketujuh

Doa Thawaf Putaran Pertama
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي يُمْشَى بِهِ عَلَى ظُلَلِ الْمَاءِ كَمَا يُمْشَى بِهِ عَلَى جُدَدِ اْلاَرْضِ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي يَهْتَزُّ لَهُ عَرْشُكَ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي تَهْتَزُّ لَهُ أَقْدَامُ مَلاَئِكَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي دَعَاكَ بِهِ مُوْسَى مِنْ جَانِبِ الطُّوْرِ فَاسْـتَجَبْتَ لَهُ وَاَلْقَيْتَ عَلَيْهِ مَحَبَّةً مِنْكَ، وَأَسْأَلُكَ بِاسْمِكَ الَّذِي غَفَرْتَ بِهِ لِمُحَمَّدٍ (ص) مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَأَتْمَمْتَ عَلَيْهِ نِعْمَتَكَ أَنْ تَرْزُقَنِي خَيْرَ الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad

Thursday, July 30, 2015

Adab dan Doa Sebelum Memasuki Masjidil Haram

Pertama: Saat akan memasuki Masjidil Haram, yakni ketika berada dan berdiri di depan pintu Masjidil haram hendaknya membaca doa-doa berikut. Jika kondisinya tidak memungkinkan, maka boleh membaca salah satu dari dua doa berikut:

Doa Pertama

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَمَاشَآءَاللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى أَنْبِيَاءِاللهِ وَرُسُلِهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَلسَّلاَمُ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ خَلِيلِ اللهِ، وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

Assalâmu’alayka ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh. Bismillâhi wa billâhi wa mâsyâallâh. Assalâmu ‘alâ anbiyâillâh wa rusulihi. Assalâmu ‘alâ rasûlillâh. Assalâmu ‘alâ Ibrahîma khalîlillâh. Wal hamdulillâhi Rabbil ‘âlamîn.

Wednesday, July 29, 2015

Doa Memasuki Tanah Suci Mekkah

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ وَقَوْلُكَ اْلحَقُّ وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِاْلحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَـالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَرْجُو اَنْ اَكُوْنَ مِمَّنْ أَجَابَ دَعْوَتَكَ وَقَدْ جِئْتُ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيْدَةٍ وَفَجٍّ عَمِيْقٍ سَامِعًا لِنِدَاِئكَ وَمُسْتَجِيْبًا لَكَ مُطِيْعًا ِلأَمْرِكَ وَكُلُّ ذَالِكَ بِفَضْلِكَ عَلَيَّ وَإِحْسَانِكَ إِلَيَّ فَلَكَ اْلحَمْدُ عَلَى مَاوَفَّقْتَنِي لَهُ أَبْتَغِي بِذَلِكَ الزُّلْفَةَ عِنْدَكَ وَاْلقُرْبَةَ إِلَيْكَ وَاْلمَنْزِلَةَ لَدَيْكَ وَاْلمَغْفِرَةَ لِذُنُوْبِي وَالتَّوْبًةَ عَلَيَّ مِنْهَا بِمَنِّكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَحَرَّمَ بَدَنِي عَلَى النَّارِ وَاَمِنِّي مِنْ عَذَابِكَ وَعِقَابِكَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Monday, July 27, 2015

Doa Saat Memandang Ka’bah

Ketika memandang Ka’bah, pandanglah dengan penuh kekaguman terhadap keagungan Allah, sambil membaca doa:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَظَّمَكِ وَشَرَّفَكِ وَكَرَّمَكِ وَجَعَلَكِ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنَا مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِيْنَ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Thursday, July 23, 2015

Doa Haji dan Umroh

Bagi yang akan menunaikan ibadah haji dan umroh, sebaiknya memperkaya doa-doa dan amalan sebagai bekal nanti setelah berada di tanah suci. Doa-doa ini akan diposting secara periodik. Doa yang telah diposting:

Wednesday, July 22, 2015

Kisah Munajat Para Pengharap Haji

Munajat ini sangatlah bagus dibaca oleh orang-orang yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini; semoga dengan munajat ini mereka dihindarkan dari segala hambatan dan rintangan yang tidak diinginkan. Juga bagi yang belum menunaikannya, semoga dengannya dimudahkan rizkinya dan diluaskan pintu-pintu rizkinya sebagaimana yang terdapat dalam kisah ini.

Munajat Para Pengharap Haji


بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الْحَجَّ الَّذِي افْتَرَضْتَ عَلَى مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً. وَاجْعَلْ لِي فِيْهِ هَادِيًا وَاِلَيْهِ دَلِيْلاً.
وَقَرِّبْ لِي بُعْدَ الْمَسَالِكِ. وَاَعِنِّي عَلَى تَأْدِيَةِ الْمَنَاسِكِ. وَحَرِّمْ بِإِحْرَامِي عَلَى النَّارِ جَسَدِي. وَزِدْ لِلسَّفَرِ قُوَّتِي وَجِلْدِي.
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad

Allâhummarzuqnil hajja alladziftadhta `alâ manistathâ`a ilayhi sabîlâ. Waj’allî fîhi hâdiyan wa ilayhi dalîlan. Wa qarriblî bu’dul masâliki. Wa  a’innî ‘alâ ta’diyatil manâsiki. Wa harrim bi-ihrâmî ‘alan nâri jasadî. Wa zid lissafari quwwatî wa jildî.

Tuesday, July 14, 2015

Doa | Amalan Haji dan Umroh

KUMPULAN DOA DAN AMALAN PRAKTIS HAJI DAN UMROH
Bagi calon jemaah haji dan umroh yang belum memiliki doa-doa dan amalan praktis untuk ibadah haji dan umroh, silahkan akses dan copy dari :

Doa dan Amalan yang telah diposting :

Wednesday, October 28, 2009

Kiat-Kiat memaknai Haji ke dalam Kehidupan

Semua ibadah di dalam Islam memiliki tujuan untuk menciptakan perubahan yang positif dalam kehidupanan manusia. Misalnya shalat memiliki tujuan sebagaimana yang dikumandangkan di TVRI setiap bakdah adzan Maghrib, yaitu Aqimish shalâta, innash shalâta tanhâ ‘anil fakhsyâi wal-munkar: “Dirikan shalat sesungguhnya shalat itu dapat mencegah yang yang keji dan yang mungkar.” (Al-Ankabut: 45).

Tentu timbul pertanyaan: Mengapa shalat tidak merubah kehidupan sebagian kita?
Jawabannya: Karena kita tidak khusuk, tidak melakukan adab-adabnya, dan tidak memahami rahasia-rahasia shalat. Sehingga shalat kita jadikan sebagai ibadah wajib rutinitas, yang tidak memiliki makna dalam kehidupan kita.

Puasa memiliki tujuan agar orang-orang yang beriman menjadi orang-orang yang takwa.
Takwa berasal dari kata “Wiqayah” yang artinya menjaga. Jadi, takwa adalah menjaga dan mengaktualisasikan serta menciptakan keseimbangan potensi diri: potensi pikir, potensi syahwat, dan potensi marah. Dengan puasa dimaksudkan agar kita dapat merasakan penderitaan dan kesengsaraan orang lain.

Tidaklah dapat dipungkiri bahwa suasana puasa di bulan cukup memberi perubahan kehidupan ruhani kita. Ramadhan dapat mengalirkan suasana dan nuansa baru dalam kehidupan kita dan itu bisa kita rasakan di bulan Ramadhan. Menjelang Idul Fitri, suasana itu semakin meningkat persiapan2 ruhaniah. Yang mampu membantu yang lemah, yang kaya mengeluarkan zakat dan sedekah untuk yang fakir dan miskin. Selain itu, terjadi peningkatan yang segnifikan keinginan untuk bersilaturrahmi. Dan keinginan ini diwujudkan di malam dan hari Idul Fitri. Tapi sayang, suasana ini hilang bersama berlalunya bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Zakat memiliki tujuan yang fitri dan manusiawi, mensucikan diri dan harta. Dengan kesucian diri dan harta, manusia dapat menjadi orang yang dermawan, membantu yang membutuhkan dan meringankan penderitaan saudaranya.

Mengapa tujuan-tujuan ibadah belum terwujud dalam kehidupan sebagian kita? Mungkin di antara penyebab-penyebabnya kita belum memaknai tujuan ibadah. Mengapa demikian? Semua ini dikarena methode penyampaian materi dengan sistem pengajaran, bukan dengan methode pendidikan dan motivasi.

Sekiranya pengenalan itu disampaikan dengan methode pendidikan, dan methode training motivasi, saya yakin methode ini akan berpengaruh lebih segnifikan ke dalam kehidupan kita. Sebagaimana materi2 training motivasi yang banyak dilakukan oleh lembaga2 motivasi, yang telah berhasil merubah mental para pesertanya.

Dan ini tak kalah pentingnya dalam hal memaknai ibadah haji. Mengapa ibadah haji tidak merubah mental sebagian kita? Mungkin jawabannya karena kebanyakan kita masih memfokuskan pada pelatihan manasik haji dengan methode pengajaran. Tidak menggunakan methode pendidikan dan motivasi.

Sekiranya materi haji, adab-adabnya dan rahasianya disampaikan dengan methode pendidikan dan training motivasi, kemudian materi2 tertentu dilakukan pada even2 penting dalam ibadah haji misalnya di Madinah, Arafah, Mina, dan lainnya, saya yakin ibadah haji itu akan berpengaruh secara segnifikan pada jema’ah haji. Dan insya Allah pengaruh haji itu tidak hanya dirasakan oleh jema’ah, tetapi juga oleh kita bahkan bangsa dan negara. Karena tujuan haji lebih luas dan mencakup tujuan shalat, puasa dan zakat.
Kapankah kita akan memulai methode ini, methode training motivasi? Yakni, menjadikan materi-materi ibadah haji ke dalam materi training motovasi. Dalam methode ini tidak membedakan antara mereka yang cerdas IQnya dan yang tidak cerdas. Karena methode ini tidak melatih pikiran, tetapi melatih dan membimbing ruhani, yang sekarang dikenal dengan melatih “otak kanan”. Mengapa methode ini tidak segera dimulai? Pahahal methode ini telah terbukti keunggulan dan kesuksesannya.

Bukankah belakangan ini kita saksikan banyak lembaga kemersial dan perusahan membuktikan methode ini, untuk merubah mental para karyawannya, yang akhirnya juga menguntungkan secara materi. Methode ini telah diakui keunggulannya di dunia Islam dan dunia barat.

Haji memiliki tujuan yang jauh lebih utama dari tujuan lembaga2 komersial. Jika lembaga-lembaga komerrsial, ukuran kesuksesaannya merubah mental para karyawannya selain keuntungan material, tentu haji memiliki tujuan yang jauh lebih mulia dari semua ini. Jika lembaga-lembaga komersial bisa mencapai tujuannya, mengapa lembaga2 haji belum mencapai tujuan utama haji? Mari kita diskusikan, kita sharing ilmu dan informasi untuk tujuan yang utama dan mulia ini.

Di antara rahasia-rahasia haji adalah:
Pertama: Ka’bah sebagai power energi Kesucian
Kedua: Ka’bah pusat energi Kemerdekaan
Ketiga: Ka’bah Pusat energi Kebangkitan Manusia
Keempat: Ka’bah dan Perlindungan
Perlu kita ketahui bahwa rahasia haji ini termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadis.

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com




Spiritual Haji: Dalam dialog seorang ulama Ahli hadis dengan Keluarga Nabi saw.

Mengapa ibadah haji tidak bermakna dalam kehidupan pribadi, sosial dan kemasyarakatan, bahkan dalam kenegaraan dan kebangsaan? Mari kita simak dan mengambil pelajaran dari dialog dua tokoh besar. Dialog yang terjadi antara Imam Ali Zainal Abidin (sa) dengan Az-Zuhri di Padang Arafah. Az-Zuhri adalah seorang ulama terkemuka dalam ilmu hadis. Imam Ali Zainal Abidin adalah keluarga Nabi saw yaitu putera Al-Husein cucu Rasulullah saw. Dialog ini saya terjemahkan dari kitab Bihârul Anwar dan kitab Al-Mustadrak. Berikut ini dialognya:

Ali Zainal Abidin (sa) bertanya: Wahai Az-Zuhri, dapatkah kamu menghitung manusia yang ada di sini?
Az-Zuhri menjawab: Aku dapat memperkirakan satu setengah juta, mereka semuanya adalah jema'ah haji, mereka datang kepada Allah dengan harta mereka, mereka berdoa dengan suara yang gemuruh.
Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Zuhri, suara gemuruh siapakah yang paling banyak itu dan suara siapa yang paling sedikit?
Az-Zuhri: Semua itu suara gumuruh jema'ah haji.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah kamu mendengar gemuruh suara yang paling sedikit? Wahai Zuhri, dekatkan wajahmu padaku.
Az-Zuhri: Aku dekatkan wajahku kepadanya. Lalu ia mengusapkan tangannya pada wajahku.
Ali Zainal Abidin (sa): Sekarang lihatlah mereka.
Az-Zuhri: Aku memandangi semua manusia, dan aku melihat mereka semuanya adalah kera, aku tidak melihat mereka itu manusia kecuali satu dari setiap sepuluh ribu manusia.
Ali Zainal Abidin (sa): wahai Zuhri, mendekatlah padaku.
Az-Zuhri: Aku mendekat lagi kepadanya. Ia mengusapkan tangannya pada wajahku.
Ali Zainal Abidin (sa): Lihatlah mereka.
Az-Zuhri: Aku memandangi mereka lagi, dan kulihat mereka semuannya babi.
Ali Zainal Abidin (sa): mendekatlah kepadaku.
Az-Zuhri: Aku mendekat lagi kepadanya. Kemudian ia mengusapkan lagi tangannya pada wajahku.
Az-Zuhri: Saat itulah, kulihat mereka semuanya binatang buas, hanya sedikit yang berwujud manusia.
Az-Zuhri: Demi ibuku dan ayahku wahai putera Rasulillah, aku telah dibingungkan oleh tanda-tanda kemuliaanmu dan taajjub dengan keajaibanmu.
Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Zuhri, telah kamu saksikan gumuruh dari sekian banyak makhluk itu sedikit yang dari golongan manusia.
Ali Zainal Abidin (sa): Sekarang usapkan tanganmu pada wajahmu.
Az-Zuhri: setelah kuusapkan tanganku pada wajahku, pandangan mataku kembali seperti semula, dan kulihat mereka semuanya manusia.

Ali Zainal Abidin (sa) berkata: "Barangsiapa yang melakukan haji dan mencintai kami Ahlul bait Nabi saw, merubah permusuhannya pada kami, merubah pembinasaan pada dirinya dengan ketaatan kepada kami, kemudian ia hadir ke tempat wuquf ini dengan pasrah pada amanat dan perjanjian kami yang Allah abadikan di Hajar Aswad, maka itulah bagian yang terkecil dari jema'ah haji yang telah kamu lihat. Wahai Zuhri, telah bercerita kepadaku ayahku dari kakekku Rasulullah saw, beliau bersabda: "Tidak akan bermakna haji orang-orang munafik, dan haji orang-orang yang memusuhi Muhammad dan keluarga Muhammad."
(Al-Bihar jld 96, bab 47, hlm 257; Al-Mustadrak 10: 39)

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com

Spiritual dan Rahasia Haji: Dalam dialog seorang sufi besar dengan Keluarga Nabi saw.

Dialog ini terjadi antara Imam Ali Zainal Abidin (sa) dengan Asy-Syibli. Asy-Syibli adalah seorang ulama sufi besar dan terkenal hingga sekarang, khususnya di kalangan para sufi. Imam Ali Zainal Abidin (sa) adalah putera Al-Husein cucu Rasulullah saw. Dialog ini saya terjemahkan dari kitab Al-Mustadrak. Berikut ini dialognya:

Saat pulang ke Madinah usai menunaikan ibadah haji, Asy-Syibli datang kepada gurunya Ali Zainal Abidin (ra) untuk menyampaikan pengalamannya selama menunaikan ibadah haji. Dalam pertemuan itu terjadilah dialog antara seorang guru dengan muridnya.

Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Syibli, Anda sudah menunaikan ibadah haji?
Asy-Syibli: Ya, sudah yabna Rasulillah (wahai putra Rasulillah)
Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah berhenti miqat, kemudian menanggalkan semua pakaian terjahit yang dilarang bagi orang yang menunaikan ibadah haji, kemudian Anda mandi sunnah untuk memakai baju ihram?
Asy-Syibli: Ya, semua sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah ketika berhenti di miqat Anda menguatkan niat, dan menanggalkan semua pakaian maksiat kemudian menggantinya dengan pakaian ketaatan?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat Anda menanggalkan pakaian yang terlarang itu apakah Anda sudah menghilangkan perasaan riya', munafik, dan semua subhat (yang diragukan hukumnya).
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mandi sunnah dan membersihkan diri sebelum memakai pakaian ihram, apakah Anda juga berniat membersihkan diri dari segala macam noda-noda dosa?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum berhenti miqat, belum menanggalkan pakaian yang yang terjahit, dan belum mandi membersihkan diri.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mandi, berihram dan mengucapkan niat untuk memasuki ibadah haji, apakah Anda sudah menguatkan niat dan tekad hendak membersihkan diri dan mensusikannya dengan pancaran cahaya taubat dengan niat yang tulus karena Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah pada saat memakai baju ihram Anda berniat untuk menjauhkan diri dari segala yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (ra): Apakah ketika berada dalam ibadah haji yang terikat dengan ketentuan-ketentuan haji, Anda telah melepaskan diri dari segala ikatan duniawi dan hanya mengikatkan diri dengan Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum membersihkan diri, belum berihram, dan belum mengikat diri Anda dalam menunaikan ibadah haji.
Ali Zainal Abidin (sa): Bukankah Anda telah memasuki miqat, shalat ihram dua rakaat, kemudian mengucapkan talbiyah?
Asy-Syibli: Ya, semua itu sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika memasuki miqat apakah Anda berniat akan melakukan ziarah untuk mencari ridha Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat melaksanakan shalat ihram dua rakaat, apakah Anda berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan tekad akan memperbanyak shalat sunnah yang sangat tinggi nilainya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memasuki miqat, belum mengucapkan talbiyah, dan belum menunaikan shalat ihram dua rakaat.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda telah memasuki Masjidil Haram, memandang Ka'bah dan melakukan shalat disana?
Asy-Syibli: Ya, semua sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat memasuki Masjidil Haram, apakah Anda bertekad untuk mengharamkan diri Anda dari mengunjing orang-orang islam?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika sampai di kota Mekkah, apakah Anda menguatkan keyakinan bahwa hanya Allah-lah tujuan hidup?
Asy-Syibli: Tidak

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memasuki Masjidil Haram, belum memandang Ka'bah, dan belum melakukan shalat di dekat Ka'bah.
Asy-Syibli:

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah melakukan thawaf, dan sudah menyentuh sudut-sudut Ka'bah?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukan thawaf.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika thawaf, apakah Anda berniat untuk lari menuju ridha Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum melakukan thawaf, dan belum menyentuh sudut-sudut Ka'bah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah berjabatan tangan dengan hajar Aswad, dan melakukan shalat sunnah di dekat Maqam Ibrahim?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Mendengar jawaban Asy-Syibli, Ali Zainal Abidin (ra) menangis dan memandangnya seraya berkata:
"Ya sungguh benar, barangsiapa yang berjabatan tangan dengan Hajar Aswad, ia telah berjabatan tangan dengan Allah. Karena itu, ingatlah baik-baik wahai manusia, janganlah sekali-kali kalian berbuat sesuatu yang menghinakan martabatmu, jangan menjatuhkan kehormatanmu dengan perbuatan durhaka dan maksiat kepada Allah Azza wa Jalla, jangan melakukan apa saja yang diharamkan oleh Allah swt sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang bergelimang dosa.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berdiri di Maqam Ibrahim, apakah Anda menguatkan tekad untuk berdiri di jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah swt, dan bertekad untuk meninggalkan semua maksiat?
Asy-Syibli: Tidak, saat itu tekad tersebut belum kusebutkan dalam niatku.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melakukan shalat dua rakaat di dekat Maqam Ibrahim, apakah Anda berniat untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim (sa), dalam shalat ibadahnya, dan kegigihannya dalam menentang bisikansetan.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum berjabatan tangan dengan Hajar Aswad, belum berdiri di Maqam Ibrahim, dan belum melakukan shalat di dekat Maqam Ibrahim.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah memperhatikan sumur air Zamzam dan minum airnya?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika memperhatikan sumur itu, apakah Anda mencurahkan semua perhatian untuk mematuhi semua perintah Allah. Dan apakah saat itu Anda berniat untuk memejamkan mata dari segala kemaksiatan.
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum memperhatikan sumur air Zamzam dan belum minum air Zamzam.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah saat itu Anda mencurahkan semua harapan untuk memperoleh rahmat Allah, dan bergetar tubuhmu karena takut akan siksaan-Nya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum melakukan sa'i antara Shafa dan Marwa.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah pergi ke Mina?
Asy-Syibli: Ya, tentu sudah.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah saat itu Anda telah sunggu-sungguh bertekad agar semua manusia aman dari gangguan lidah, hati dan tangan Anda sendiri?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum pergi ke Mina.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda sudah wuquf di padang Arafah? Sudahkah Anda mendaki Jabal Rahmah? Apakah Anda sudah mengunjungi lembah Namirah dan berdoa di di bukit-bukit Shakharat?
Asy-Syibli: Ya, semuanya sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di Padang Arafah, apakah Anda benar-benar menghayati makrifat akan keagungan Allah? Dan apakah Anda menyadari hakekat ilmu yang dapat mengantarkan diri Anda kepada-Nya? Apakah saat itu Anda menyadari dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha Mengetahui segala perbuatan, perasaan dan suara nurani?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika mendaki Jabal Rahmah, apakah Anda tulus ikhlas mengharapkan rahmat Allah untuk setiap mukmin, dan mengharapkan bimbingan untuk setiap muslim?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di lembah Namirah apakah Anda punya tekad untuk tidak menyuruh orang lain berbuat baik sebelum terlebih dahulu Anda menyuruh diri Anda berbuat baik? Apakah Anda bertekad tidak melarang orang lain berbuat maksiat sebelum Anda mencegah diri Anda dari perbuatan tersebut?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda berada di bukit-bukit itu, apakah Anda benar-benar menyadari bahwa tempat itu merupakan saksi atas segala kepatuhan kepada Allah swt. Dan Tahukah Anda bahwa bukit-bukit itu bersama para malaikat mencatatnya atas perintah Allah Penguasa tujuh langit dan bumi?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu Anda belum berwuquf di Arafah, belum mendaki Jabal Rahmah, belum mengunjungi lembah Namirah dan belum berdoa di tempat-tempat itu.

Ali Zainal Abidin (sa): Apakah Anda melewati dua bukit Al-Alamain dan menunaikan shalat dua rakaat sebelumnya? Apakah setelah itu Anda melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah, mengambil batu di sana, kemudian berjalan melewati Masy'aril Haram?
Asy-Syibli: Ya, semuanya sudah saya lakukan.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda melakukan shalat dua rakaat, apakah Anda meniatkan shalat itu sebagai shalat Syukur, shalat untuk menyampaikan rasa terima kasih pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, dengan harapan agar tersingkir dari semua kesulitan dan mendapat kemudahan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melewati dua bukit itu dengan meluruskan pandangan, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, apakah Anda benar-benar bertekad tidak akan berpaling pada agama lain, tetap teguh dalam agama Islam, agama yang hak yang diridhai oleh Allah swt? Benarkah Anda memperkuat tekad untuk tidak bergeser sedikitpun, baik dalam hati, ucapan, gerakan maupun perbuatan?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika berada di Muzdalifah dan mengambil batu di sana, apakah Anda benar-benar bertekah untuk melempar jauh-jauh segala perbuatan maksiat dari diri Anda, dan berniat untuk mengejar ilmu dan amal yang diridhai oleh Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat Anda melewati Masy'aril Haram, apakah Anda bertekad untuk menjadikan diri Anda sebagai keteladan kesucian agama Islam seperti orang-orang yang bertakwa kepada Allah swt?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Kalau begitu, Anda belum melewati Al-Alamain, belum melakukan shalat dua rakaat, belum berjalan menuju Muzdalifah, belum mengambil batu di tempat itu, dan belum melewati Masy'aril Haram.

Ali Zainal Abidin (sa): Wahai Syibli, apakah Anda telah sampai di Mina, telah melempar Jumrah, telah mencukur rambut, telah menyembelih binatang kurban, telah menunaikan shalat di masjid Khaif; kemudian kembali ke Mekkah dan melakukan thawaf ifadhah?
Asy-Syibli: Ya, saya sudah melakukannya.

Ali Zainal Abidin (ra): Setelah tiba di Mina, apakah Anda menyadari bahwa Anda telah sampai pada tujuan, dan bahwa Allah telah memenuhi semua hajat Anda?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Pada saat melempar Jumrah, apakah Anda bertekad untuk melempar musuh Anda yang sebenarnya yaitu iblis dan memeranginya dengan cara menyempurnakan ibadah haji yang mulia itu?
Asy-Syibli: Tidak

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda mencukur rambut, apakah Anda bertekad untuk mencukur semua kehinaan diri Anda sehingga diri Anda menjadi suci seperti baru lahir perut ibu Anda?
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika melakukan shalat di masjid Khaif, apakah Anda benar-benar bertekad untuk tidak merasa takut kepada siapaun kecuali kepada Allah swt dan dosa-dosa yang telah Anda lakukan.
Asy-Syibli: Tidak.
Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda menyembelih binatang kurban, apakah Anda bertekad untuk memotong belenggu kerakusan diri Anda dan menghayati kehidupan yang suci dari segala noda dan dosa? Dan apakah Anda juga bertekad untuk mengikuti jejak nabi Ibrahim (sa) yang rela melaksanakan perintah Allah sekalipun harus memotong leher puteranya yang dicintai?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Ketika Anda kembali ke Mekkah untuk melakukan thawaf ifadhah, apakah Anda berniat untuk tidak mengharapkan pemberian dari siapapun kecuali dari karunia Allah, tetap patuh kepada-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya?
Asy-Syibli: Tidak.

Ali Zainal Abidin (sa): Jika demikian, Anda belum mencapai Mina, belum melempar Jumrah, belum mencukur rambut, belum menyembelih kurban, belum melaksanakan manasik, belum melaksanakan shalat di masjid Khaif, belum melakukan thawaf ifadhah, dan belum mendekatkan diri kepada Allah swt. Karena itu, kembalilah ke Mekkah, sebab Anda sesungguhnya belum menunaikan ibadah haji.

Mendengar penjelasan Ali Zainal Abidin (sa), Asy-Syibli menangis dan menyesali kekurangannya yang telah dilakukan dalam ibadah haji. Sejak itu ia berusaha keras memperdalam ilmu Islam agar pada tahun berikutnya ia dapat menunaikan ibadah haji secara sempurna. (Al-Mustadrak 10: 166)

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com/product-islami/e-book.html

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info Usaha dan Bisnis Teskara Group
http://infor-indo.blogspot.com




Sunday, October 11, 2009

Keutamaan dan Amalan di Bulan Haji (Dzul Qa`idah)

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan haji, Dzul-Qaidah. Tanggal 01 Dzul-Qaidah1430 H bertepatan dengan 20 Oktober 2009.

Bulan ini sangat istimewa bagi yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Juga yang ingin menghadiahkan amalan ini pada kerabat dan sahabat yang akan berangkat ke tanah suci untuk memenuhi panggilan Ilahi.

Amalan ini tidak hanya dianjurkan bagi yang akan melakukan ibadah haji tahun ini, tetapi juga bagi kita yang tidak melakukan ibadah haji. Khusus bagi yang belum melakukan ibadah haji diharapkan dengan amalan ini Allah swt memberi kemampuan kepadanya untuk ibadah haji di tahun-tahun berikutnya.

Bulan Dzul Qa`idah adalah awal bulan haji yang kemuliaannya disebutkan oleh Allah swt di dalam kitab-Nya yang mulia.

Sayyid Ibnu Thawus meriwayatakan bahwa bulan Dzul Qa`idah adalah bulan diijabahnya doa, khususnya bagi orang yang sedang kesulitan.

Tentang keutamaan bulan Dzul-Qaidah, Rasullullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan shalat sunnah di dalamnya, maka taubatnya diterima, dosa-dosanya diampuni, musuh-musuhnya ridha pada hari Kiamat, matinya dalam keadaan beriman, agamanya tidak dicabut darinya, kuburnya diluaskan dan diterangkan, kedua orang tuanya diridhai dan dosa mereka diampuni oleh Allah, rizkinya diluaskan, sakrakatul mautnya dikasihi oleh Malaikat dan ruhnya dicabut dari jasadnya dengan mudah.”

DI ANTARA DOA DI BULAN INI
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Pengampun, ampuni dosa-dosaku dan dosa-dosa kaum mukminin dan mukminat, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya

Wahai Yang Mengampuni dosa-dosa, ampuni dosaku. Wahai Yang Memperkenankan setiap doa, perkenankan doaku. Wahai Yang Mendengar semua seruan, dengarlah seruanku, kasihanilah daku, dan ampunilah kejelekan-kejelekanku, wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.

Secara detail amalan dan doa-doa di bulan yang mulia ini, silahkan download gratis di:
http://www.tokoku99.com

Doa2 haji dan Umroh dilengkapi bacaan bacaan teks latin dan terjemahan:
http://almushthafa.blogspot.com

Amalan praktis dan doa-doa pilihan, download di:
http://www.tokoku99.com
http://id.alfusalam.web.id

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Info usaha dan Bisnis online di Google AdSense dan lainnya
Tekara Group

Sunday, October 12, 2008

Kisah Munajat Para Pengharap Haji

Munajat ini sangatlah bagus dibaca oleh orang-orang yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini; semoga dengan munajat ini mereka dihindarkan dari segala hambatan dan rintangan yang tidak diinginkan. Juga bagi yang belum menunaikannya, semoga dengannya dimudahkan rizkinya dan diluaskan pintu-pintu rizkinya sebagaimana yang terdapat dalam kisah ini.

Followers